Showing posts with label movies. Show all posts
Showing posts with label movies. Show all posts

Friday, April 8, 2011

have I told you lately that I love you?

January 9th, 2011


Siang ini, aku men-skip kegiatan favoritku di hari Minggu = bobo siang, karena aku lagi asik terusin Grey’s Anatomy yg sudah lama tertunda.. aku baru sempet ngejar ntn 4 episode terakhir season 6. (skrg udah masuk season 7).

Buat yg ga ikutin kisah dr. Grey and friends..hmm..settingnya itu adalah di Seattle Grace Hospital, ceritanya hampir di setiap episode adalah para surgeons berjuang dan saling berkompetisi ‘tuk dapat kasus surgery yg menantang (kalo tuk para surgeon menantang, bagi pasien adalah “udah mau mati"). Dan juga bukan namanya tv series kalo ga ada kisah cinta yg tidak patut dicontoh (u know, this episode A and B're together, the next episode, A and B broke up, B and C're together… dan seterusnya)


Selama 6 seasons, aku selalu tegang nontonnya, karena aku lemes liat darah – tulang yg patah – ataupun dada yg dibelah dan segala organ tubuh dipegang2. Walau tegang, I always love them! Karena (entah ada apa ga di reality), bener2 aku melihat dokter berjuang sampai batas akhir, melakukan research dan segala upaya mereka to menyelamatkan pasien yg sekarat tuk mengabarkan kabar baik bagi keluarga yg menanti di luar ruang operasi. Dan semakin menonton, semakin jelas “I definitely can’t be a doctor!!!” adalah mustahil bagiku ‘tuk just to touch patients.. ; it needs a lot of courage to say to patients that they are gonna be ok, padahal they’re not! Aah!


Setegang2nya nonton, ga pernah ada yg namanya aku menangis parah, bukan hanya menitikkan air mata, tetapi menangis terisak2 .. (sampe2 dedeku yg nemenin ntn bilang “ah ci harusnya minggu tuk hepi2, bukannya tuk stress gini"), kalo dedeku stress malah ga ntn dan asik bbm-an, aku tetep konsen nonton, sambil nangis makin parah.


2 episode terakhir season 6 bercerita ttg seorang suami yg balas dendam (so, istrinya was a patient, divonis brain dead, jadi dokter disana decided to unplug the machine yg “memberi nyawa boong” pada istrinya). What he did, adalah dia datang ke hospital dgn pistol dan menembaki beberapa surgeons and nurses too. Some langsung meninggal di tempat, some were dying – nah berhubung itu adalah pusat para surgeons – para korban yg dying itu lgs ditolong dgn peralatan yg terbatas (krn tempat terisolasi tuk menangkap penembak itu, jadi mereka ga bebas berkeliaran di rumah sakit to get into the OR). Awal2 I thought "beeeh, napa jadi film action ini?".... tapi lama2 aku ga tahan, I started to cry. Padahal aku jelas2 tau..jagoan2ku di film itu (yg ganteng2 maksudnya) selamat, dan pasti ada di season 7. Yg membuatku nangis bukan karena siapa ada di season 7 dan siapa yg tidak. Tapi bagaimana they did their best to save their friends’ lives dan juga what those dying people said..


One surgeon memberi pesan terakir to his colleague, tuk sampein kepada 1 orang betapa selama ini he loved her, and never had the chance to say it. (maybe he did have a chance, he just never said it)

The other (yg baru aja agreed to sign divorce paper sent by his wife) begged his wife not to leave him! * in reality, dia terlalu gengsi to admit kalo he’s still in love with her, and he didn’t want a divorce *

One surgeon yg sedang di ujung tanduk (lagi ditodong pistol) could say "this is the woman I love!" *padahal sebelumnya, he doubted his own feeling for her*


Oke, mgkn buat kalian yg dah ntn episode ini, atopun baca cerita lousy di atas berpikir ..”duh, ni erlyn napa gini aja nangis?” to be honest with you, aku juga ga ngerti napa aku sampe sedih begitu, namun episode ini begitu membekas dalam pikiran dan hatiku .. dan aku jadi sadar betapa life is short (bbrp survival also said that many times.. "how short our lives are") dan betapa what really matters in our lives itu adalah people in it whom we love and love us. Pada saat kita di ujung2 akir hidup kita (I never experienced it…) but what I could think of (at least karena ntn film ini) adalah it’s not “oooh, I own this car!” “I own this house!” “I achieved this and that!” “I’ve been here and there!” NOPE! Yg really matters hanya PEOPLE!!!


