April 16th 2010
Bagi saya, film yang bagus itu kalau bisa bikin saya “hepi” atau bisa bikin saya “mikir”.
*Fyi, saya orangnya gampang hepi dan banyak mikir, jadi selera saya terhadap film cukup rendah..haha..hampir semua film itu bagus buat saya. (itulah kenapa saya agak2 kurang pede kalo harus merekomendasikan film ke orang..haha :$)*
Saya nonton “The Book of Eli” kemarin dengan sedikit diceritakan review-nya terlebih dulu, tanpa baca sendiri synopsis or liat trailer-nya.
Dari awal nonton, saya udah yg “aduh..ini film kenapa pace-nya lambat bgt?” udah mana kok sepi nih film, sedikit gitu orang2nya. alrite, lyn.. sabar!! *udah agak gak hepi*
Bbrp menit, “loooh, kok begini ternyata?! Sadiiiis bgt ini si Denzel Washington?” (walaupun harus diakui, keren gitu dia walau udah tua2 berantemnya) *udah mulai deg2an*
“kok ini film abu2 terus dari awal?” Gak ada warna yg laen selain hitam-putih-abu2-coklat-ijo butek-biru butek-semua warna butek! *udah mulai2 depresi*
Semakin lama film berjalan, kesadisan terus berjalan..warna terus abu2..dan tidak ada tanda2 secercah harapan menuju perbaikan muncul. *deg2an bekas menit2 awal belum ilang, jadilah tegang. since warna terus abu2, semakin depresi-lah saya.*
Setelah hampir 2 jam (saking “bingung”-nya kenapa ini film begini, saya cek jam), saya pikir “udah lah ini gak ada harapan..sampe akir pasti begini situasinya”
En ternyata betul, walau seperti-nya film ini berakir dengan “happy ending”, well at least, si Eli mencapai misi dia. Tapi buat saya, itu belum “happy ending”, karena emosi saya yg sudah turun dari awal film, tidak naek sampai akir film.. jadi saya keluar bioskop dengan depresi, gak hepi, dan masi deg2an!
Tetapi, saya jadi banyak berpikir : betapa sering kali “I take so many blessings for granted!” Well, saya gak sadar itu sebagai berkat, karena gak pernah berasa kehilangan itu.. tapi karena nonton film ini, “aduh..jangan sampe deh harus kehilangan berkat-berkat itu dulu, baru saya sadar >.< ”
“Thank You Lord untuk ciptaanMu yg begitu indah.“ yes, itu doa pertama saya setelah nonton. “Those who live at the ends of the earth stand in awe of your wonders. From where the sun rises to where it sets, You inspire shouts of joy.” Psalm 65:8 Walau mgkn tinggal di Jakarta, agak2 sepi pemandangan. Namun saya bersyukur untuk setidaknya langit masi biru (abu2 dikit sih Jakarta mah!), masi ada pohon berwarna hijau, bunga2 berwarna-warni. Thanks for all the colors!!! Everything!! I started to pay attention lampu2 malam gedung otw home, bahkan saya sangat hepi liat lampu lalu lintas. Di mobil, saya langsung setel lagu “True Colors” *seriously, saya sedang tidak lebay, film ini sangat suram* I am grateful too for music that adds melody and joy into my life!!
Ada one prayer yg di-mentioned di film ini, “Thank You Lord for the companionship tonite!” setelah berpuluh2 tahun berjalan sendirian, si Eli dapat kesempatan untuk makan bareng dengan seseorang. Karena setiap hari saya bisa bertemu dengan keluarga, bekerja dengan rekan2, hang-out dengan teman2, saya sering kali lupa untuk bersyukur for their presences in my life! Again, don’t take them for granted. Jangan sampai telat untuk bilang dan tunjukan betapa bersyukurnya kita punya mereka. “I thank my God every time I remember you. In all my prayers for all of you, I always pray with joy. “ Philippians 1:3-4
Jadi ceritanya itu, Eli hanya 1 dari sedikit sekali orang yg berhasil selamat dari perang yg menghancurkan bumi dan orang2, ketika ditanya oleh his companion, “gmana sih kehidupan di masa lalu (berarti masa sekarang-nya kita)??”. Eli jawab, “orang2 masa lalu (kita maksudnya!) mem-buang2 hal2 yg kalian perebutkan sampai mati sekarang” … ya, di film ini, mereka kekurangan air, makanan. (Eli sampai makan daging kucing, en ada suami istri yg makan daging orang) .. oh yeah, again.. saya mikir …”huhuhu…betapa sering saya menyia2kan berkat yg adalah kebutuhan primer saya T_T !! padahal Tuhan dengan begitu generous-nya selalu provide my needs.” The LORD is my shepherd; I have all that I need.” Psalm 23:1 Padahal gak usah jauh2, berapa banyak di sekeliling saya, orang2 yg kelaparan. Sesaat sebelum nonton, ketika menikmati Chicken Katsu Udon, saya masi discuss dengan teman, gimana sangat menyedihkan ketika di Kunming ngeliat orang kumpulin sisa2 makanan di Mc Donalds. T_T
And of course, tidak seperti di film ini yang hanya tinggal 1 bible di dunia ini. Sering kali saya lupa akan privilege tuk punya bible, bisa bawa kemanapun tanpa takut harus “direbut” spt di film ini, dan bisa baca kapanpun saya mau. Eli baca “the book” every night, and dia hafal. “Blessed is the man whose delight is in the law of the Lord, and on his law he meditates day and night” Psalm 1:2
So, “The Book of Eli” adalah film “bagus” versi saya, walau saya gak hepi awalnya..tapi saya jadi berpikir..dan jadi sangat bersyukur akan banyak hal dalam hidup ini, yang sering kali saya “lupakan”..dan akirnya itu membuat saya hepi :D It turned out to be a very HAPPY ENDING for me!! and reminded me: Never take anything for granted! “Give thanks in all circumstances, for this is God’s will for you in Christ Jesus.” 1 Thessalonians 5:18
Count your blessings!!
“Your unfailing love is better than life itself; how I praise You. I will praise You as long as I live, lifting up my hands to You in prayer. You satisfy me more than the richest feast. I will praise You with songs of joy. “ Psalms 63:3-5
No comments:
Post a Comment