June 24th 2010
Beberapa saat belakangan ini, aku banyak bicara dengan seorang teman. Teman yg mengalami masalah dan kesedihan luar biasa, yg aku sendiri juga pernah mengalaminya, sehingga aku tahu persis bagaimana pedih dan hancur hatinya. Bagaimana ia melihat hari esok seperti tidak ada harapan, dan bagaimana ia mencari segala cara dan upaya demi menyelesaikan masalah ini. Agar orang yang dicintainya sembuh. Bagaimana berdukanya, dan bagaimana ia kehilangan semangat hidup.
Ketika aku bilang ke dia, "I truly understand how u feel", itu benar2 karena aku mengerti kondisi dan pernah berada dalam situasinya. Bukan sekedar kata-kata simpati penghiburan. Berulang kalipun, aku menangis ketika berbicara dengannya...karena ya, aku tahu persis sakitnya hati itu.
In my case, aku "kalah", apa yg aku minta, "tidak dikabulkan" Tuhan. Tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Dan kekalahan itu membuatku hancur berkeping-keping, berduka untuk jangka waktu yang panjang, sampai sekarangpun, aku masi berjuang untuk meng-amin-i itu sebagai jawaban terbaik dari Tuhan. Aku masi sedih dan pedih, ketika aku mengingat kembali saat-saat perjuangan itu.
Dalam kasus temanku, dia masi berjuang dalam peperangan ini. Berperang dengan hati yang hancur, dengan semangat yang patah. Kalau diibaratkan medan peperangan, dia sudah berdarah-darah penuh luka.
Dengan segala upaya pun, aku sangat ingin membantu, tapi...tetap aku menyadari keterbatasanku.
Yang konstan kulakukan adalah berdoa untuknya, dan terus mengingatkannya betapa Allah mengasihi dia, bahwa dia tidak sendiri, Tuhan punya rencana indah buat dia dan keluarganya, dan aku mengerti kondisinya.
Tapi...hanya itu yg bisa kulakukan.
Pagi ini...aku baca Yesaya 53.
Bagian Firman Tuhan yang berulang kali kita baca, yang menceritakan bagaimana Yesus menderita, karena, dan untuk siapa. Yah, untuk menanggung dosa kita, buat kamu dan saya.
Hari ini, bagian tertentu di ayat 3 dan 4 begitu menyentuh pikiran dan hatiku. Dan seketika itu juga, aku ingat temanku.
(Jesus was....) a man of sorrows, acquainted with deepest grief.
.........Yet it was our weaknesses he carried; it was our sorrows* that weighed him down.
Kalau aku, sebagai teman, manusia dengan segala keterbatasannya, mungkin hanya pernah dalam kondisi yang sama dengan temanku,
Yesus, yang adalah Allah, telah menjadi manusia untuk menanggung penderitaanku (dan temanku), hancurnya hati kita, kelemahan kita dan Dia berjuang tanpa mengeluh sampai mati, tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun, seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, Dia tidak membuka mulutNya, untuk menanggung itu semua, dan Dia memenangkan pertandingan ini..ya, Dia bangkit!!
Jauh sebelum kita mengalami segala penderitaan kita di dunia ini, Yesus sudah menanggungnya untuk kita.
Dia berjuang, karena Dia tahu, tanpa Dia - kita tidak mampu - kita hanyalah sekelompok orang-orang kalah di tengah dunia yang berdosa ini. Hanya dengan Dia, kita menjadi pemenang.
Sungguh, bagiku, ini adalah pengharapan dan kekuatan. Bahwa Yesus telah melalui semuanya ini, bahkan Dia telah menanggungnya dan memenangkannya! Pengharapan untuk kita semua bahwa penderitaan apapun yang kita hadapi, peperangan apapun, kehancuran hati kita yang berkeping-keping, kepahitan, kekecewaan, kehilangan harapan, kemiskinan, penyakit, semua telah Dia tanggung dan menangkan! Karena kasihNya kepada kita.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Tuhan? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?..... Tetapi dalam semuanya itu, kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk yang lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Bagiku, ini adalah pengharapan, betapa seorang Allah yang berkuasa begitu PEDULI terhadap aku dan temanku, terhadap kita semua. He loves us so much that He died for us!
Entah apa jawaban Tuhan dalam peperangan ini, tapi ini sungguh pengharapan, bahwa Dia bersama dengan kita, sekalipun Dia tidak pernah meninggalkan kita.
Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
Kalau aku, sebagai teman, hanya bisa berkata ke temanku, "I keep praying for u, I truly understand what u feel, I was in ur position. Though I don't know what to do, I care about u."
Dia, Yesus, berkata, "Aku mengerti perasaanmu, Aku telah menanggung penderitaanmu, Aku telah berperang bagimu, bahkan berjuang sampai mati dan akhirnya bangkit untuk memenangkan pertandingan ini! Serahkanlah perkara ini ke dalam tanganKu, karena jauh sebelum engkau menderita, Aku telah menderita bagiMu. I know how to handle this."
"Lord, thank You for loving someone I care about. Thank You for giving us hope that wherever this battle leads us to, we can count on You never to lead us astray."
No comments:
Post a Comment