Setelah nonton ini, satu hal yg terus terpikir dalam benakku adalah aku sangat bersyukur kalo I have chances to truly love someone and to be loved too. And of course to actually say it to them, and (i try my best) to practice the love.

I thank God for my life, and to fill it with perfect love <3


"Have I told you lately that I love you?"


Wednesday, October 13, 2010

be back and get real!

Inception
Film yg gak mgkn aku nonton kalo aku sendirian. *bukan karena horror*

Dulu2, aku itu tipe orang yg agak2 berbicara *bertanya* kalo lagi nonton. Walau aku tahu, yg nonton barengku juga belum nonton, but I “feel secure” kalo aku bisa actually talk about the movie during the movie. Yang paling setia adalah koko dan satu uncle’ku. Yes, aku emang annoying, tapi mereka selalu ladenin. Namun lama-lama, semakin gede, yah lebih tau diri lah, dan udah lama banget gak nonton ama mereka, jadi bener-bener “berpikir” sendirian.

Inception
Sudah direncanakan aku bakal nanya sepanjang nonton, karena “warning” dari yang dah pernah nonton. Tapi kenyataannya, hanya beberapa patah kata saja yang keluar, I even didn’t blink my eyes *lebay*.

Inception
Bicara tentang mimpi sampai bertingkat-tingkat, dan mempengaruhi pikiran dengan memasukkan ide ke alam bawah sadar orang lain.

Sebagai tukang mimpi sejati, *bahkan tidur siang yang hanya 15 menit pun aku pasti mimpi*, aku cuma pernah mengalami mimpi 2 tingkat, jadi saat aku bangun, ternyata aku masi bermimpi. Awal-awal mengalami mimpi gitu, cukup frustasi, “saya mau bangun!!!!!!!” tapi setelah beberapa kali, jadi actually bisa enjoy dan geli sendiri.

Selesai nonton kemarin, aku gak sabar pengen tidur tuk lihat aku mimpi apa yah, dan jadi mikir, sebenernya apa sih yang mempengaruhi mimpi itu.
Kalo di inception kan, kita bisa merancang mimpi kita sendiri. Seru makanya itu, creating our own world.

Berdasarkan pengalamanku selama ini, tidak selamanya mimpiku terdeteksi penyebabnya. Walaupun kadang-kadang banyak mimpi yang terjadi karena aku memikirkan tentang sesuatu atau seseorang sepanjang hari, dan bermimpilah di malam hari. Menyenangkan yah?! Namun sering kali, orang maupun peristiwa yang tidak pernah terpikiran sebelumnya, masuk ke dalam mimpiku, dan membuatku berpikir ketika bangun, “How is she/he?” etc.

Bedanya di inception itu adalah, kita bisa memilih untuk terus hidup di dunia mimpi kita. Kalau udah bosen, tinggal “mati” dan kembali deh ke dunia nyata. Kalo emang suka dengan mimpi kita, selama-lamanya hidup di sana >.<
Sedangkan di dunia nyata, kita tidak ada pilihan, kita harus bangun, kecuali kalo kita jadi tidur selamanya alias “bye2 dunia”.


Inception
Hari jumat malam, hujan, Jakarta! Apa itu?
Maceeeeeeet!!!!!
Rencana makan sebelum nonton pun, ter-loncat menjadi setelah nonton. Pulang jadi lebih malam. Dan aku mungkin masi “setengah bermimpi dan belum sadar2 banget”.

Baru tadi pagi, pas bener2 bangun dari mimpi’ku semalam, di ranjang, pas buka mata, aku berpikir bahwa sering kali aku hidup di dalam “mimpi”, di dalam fantasi ku sendiri. Aku membuat scenario hidupku, dan itu sama dengan “bermimpi di tengah hari bolong”. Though, setiap hari aku menyerahkan hariku dan hidupku ke Tuhan, namun sering kali juga aku berusaha menjadi sutradara, berusaha mengambil kendali supaya jalan cerita sesuai dengan scenario ku, berusaha memasukkan artis2 lain supaya hasil akir menjadi seperti “mimpiku”.

Dan aku menyadari, ketika aku sadar bahwa “I’ve been living in my own fantasy” *puji Tuhan, bisa sadar juga*, aku punya pilihan, apakah apa mau get real, and menyudahi fantasi itu. Or aku mau tetap meng-entertain myself dengan hidup di “dunia maya nan indah”?

