Tuesday, July 27, 2010
antara cinta, expectations dan komunikasi
Beberapa hari yang lalu, temanku ngomong gini ke aku..
“Lyn, when you love someone and you started to feel hurt…it means there is something’s wrong, and you need to find what that is.”
Eyn : ah kagak ngerti ah maksudnya apa!! Gmana bisa?!
My friend : iya…karena ketika mengasihi seseorang itu brings pain instead of pleasure, berarti ada sesuatu yg salah, dan lu mesti cari tau itu apa.
Entah aku adalah temen yg tukang nurut, entah karena aku rasa perkataan itu masuk akal juga..aku jadi terus mikirin perkataan dia..
Dan aku jadi menyadari satu hal, bahwa rasa sakit itu muncul ketika ada expectations yg tidak terpenuhi.
Perkataan temanku jadi lebih masuk akal sekarang..
Ketika aku sayang seseorang, dan mengharapkan sesuatu dari orang itu…dan tidak terpenuhi, itulah saat hatiku sakit.
Well..tentu..bole2 saja berharap pada orang, gak ada salahnya dengan itu.
Tapi, yang juga penting adalah expectations itu harus bisa dikomunikasikan.
Karena seringkali..ketika expectations tidak terpenuhi (karena yg diharapkan clueless..bukan karena tidak mau memenuhi), jadi suka ber-asumsi sendiri..dan lagi, bertambahlah sakit itu.
Aku selalu melihat cinta itu sebagai sebuah anugrah, sesuatu yg tidak dapat dipaksakan, sesuatu yg naturally muncul, bukan karena usaha. Sehingga bagiku mencintai dan bisa berkorban bagi seseorang adalah anugrah. Hadiah cuma-cuma dari Allah yang adalah kasih.
Sedangkan expectations itu tentu diciptakan. Dapat dikompromikan. Dapat diskenariokan. Dapat ditinggikan. Dapat direndahkan. Sesuatu yang dapat diusahakan.
Apalagi komunikasi!! Itu bisa belajar.
Merusak cinta (yang adalah anugrah) dengan expectations (yang seringkali adalah keegoisan sendiri) dan dengan komunikasi (yang tidak lancar)…duuuh sayang banget kan..?!
Marilah menjaga keindahan hadiah CINTA dari Tuhan..dan dipoles lebih lagi supaya kualitas cinta kita tambah gahar : cinta yang sabar; murah hati; tidak cemburu; tidak memegahkan diri; tidak sombong; tidak melakukan yang tidak sopan; tidak mencari keuntungan diri sendiri; tidak pemarah; tidak menyimpan kesalahan orang lain; tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran; menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
dan marilah belajar untuk “mengendalikan” expectations kita dan komunikasikan itu.
And always choose to LOVE, coz LOVE never fails!
“Lyn, when you love someone and you started to feel hurt…it means there is something’s wrong, and you need to find what that is.”
Eyn : ah kagak ngerti ah maksudnya apa!! Gmana bisa?!
My friend : iya…karena ketika mengasihi seseorang itu brings pain instead of pleasure, berarti ada sesuatu yg salah, dan lu mesti cari tau itu apa.
Entah aku adalah temen yg tukang nurut, entah karena aku rasa perkataan itu masuk akal juga..aku jadi terus mikirin perkataan dia..
Dan aku jadi menyadari satu hal, bahwa rasa sakit itu muncul ketika ada expectations yg tidak terpenuhi.
Perkataan temanku jadi lebih masuk akal sekarang..
Ketika aku sayang seseorang, dan mengharapkan sesuatu dari orang itu…dan tidak terpenuhi, itulah saat hatiku sakit.
Well..tentu..bole2 saja berharap pada orang, gak ada salahnya dengan itu.
Tapi, yang juga penting adalah expectations itu harus bisa dikomunikasikan.
Karena seringkali..ketika expectations tidak terpenuhi (karena yg diharapkan clueless..bukan karena tidak mau memenuhi), jadi suka ber-asumsi sendiri..dan lagi, bertambahlah sakit itu.
Aku selalu melihat cinta itu sebagai sebuah anugrah, sesuatu yg tidak dapat dipaksakan, sesuatu yg naturally muncul, bukan karena usaha. Sehingga bagiku mencintai dan bisa berkorban bagi seseorang adalah anugrah. Hadiah cuma-cuma dari Allah yang adalah kasih.
Sedangkan expectations itu tentu diciptakan. Dapat dikompromikan. Dapat diskenariokan. Dapat ditinggikan. Dapat direndahkan. Sesuatu yang dapat diusahakan.
Apalagi komunikasi!! Itu bisa belajar.
Merusak cinta (yang adalah anugrah) dengan expectations (yang seringkali adalah keegoisan sendiri) dan dengan komunikasi (yang tidak lancar)…duuuh sayang banget kan..?!
