Thursday, July 22, 2010

bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu!

July 20th 2010

Mungkin ranjangku menertawaiku kemarin, cepat sekali aku tidur, jam 9 malam! *bravo*
Kemarin, sekujur tubuh terasa lemas…dan aku memutuskan untuk melakukan hal terbaik untuknya, yaitu : tidur lebih awal. Aku sangat yakin bahwa tidur jauh lebih baik daripada menservice lidahku dengan eskrim vanilla yg memanggilku terus di kulkas, ataupun menonton film apapun untuk mendistract pikiranku.

Pagi ini, bangun dengan rasa syukur, “Yes, makasi Tuhan buat tidur super nyenyak’ku kemarin malam~~~!!”

Janjian dengan bos’ku jam 10 pagi … namun sebagai bos tentunya, beliau bebas datang jam berapapun. Sebagai “karyawan yang baik”, kuputuskan untuk bekerja APAPUN sembari menunggu, sampai aku tak tau lagi harus mengerjakan apa, 1 jam berlalu bos’ku tak kunjung tiba.
Jadi sedikit menyesal karena aku tidak membawa buku apapun untuk dibaca, padahal baru aja tadi pagi dapat tulisan blog yg dikirimkan temanku “10 rahasia sukses orang jepang”.. aku jadi cukup bernostalgia kisah2 indah kuliahku di negeri penjajah itu.. *oops!* dan salah satunya adalah.. orang jepang kemanapun membaca buku, ketika menunggu, maupun di dalam kereta, berdiri maupun duduk! Oh yeah…aku ingat ketika aku masi di jepang, betul! Banyak sekali pembaca buku, tetapi juga banyak anak2 sekolahan yg sibuk dandan di kereta.. dan keduanya sama = acuh tak acuh, terbenam dalam dunianya sendiri.

Eniwei.. kembali ke “yaaaah!!!! Coba aja aku bawa buku!!!”

Masi bosan dan teramat bosan, aku menyapa teman kerjaku .. dan ternyata… dia bawa buku!!!!
“Erlyn ikutin laskar pelangi gak???”
“wah Cuma ntn laskar pelangi sih, belum nonton Sang Pemimpi….”
“Nih aku ada Edensor, novel ke-3nya!!! Walau belum baca 1 dan 2..nyambung kok!!”
“ok deh, aku pinjem yah.. sampai nanti bos dateng aku balikin…”

………lembar demi lembar berlalu …. dan akirnya kubawa Edensor kemanapun kupergi hari ini.. dan kuselesaikan pula novel ke 3-nya Andrea Hirata, sang pemuda Belitong!!!!

Sebenernya, awal aku nonton Laskar Pelangi, karena menemani 2 sepupu kecilku … dan aku tidak pernah menyesalinya sampai sekarang, sungguh mengharukan bagaimana para anak2 berjuang demi bersekolah, menempuh jarak berjam2 demi tiba ke sekolah *well, mgkn buat kita yg di Jakarta, juga berjam2 sampai ke sekolah, tapi karena macet di kendaraan*. Sejak nonton Laskar Pelangi, aku selalu ingetin dede2ku!!! Ingat!!!! Orang bersusah2 mau sekolah, kalian begitu mudahnya sekolah, harus belajar yang rajin!!!!!!!

Nah … di Edensor ini, si Ikal …. menceritakan kisahnya selulus SMA, sampai dia menerima beasiswa ke Perancis dan ber-backpacking keliling Eropa. Itu adalah salah satunya mimpinya yang menjadi kenyataan yaitu : bersekolah di Sorbonne dan menginjakkan kaki di Afrika. Bahkan mimpi-nya yg selama ini tidak pernah terlintas, pun menjadi kenyataan. Dia bertemu dengan Andrea Galliano di Milan. *Ikal mengganti namanya menjadi Andrea karena membaca majalah dengan berita Andrea Galliano di dalamnya. Bayangkan seorang anak kecil di Belitong, membaca kisah jauh di Italy, dan akirnya bertemu dengannya*

Walaupun di novel ini juga ada kenyataan pahit, ia tidak pernah berjumpa dengan ALing, cinta pertamanya. Dan juga beberapa pengalaman tidak mengenakkan..hari pertama di Eropa, dia harus kedinginan karena gak punya tempat tinggal *kombinasi antara administrasi yg tidak baik dari Indonesia, dan kejamnya orang Belanda disana yg tidak berbelas kasihan… * belum lagi pengalaman bertemu perampok!

Sebuah kisah inspriratif ‘tuk dibaca, dan menjadi begitu mengharukan karena ini adalah kisah seorang anak Indonesia yang berjuang meraih mimpinya! Beberapa tulisannya yang mau aku bagikan (sisanya boleh dibaca sendiri..hehe)…..
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain. Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup.

Tabiat orang tak berhubungan dengan gelar yg disematkan kepadanya, bukan pula bagaimana ia menginginkan orang hormat kepadanya, tapi lebih pada berapa besar ia menaruh hormat kepada dirinya sendiri.

Rupanya, tak ada yang lebih aneh selain orang dimabuk cinta. Segalanya tiba-tiba berubah menjadi serbabaik. Kini, dalam penglihatanku, setiap benda menjadi indah....

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu..