Getting real dan menyudahi fantasi itu, seringkali cukup “menyakitkan”, karena itu sama dengan menghancurkan rancangan indah yang selama ini kita tata. Tapi, it’s real! Dan itu adalah kenyataannya. Buatku, biar bagaimanapun, eventually aku harus bangun dari mimpiku, it may be really hurtful ketika aku do the u-turn, tapi at least, I am back in the real game, the real world.
The real game! The real life! With the best of the best Director yang punya Master Plan ttg kita! The best scenario ever!
Bedanya, kita hanyalah pemain, mengikuti arahan Sutradara Agung, and kita gak tahu jalan cerita sampai ujung. Kita diarahkan selangkah demi selangkah, melalui setiap scene yang benar-benar unpredictable. Tapi Dia berjanji, kita gak pernah sendiri, dan hasilnya pasti terbaik.

Ini janjiNya, “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”

Ya, semua orang berhak punya “mimpi”, tapi jangan biarkan “mimpi” itu menguasai kita dan membuat mata kita tertutup terhadap dunia nyata yang Tuhan anugrahkan bagi kita. Kita jadi lupa bersyukur dengan apa yang ada, karena bagi kita, “ini bukan “mimpi”ku, aku gak mau!!!”.
Mungkin kita berpikir, “Hidupku akan lebih indah kalo aku punya ini.” “Semuanya akan berbeda kalo aku bersama/ masih bersama dia.” “Hidupku akan berarti kalo aku bisa bekerja di perusahaan ini.” Aku tidak bilang itu salah, tapi bedakan “mengejar mimpi” dengan “hidup di alam mimpi.”

Pagi ini, setelah aku benar-benar bangun dari mimpiku, aku juga tersadar bahwa “aku harus bangun dari ‘mimpi’ku yang lain”. Yeah, it hurts. But, I choose to wake up and get real!
Karena aku percaya, Dia punya a bigger picture yang jauh lebih indah dari yang pernah aku “mimpikan”.

Thursday, July 15, 2010

never take anything for granted

April 16th 2010

Bagi saya, film yang bagus itu kalau bisa bikin saya “hepi” atau bisa bikin saya “mikir”.
*Fyi, saya orangnya gampang hepi dan banyak mikir, jadi selera saya terhadap film cukup rendah..haha..hampir semua film itu bagus buat saya. (itulah kenapa saya agak2 kurang pede kalo harus merekomendasikan film ke orang..haha :$)*

Saya nonton “The Book of Eli” kemarin dengan sedikit diceritakan review-nya terlebih dulu, tanpa baca sendiri synopsis or liat trailer-nya.

Dari awal nonton, saya udah yg “aduh..ini film kenapa pace-nya lambat bgt?” udah mana kok sepi nih film, sedikit gitu orang2nya. alrite, lyn.. sabar!! *udah agak gak hepi*

Bbrp menit, “loooh, kok begini ternyata?! Sadiiiis bgt ini si Denzel Washington?” (walaupun harus diakui, keren gitu dia walau udah tua2 berantemnya) *udah mulai deg2an*

“kok ini film abu2 terus dari awal?” Gak ada warna yg laen selain hitam-putih-abu2-coklat-ijo butek-biru butek-semua warna butek! *udah mulai2 depresi*

Semakin lama film berjalan, kesadisan terus berjalan..warna terus abu2..dan tidak ada tanda2 secercah harapan menuju perbaikan muncul. *deg2an bekas menit2 awal belum ilang, jadilah tegang. since warna terus abu2, semakin depresi-lah saya.*

Setelah hampir 2 jam (saking “bingung”-nya kenapa ini film begini, saya cek jam), saya pikir “udah lah ini gak ada harapan..sampe akir pasti begini situasinya”

En ternyata betul, walau seperti-nya film ini berakir dengan “happy ending”, well at least, si Eli mencapai misi dia. Tapi buat saya, itu belum “happy ending”, karena emosi saya yg sudah turun dari awal film, tidak naek sampai akir film.. jadi saya keluar bioskop dengan depresi, gak hepi, dan masi deg2an!

Tetapi, saya jadi banyak berpikir : betapa sering kali “I take so many blessings for granted!” Well, saya gak sadar itu sebagai berkat, karena gak pernah berasa kehilangan itu.. tapi karena nonton film ini, “aduh..jangan sampe deh harus kehilangan berkat-berkat itu dulu, baru saya sadar >.< ”

“Thank You Lord untuk ciptaanMu yg begitu indah.“ yes, itu doa pertama saya setelah nonton. “Those who live at the ends of the earth stand in awe of your wonders. From where the sun rises to where it sets, You inspire shouts of joy.” Psalm 65:8 Walau mgkn tinggal di Jakarta, agak2 sepi pemandangan. Namun saya bersyukur untuk setidaknya langit masi biru (abu2 dikit sih Jakarta mah!), masi ada pohon berwarna hijau, bunga2 berwarna-warni. Thanks for all the colors!!! Everything!! I started to pay attention lampu2 malam gedung otw home, bahkan saya sangat hepi liat lampu lalu lintas. Di mobil, saya langsung setel lagu “True Colors” *seriously, saya sedang tidak lebay, film ini sangat suram* I am grateful too for music that adds melody and joy into my life!!