Marilah menjaga keindahan hadiah CINTA dari Tuhan..dan dipoles lebih lagi supaya kualitas cinta kita tambah gahar : cinta yang sabar; murah hati; tidak cemburu; tidak memegahkan diri; tidak sombong; tidak melakukan yang tidak sopan; tidak mencari keuntungan diri sendiri; tidak pemarah; tidak menyimpan kesalahan orang lain; tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran; menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
dan marilah belajar untuk “mengendalikan” expectations kita dan komunikasikan itu.
And always choose to LOVE, coz LOVE never fails!
Sunday, July 25, 2010
i will run to You and i will keep on doing it
Biar bagaimanapun, aku selalu paksakan hari Minggu bisa “tidur siang”. Emang paling ideal kalo bisa sampe di rumah cukup siang, jadi bener2 actually "tidur" di "siang" hari. Tapi hampir setiap Minggu, pasti aja ada hal yang aku kerjakan, dan kemarin aku sampe rumah jam 5.
Karena aku punya cita2 mulia untuk napping + emang teler bgt, aku tetep tidur!!! Jam 6…lalu bangun jam 8! haha :$
Bangun2, mama and Rieza lagi asik nonton “Indonesia Mencari Bakat”, kalo lagi iklan, pindah ke “Take Me Out”. Aku langsung lari ke mejaku, buka laptop, nyalain Itunes, ambil Alkitab, siap2 mau bible reading..
Tapi ooh…tidur pules 2 jam, dtambah agak2 laper, dtambah si Brandddoooon di Trans TV, and Mas Choky di Indosiar, bener2 bikin gak konsen lah untuk mulai baca Alkitab.. haha :$ *itulah mengapa, aku selalu semangat 45 untuk bangun super pagi, or tidur super malem, supaya punya waktu tenang dan juga supaya aku punya waktu untuk keluargaku*
Then, akirnya aku putuskan pasang earpiece..supaya lebih tenang!
Aku bersyukur dengan segala “kerusuhan” di luar, sehingga memaksaku konsen cuma denger lagu di Itunes, pas lagi lagu “I will run to You”
Your eye is on the sparrow and Your hand, it comforts me
From the ends of the Earth to the depth of my heart
Let Your mercy and strength be seen
You call me to Your purpose as angels understand
For Your glory, may You draw all men as Your love and grace demand
And I will run to You to Your words of truth
Not by might, not by power but by the Spirit of God
Yes I will run the race ‘til I see Your face
Oh let me live in the glory of Your grace
Ini lagu yg sangat kunikmati ketika SMP, lagu pertama yang “aku bisa” dari kaset Hillsong pertamaku. Dan ini juga lagu kedua (or ketiga?) yg dinyanyiin ama vocal grup'ku yg awalnya cuma ber-4.
Aku jadi menyadari satu hal yang indah mengenai lagu pujian. Dengan mendengar dan actually menyanyikan lagu pujian, untuk aku pribadi, membuatku mengenang dan merefleksi banyak hal. Selain tentunya, most of the time selalu ada yang Tuhan mau sampaikan melalui pujian itu.
Sejak kecil, aku suka sekali dengan musik. Hadiah pertama dari papa waktu aku umur 3 tahun adalah cassette tape player. Bukan karena aku hobi nyanyi dulu, tapi karena aku hobi bergoyang *aku gak menyebut, goyang kiri kanan anak umur 3 tahun sebagai menari tentunya*.
Setelah udah bisa baca, dan ke sekolah minggu, baru deh mulai hobi2 ngafal lagu dan nyanyi dengan suara seadanya!! Hanya bernyanyi, tanpa terlalu ngerti apa yg aku nyanyiin..
Menyanyi menjadi lebih dari sekitar menyanyi, sejak aku sungguh2 terima Kristus, naik SMP 1. Awal2 ngerti yang namanya saat teduh itu, bagiku doa+nyanyi+baca Alkitab adalah 1 paket! Indah :D
Sampai sekarangpun, ketika aku lagi “tidak tahu harus bagaimana lagi”, tidak punya kata2 untuk berdoa karena terlalu sedih sehingga tidak bisa bicara lagi *namun sungguh bersyukur, karena kita punya Roh Kudus yg selalu berdoa bagi kita Roma 8:26*, aku selalu berdiam diri dan mendengar lagu.
“Repeat” merupakan fave button ku saat2 begitu, aku biasa mendengar lagu berulang-ulang, sampai aku bisa lebih clear dengan kondisi ku, bisa lebih tenang, menangis dan akirnya mencurahkan semua isi hatiku ke Tuhan. Itulah mengapa, banyak lagu-lagu yang punya kenangan khusus denganku, dan ketika mendengarnya lagi, aku jadi ingat masa2 aku tumpah ruah di hadapan Tuhan, dan ketika melihat ke belakang, aku jadi melihat bagaimana Dia menjawab doaku.
Nah, lagu “I will run to You” membuatku mengenang kembali masa awal2 aku kenal Tuhan dan melayani Dia di SMP.
