July 16th 2010
Jujur kuakui, minggu ini bukan minggu yang penuh dengan tawa…walaupun aku sangat semangat bekerja, itu hanyalah pelarian dari rasa dukaku yg mendalam. Minggu ini penuh dengan air mata, setiap hari aku datang ke kantor dengan muka yg tidak seperti biasa. Hampir setiap hari aku menangis, sehingga aku begitu kelelahan setiap malam.
Namun, kalau mau jujur, di balik dukaku, aku memiliki kekuatan luar biasa.
Hal pertama yg kulakukan adalah aku mengakui di hadapan Tuhan,“Tuhan, eyn sedang sedih, dan eyn tidak tahu harus bagaimana, eyn tidak berani mengambil keputusan apapun dalam waktu dekat ini. Tuhan tolong eyn, pimpin eyn tiap langkah bagaimana eyn harus bertindak menghadapi segala situasi di depan. Tuhan, eyn berserah penuh.”
Jawaban pertama dari doaku adalah, “iya eyn…sekarang Be still and know that I am God!”
Walau aku mengetahui itu semua, tetap tidak mudah untuk berdiam diri, aku tergoda untuk melakukan banyak hal berdasarkan emosiku yg sedang kacau balau, namun ketidakberdayaanku sungguh membuatku menyerah di hadapan Tuhan, dan aku bersyukur akan hal ini! Aku bersyukur karena aku menyerah kepadaNya!
Di renungan yg aku baca kmrn, dibilang gini:
“I think the only way to win this battle is to surrender. Not to the problem, but to the solution. ……………. In order to win in any earthly struggle …………… with knees to the earth, we must raise a white flag in surrender to the King.
What do we need to surrender? …….our gripes and lamentations…..
In order to live victoriously and win the battles we face in life, we’ve just got to surrender our flesh to the Spirit.
On the battlefield of war, when we raise the white flag of surrender, we lost. But on the battlefield of life, when we surrender, we win – if, and only if we surrender to God and not to our circumstances. We cannot control variables beyond our own responses, but God will surely bless the woman (and man) that walks in obedience in Him. “ –Gwen Smith-
Berdiam dan menyerah!!
Aku tetap butuh penghiburan, butuh kata-kata penguatan, butuh pelukan, butuh seseorang untuk menemani ku menangis.
Sungguh Dia adalah Jehovah Jireh.
Dia menyediakan makanan untuk jiwaku setiap hari, hatiku yang sedang sakit. Obat dan nutrisi dari firman Tuhan selalu tepat, memberiku dopping dan extra stamina untuk menjalani hari-hariku.
Dia adalah Allah yang tahu kebutuhanku.
Dia menyediakan teman untuk menemaniku menangis..simply said, “sabar yah!”, teman yang menanyakan, “apa kabar lyn?” simply reminded me there’s someone cares and I am not alone, teman yang mengingatkan kebenaran to “be strong”.
Dalam hal ini, tidak hanya Tuhan menyediakan mereka, Tuhan mengajarkan 1 pelajaran yg sangat berharga.. bahwa Tuhan dapat mengirimkan “malaikat” manapun pada saat yang tepat, dan tidak selamanya teman yang aku anggap “malaikatku” adalah malaikat yang datang pada saat aku butuhkan – malah kenyataannya mereka tidak ada – aku belajar bahwa Tuhan bisa pakai siapapun.. itulah arti mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, bukan mengandalkan manusia. Karena kalau aku mengandalkan manusia dalam hal ini, aku bersiap menambah duka baru – kekecewaan – tetapi, ketika aku hanya mengandalkan Tuhan, sungguh Dia Allah yang paling tahu kebutuhanku, kapan dan bagaimana harus dipenuhi dengan caraNya yang penuh kasih dan tidak mampu aku pikirkan maupun rencanakan sebelumnya. Sehingga pada akhirnya, aku menyadari, bahwa “malaikat”ku itu adalah karunia Tuhan! Kehadiran mereka adalah pemberian Tuhan, dan bukti bahwa Tuhan sayang aku. Penghiburan dan kekuatan yang mereka salurkan adalah penyertaan Tuhan bagiku.
Keluarga, harta duniawi yang terindah. Mama yang selalu berusaha mendistract aku ketika aku mulai bengong, cici yang tertawa denganku, koko yang berusaha mengganggu agar aku lupa dengan masalahku, rieza yang memeluk! Mereka berusaha dengan caranya sendiri untuk selalu ada buatku!
Kemarin, seorang teman mengirimkan bbm…dia bilang, “I am proud of you, lyn. Ketika masalah datang, lu tetap beriman kepada Tuhan, lu bisa bangkit lagi…”
Perkataan itu begitu terngiang-ngiang dalam pikiranku…aku tidak mengerti apa yang mampu membuatnya berpikir bawah aku beriman pada Tuhan dan akan mampu bangkit lagi, kenyataannya = saat ini adalah saat yang sangat gelap, aku tidak tahu kapan semuanya akan berakhir, dan bagaimana menjalani hari ke depan.
Namun satu hal, aku selalu ngomong ke Tuhan, “Lord, I know that all these things will be over eventually! Haiz!” hampir berulang kali.
Aku “menikmati” masa-masa ini, karena aku ingat betapa aku juga pernah hancur dulu, dan bagaimana Dia selalu ada buatku dalam masa-masa itu. Dan aku menyukai hasilnya, hati yang lebih tegar! Dan aku cuma bilang ke Tuhan dan rieza tadi, “De, ini tuh saat cici dibakar lagi kayaknya yah…sakit, tapi dibuat lebih bagus lagi lah yah!”