Ada one prayer yg di-mentioned di film ini, “Thank You Lord for the companionship tonite!” setelah berpuluh2 tahun berjalan sendirian, si Eli dapat kesempatan untuk makan bareng dengan seseorang. Karena setiap hari saya bisa bertemu dengan keluarga, bekerja dengan rekan2, hang-out dengan teman2, saya sering kali lupa untuk bersyukur for their presences in my life! Again, don’t take them for granted. Jangan sampai telat untuk bilang dan tunjukan betapa bersyukurnya kita punya mereka. “I thank my God every time I remember you. In all my prayers for all of you, I always pray with joy. “ Philippians 1:3-4

Jadi ceritanya itu, Eli hanya 1 dari sedikit sekali orang yg berhasil selamat dari perang yg menghancurkan bumi dan orang2, ketika ditanya oleh his companion, “gmana sih kehidupan di masa lalu (berarti masa sekarang-nya kita)??”. Eli jawab, “orang2 masa lalu (kita maksudnya!) mem-buang2 hal2 yg kalian perebutkan sampai mati sekarang” … ya, di film ini, mereka kekurangan air, makanan. (Eli sampai makan daging kucing, en ada suami istri yg makan daging orang) .. oh yeah, again.. saya mikir …”huhuhu…betapa sering saya menyia2kan berkat yg adalah kebutuhan primer saya T_T !! padahal Tuhan dengan begitu generous-nya selalu provide my needs.” The LORD is my shepherd; I have all that I need.” Psalm 23:1 Padahal gak usah jauh2, berapa banyak di sekeliling saya, orang2 yg kelaparan. Sesaat sebelum nonton, ketika menikmati Chicken Katsu Udon, saya masi discuss dengan teman, gimana sangat menyedihkan ketika di Kunming ngeliat orang kumpulin sisa2 makanan di Mc Donalds. T_T

And of course, tidak seperti di film ini yang hanya tinggal 1 bible di dunia ini. Sering kali saya lupa akan privilege tuk punya bible, bisa bawa kemanapun tanpa takut harus “direbut” spt di film ini, dan bisa baca kapanpun saya mau. Eli baca “the book” every night, and dia hafal. “Blessed is the man whose delight is in the law of the Lord, and on his law he meditates day and night” Psalm 1:2

So, “The Book of Eli” adalah film “bagus” versi saya, walau saya gak hepi awalnya..tapi saya jadi berpikir..dan jadi sangat bersyukur akan banyak hal dalam hidup ini, yang sering kali saya “lupakan”..dan akirnya itu membuat saya hepi :D It turned out to be a very HAPPY ENDING for me!! and reminded me: Never take anything for granted! “Give thanks in all circumstances, for this is God’s will for you in Christ Jesus.” 1 Thessalonians 5:18

Count your blessings!!
“Your unfailing love is better than life itself; how I praise You. I will praise You as long as I live, lifting up my hands to You in prayer. You satisfy me more than the richest feast. I will praise You with songs of joy. “ Psalms 63:3-5

Monday, February 22, 2010

be positive

(from my fb notes, Feb 23rd 2010)

Makasar, 23 Februari, dini hari.

Dalam perjalanan Jakarta-Makasar malam ini, (di dalam pesawat garuda airbus baru yg jauh lebih bagus dari flight Jakarta-Quangzhou), aku memutuskan untuk lanjutin baca kisah Yusuf-nya Charles Swindoll, sebelum akirnya aku nonton Love Happens.

Aku terhibur bgt, en ketawa pas baca satu bagian dari buku itu.. karena merasa “kok gue banget akir2 ini yg suka parno berat and ne-think sendiri?”

Tertulis begini:
Hukum Murphy berkata, “ Jika sesuatu bisa menjadi salah, maka ia akan menjadi kacau.”

I was like… “ooook???”