Sejak kecil aku harus bekerja keras demi pendidikan, mengorbankan segalanya. Harapan yang diembuskan beasiswa itu membuatku terpukau. Aku sadar bahwa apa yang kualami selama ini bukanlah aku sebagai diriku. Beasiswa itu menawarkan semacam turning point : titik belok bagi hidupku, sebuah kesempatan yang mungkin didapat orang yang selalu mencari dirinya sendiri. Aku telah tertempa untuk mengejar pendidikan, apapun taruhannya.

Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup rupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangkam aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-dua, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, teurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat- tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!

Sering aku merasa heran. Kawan-kawanku The Brits, Yankee, kelompok Jerman, dan Belanda adalah para pub crawler kawakan. Mereka senang bermabuk-mabukan. Tak jarang mereka mabuk mulai Jumat sore dan bsaru sadar Senin pagi. Sebagian hidup seperti bohemian, mengaitkan anting di hidung, mencandu drugs, musik trash metal, berorientasi seks gajil, dan tak pernah terllihat tekun belajar, namun mereka sangat unggul di kelas. Aku yang hidup sesuai dengan tuntunan Dasa Dharma Pramuka, taat perintah pada orang tua, selalu belajar dengan giat dan tak lupa minum susu, *aku MENCINTAI susu – eyn-* jarang dapet melebihi nilai mereka. Dengan ini, kutemukan paradoks kedua, dalam diriku sendiri.

Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu; jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.

Peristiwa dengan Andrea Galliano membuatku seperti melihat cahaya yang meyakinkanku bahwa sekecil apapun hal terjadi memang karena suatu alasan. …. Aku tahu, hal yang menakjubkan bisa saja terjadi lagi padaku di sana, tanpa pernah kuduga dari mana arah datangnya.

Karena jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi, sepahit apapun keadaannya. *huhuhu…kita harus tahu kapan harus stop yah sepertinya?! – eyn - *
------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di tengah2 membaca ini, aku berulang kali ngomong ke Mama… “Ma, aku jadi pengen ini pengen itu pengen mengejar mimpi .. pengen kesini …….. “
Mama ketawa dan bilang, “duh, ini anak kenapa sih? Udah stop deh tuh baca bukunya.. jangan mikir yg aneh2!!!”

Sembari bacapun, aku sembari berkomunikasi dengan Tuhan… “Tuhan, kayaknya adil-adil aja deh kalo eyn mau ini itu kesana kemari deh Tuhan… toh selama ini eyn kan gak mikirin maunya eyn Tuhan!?? eyn kan masi muda Tuhan?! bole lah yah.. yah yah yah???”
Aku merasakan Dia tersenyum…

Jam 8 malam….my daily devotional dari Proverbs 31 ministries visited my inbox *hanya sisa beberapa halaman sebelum Edensor habis, tetapi aku putuskan untuk baca dulu renungan itu*, title-nya “it’s not about you” … udah ada firasat buruk…”duuuh… gk enak nih kayaknya!!!!”

Sebenarnya inti dari renungan itu adalah bagaimana we have to be content in any circumstances.. kenapa?! For when I am weak, then I am strong. Jadi ketika kita harus berhadapan dengan trials and tribulations, belajar dari Rasul Paulus to be content. The first step to learning contentment adalah to empty ourselves and allow unselfish humility to drive our attitude and our actions. No grumbling! No complaining!

Namun renungan hari ini berbicara lain padaku.. tepatnya di bagian awalnya, dibilang gini :
In his popular book The Purpose Driven Life, author and pastor Rick Warren makes one point very clear, “It’s not about you.” In a world where pursuing personal comfort and happiness is an obsession, many of us chafe and choke at the thought of any struggle or pain invading our lives. The thought that the world wasn’t created just to keep us happy and comfortable seems counter intuitive to today’s thinking. It can be difficult to swallow the fact that God is not most interested in our comfort, but more interested in our character.

Then, I realized … tentu tidak pernah salah untuk bermimpi….toh dari kecil kita diajarkan untuk menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit, jadi seandainya tidak sampai langit pun setidaknya sampai ke awan kan…? Bermimpi untuk sukses!! Untuk hidup lebih enak! Dst.. namun, Tuhan mengingatkan, sebagai anakNya…ada mimpi yang lebih mulia yang perlu dicapai dan seharusnya dimimpikan olehku, yaitu karakter yang semakin serupa dengan Kristus.. seringkali ketika keadaan tidak menguntungkan, bikin kita susah…itulah saat dimana karakter kita semakin diasah..dalam rangka penggapaian mimpi yang lebih sempurna.

Tentu..setelah selesai membaca Edensor ini..aku menuliskan beberapa list mimpiku..dan sangat rindu untuk mendoakannya tiap hari..namun, aku diingatkan..bahwa hidupku, it’s not about me! it’s not about my comfort! Tetapi lebih … it’s about Him be glorified in my life!

Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu….! Ya, aku akan terus bermimpi di dalam Dia.. ! ketika mimpiku menjadi kenyataan, aku tau itu adalah anugrahNya, ketika kenyataan tidak sesuai dengan mimpiku, aku tau itu adalah proses Tuhan menyempurnakan mimpiNya dalam hidupku.

No comments:

Post a Comment