Aku menjaga pikiranku dan terus memaksa diriku merenungkan kebenaran firman Tuhan. Walau jadwal baca Alkitabku cukup berantakan seminggu ini, hati sedang kacau dan tidak konsen, aku memaksakan diri, karena aku tahu aku butuh firmanNya.
“Whenever I face situations I am having a hard time understanding, I have to park my mind with what I know to be true. Keeping my mind saturated with truth, keeps satan from being able to whisper dangerous assumptions, false accusations, and faith-eroding perspectives.” -Lysa TerKeurst-
I park my mind with the truth!
Dan akirnya, aku menyadari bahwa Tuhan sayang aku!! Hanya itu! Aku tidak bisa memikirkan alasan yang lain….aku cuma tahu, yakin dan percaya bahwa Tuhan sayang aku..
Minggu lalu, aku masi bilang sama temanku.. “Jangan biarkan masalah membuatmu menjauhi Tuhan, karena ingat deh, sepanjang hidupmu Tuhan tidak pernah berhenti memberkatimu, memeliharamu dan mengasihimu. Tidak ada apapun yang mampu memisahkan kita dari kasih Tuhan, masalah-penderitaan-penyakit-bahkan kematian, apapun itu…..Tuhan mengasihimu.”
Dan aku rasa perkataan itu kembali kepadaku.
Sungguh, ini bukan karena usahaku aku mampu beriman dan bersandar padaNya menghadapi masa-masa kelam ini. Semua karena anugrahNya.
Dia selalu ada buatku.
Dia menjawab doaku selalu tepat pada waktuNya.
Dia menyediakan makanan, amunisi untuk berperang melalui firmanNya.
Dia mengirimkan “malaikat”nya.
Dia mengingatkanku akan karyaNya di masa lalu dalam hidupku.
Sekarang, aku semakin mengerti …apa itu artinya berdiam dan mengetahui Dialah Allah.
Aku berdiam, karena itu adalah hal terbaik yang dapat kulakukan. Menantikan Allah bekerja dengan caraNya yang ajaib, sehingga pada akhirnya aku bisa merasakan kasih dan penyertaanNya lebih lagi.
Mengetahui Dialah Allah! Allah yang sedang berkarya dalam hidupku, yang sedang membentukku menjadi bejana yang indah. Kalau ibaratnya sebuah bejana, mungkin ini saat dimana aku tidak boleh bergerak sama sekali, kalau tidak, aku akan semakin sakit. Saat ini Allah sedang melukis sebuah lukisan yang hasil akhirnya belum dapat kulihat.
“God is God and I am not. I can only see a part of the picture He’s painting. God is God and I am man, so I’ll never understand it all. For only God is God.” -Steven Curtis Chapman-
Hari ini, Tuhan mengirimkan “malaikat” lagi ‘tuk membagikan renungan yang merangkum ini semua:
Matthew 7:11 “If you then, being evil, know how to give good gifts to your children, how much more will your Father who is in heaven give what is good to those who ask Him!”
“Jesus is laying down rules of conduct for those who have His spirit. By the simple argument of these verses He urges us to keep our minds filled with the notion of God’s control behind everything, which means that the disciple means that the disciple must maintain an attitude of perfect trust and an eagerness to ask and to seek.
Notion your mind with the idea that God is there. If once the mind is notioned along the line, then when you are in difficulties it is as easy as breathing to remember – why, my Father knows all about it! It is not an effort, it comes naturally when perplexities press. Before, you used to go to this person and that, but now the notion of the Divine control is forming so powerfully in you that you go to God about it. Jesus is laying down the rules of conduct for those who have His Spirit, and it works on this principle – God is my Father, He loves me, I shall never think of anything He will forget, why should I worry?
There are times, says Jesus, when God cannot lift the darkness from you, but trust Him! ……….. Keep the notion of the mind of God behind all things strong and growing. Nothing happens in any particular unless God’s will is behind it, therefore you can rest in perfect confidence in Him. Prayer is not only asking, but an attitude of mind which produces the atmosphere in which asking is perfectly natural. ‘Ask, and it shall be given you.’”
-My Utmost for His Highest: “The Notion of Divine Control”-
Dear friends…aku tidak tahu apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidupku, namun aku telah melihat betapa Dia Allah yang memelihara, Allah yang memimpin setiap hal, Allah yang berdaulat dan memegang kontrol dalam hidupku…dan aku menyukai hal itu. Aku tidak tahu apa yang menanti di depanku, apakah aku dapat terus beriman, aku tidak tahu, namun aku percaya Dia Allah yang selalu ada dan setia padaku sampai saat ini, Dia juga adalah Allah yang akan ada dan setia padaku di masa mendatang. He is God who is in control over everything.
“This is no time to fear. This is a time for faith and determination.
Don’t lose the vision here, carried away by emotion.
Hold on to all that to you hide in your heart.
There is one thing that has always been true, it holds the world together:
God is in control. We believe that His children will not be forsaken.
God is in control. We will choose to remember and never be shaken.
There is no power above or beside Him, we know God is in control.
He has never let you down, why start to worry now?
He is still the Lord of all we see and He is still the loving Father watching over you and me, watching over every things.”
–God is in Control-
No comments:
Post a Comment