Terus dia kasi contoh…
- Jika anda abis cuci mobil, pasti abis itu ujan..
- Jika anda tidur lebih awal, telp akan berdering..
- Jika anda menjatuhkan roti, pasti jatuhnya di bagian yg udah diolesi selai dan mentega tebal2
- dst…
Ketika everything berjalan lancar, akan ada sesuatu yg tidak lancar.. ~ tunggu saja~
Ketika sesuatu sudah buruk, pasti akan menjadi lebih buruk lagi..
Tidak peduli jalan manapun yg anda tempuh, pasti jalan itu menanjak dan menentang angin.

Fyi, sejak kecil.. popo (my grandma) selalu ngajarin .. gak bole ngomongin apa2 sebelum kesampean..
contohnya..paling pamali deh tuh ngomongin merit kalo masi kecil, bahkan kalo udah actually lagi pacaran aja pun.. masi gak bole ngomongin merit.. "kapan donk yah kalo gitu? "
Karena popo selalu beranggapan.. karena sesuatu itu belum tentu sesuai dengan harapan…
Jadi intinya, TIDAK BOLE BERHARAP!
Oke, aku setuju! Tapi kadang2 kan bisa juga sesuai dengan harapan dooonk? Itu pikiranku waktu aku masi kecil..
Tapi lama2 seiring bertambahnya usia… karena sering kali kecewa juga..
“ pikir2 bener juga apa kata popo” .. kata erlyn yg ngaco berat

Dah mana akir2 ini mama sering bgt ngomong “jangan banyak berharap, nanti kecewa!” duuh..

Balik ke buku,
lalu Mr. Swindoll menulis ini:

KECENDERUNGAN-KECENDERUNGAN YANG WAJAR DALAM DIRI KITA SEMUA
Karena kehidupan seringkali berjalan tidak lancar, yang kalau ditafsirkan, berarti, tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita, kita telah membentuk kecenderungan dasar yg sangat wajar.
1. Kita cenderung untuk memberi respons negatif daripada respons positif.
2. Kita cenderung memandang masalah-masalah secara horizontal daripada vertical.
Kita cenderung memandang masalah dari sudut pandang manusia, dan berusaha menyingkirkan Allah.
3. Kita cenderung menolak sesuatu yang baru, khususnya jika sesuatu itu kelihatan terlalu baik sehingga tidak nyata (too good to be true).
Kita cenderung menolak kesempatan yang baru, tidak berani menanggung resiko kekecewaan.

Ketiga kecenderungan ini kelihatannya meningkat seiring dengan pertambahan usia kita. Bukannnya menjadi lebih baik, malah menjadi lebih rapuh. Ada ketakutan yang lebih besar atas bahaya ~ keraguan yang takut dan bukannya keterbukaan untuk menjalani kehidupan Kristen yang positif.
Dengan bersikap positif, bukan berarti kita hidup dalam mimpi, menjadi mudah ditipu dan tidak peduli, tetapi berarti hidup dengan mata terbuka lebar. Bukan berarti menerima yang salah dan menyebutnya benar; tetapi berarti melihat Allah secara realistis dalam wadah dan panci kehidupan. Itulah caranya menjalani kehidupan.

Itu bagian terakir yg aku baca, sebelum aku jatuh ke godaan yg lebih besar, nonton.
(yg akirnya aku gak bisa nonton ampe kelar juga karena udah keburu mendarat >.< )
Tapi pesan penting di bagian awal2 Love Happens itu adalah..
“Ubah sudut pandang kita dalam menghadapi masalah/hidup.”
You just have to climb a stair to see a much wider view from the top.
(aku amazed dengan how God talked to me..kayak cerita bersambung dari kisah Yusuf di Mesir ke kisah Aaron Eckhart dan Jennifer Aniston di Seattle)

So, be positive!
Terutama kita.. hey..anak2Nya yg jelas2 punya pengharapan dalam Dia, en jelas2 tau kalo kita jalani hidup gk pernah sendiri..
Mungkin kalo diartikan dengan lebih positif, maksud mama adalah,
“Jangan berharap pada manusia, karena manusia akan mengecewakan.. berharaplah ke Tuhan, karena Tuhan tidak akan mengecewakan.”

Jangan biarkan kekuatiran kita akan hari esok dan kekecewaan kita di masa lalu merusak sukacita kita masa sekarang.

En apa yg menarik kalo kita ikut “sekolah menjadi murid Kristus” yg diajar langsung oleh Guru kita?
Dia ngajar aku gak setengah-tengah.. dari teori, praktek langsung!
Aku diajarkan malam ini juga, jam 2 dini hari WITA, untuk bersikap positif to deal with koper yg ketinggalan di airport en jadi harus tunda tidur-ku walau udah ngantuk dari 3 jam yg lalu. :D