Lagu ini telah membuat seorang erlyn kelas 2 SMP berasa special, karena sungguh Tuhan memperhatikan dia sampai kedalaman hatinya. Walaupun waktu itu masalah mungkin masi belum terlalu complicated, gak jauh2, "hanya" masalah dengan teman..namun aku sangat2 takjub mengetahui bahwa ada Allah yang begitu mengerti diriku lebih dari siapapun. Burung kecil saja begitu Tuhan perhatikan, terlebih aku.
Lagu ini juga selalu membuat 14 tahun erlyn amazed, “wah Tuhan pilih eyn toh?!” dan selalu membuat erlyn kecil *yg fyi, tinggi badannya gak berubah sampai sekarang huhu* ngerasa…”senangnya bisa cari Tuhan apapun kondisi eyn!”
Dan hari ini, lagu ini mengingatkan ku pada teman2 sepelayananku dulu dan juga pada panggilan ku secara pribadi lagi.
Yes I will run the race
‘til I see Your face
Hampir setengah dari usiaku, aku menjalani hidup bersama Dia.. dan aku menyadari, aku masi berada di sebuah pertandingan.
Saat masi di persekutuan dulu, seakan pertandingan tuh lebih jelas jalurnya. Setelah kepengurusan tahun ini selesai, tinggal “digumuli” masi “mau” lanjut gak di kepengurusan tahun depan. Seakan semuanya tersedia bagi kita, tinggal jalani aja. Kita juga punya pembimbing. Jaman SMP-SMA dulu, sepertinya girang banget kalo 1 tahun telah berlalu, dan kita “naek kelas”, pindah ke babak baru, pertandingan baru. Dan enaknya saat itu kita selalu bersama.
Dan tentunya, itu sangat wajar untuk para bayi rohani, kita makan sesuatu yang telah disediakan, kita dibimbing, kita dilayani *walaupun kita juga melayani, namun kita sungguh2 sangat dilayani saat itu*
Saat ini kondisi udah berbeda, hampir semua teman sepelayananku punya dunianya sendiri, melayani di tempat dan bidang masing2. *puji Tuhan!!*
Dan sekarang, yang Tuhan minta juga berbeda, bukan kepengurusan 1 atau 2 tahun *well, mungkin sebagian dari kita masi ada sih*, yang kalau udah kelar bisa mikir2 lagi mau lanjut atau gak, ibaratnya komitmennya bisa temporary. Kali ini semakin bertumbuh dan dewasa di dalam Dia, sungguh jelas, melayani bukan sekedar menjadi bagian dari organisasi. Melayani adalah hidup kita, bagian dari hubungan kita dengan Tuhan. Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian kita. Bisa dimanapun, kapanpun, dengan cara apapun.
Dan sampai kapan? 1-2 tahun? Sampai saya bosan? Sampai saya gak punya waktu lagi, karena saya sibuk bekerja? Sampai saya menikah kelak dan waktu saya hanya untuk keluarga?
No!!
Sampai kita bertemu Dia, muka dengan muka!
Teman2, saat ini each of us punya our own race as in bidang pelayanan, bidang kehidupan, tempat dan panggilan. Walaupun sejujurnya aku sangat merindukan kalian *berharap bisa kembali melayani bersama2*, aku percaya Tuhan telah persiapkan kita bersama2 saat itu dan saat ini Dia memanggil kita di tempat kita masing2, mari tetap setia sampai akhir dan saling mendoakan!
Namun, ada 1 race yg selalu kita share bersama yaitu race kehidupan kita bersama dengan Tuhan, hidup yang semakin hari semakin dekat dengan Dia, semakin memancarkan kemuliaan Tuhan, dan yang terus menjadi saksi bagi kerajaanNya dimanapun kita ditempatkan.
Sampai kita bertemu Dia, muka dengan muka!
Inilah doaku, biarlah pada akhirnya, kita semua mampu berkata seperti Rasul Paulus:
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Karena aku punya cita2 mulia untuk napping + emang teler bgt, aku tetep tidur!!! Jam 6…lalu bangun jam 8! haha :$
Bangun2, mama and Rieza lagi asik nonton “Indonesia Mencari Bakat”, kalo lagi iklan, pindah ke “Take Me Out”. Aku langsung lari ke mejaku, buka laptop, nyalain Itunes, ambil Alkitab, siap2 mau bible reading..
Tapi ooh…tidur pules 2 jam, dtambah agak2 laper, dtambah si Brandddoooon di Trans TV, and Mas Choky di Indosiar, bener2 bikin gak konsen lah untuk mulai baca Alkitab.. haha :$ *itulah mengapa, aku selalu semangat 45 untuk bangun super pagi, or tidur super malem, supaya punya waktu tenang dan juga supaya aku punya waktu untuk keluargaku*
Then, akirnya aku putuskan pasang earpiece..supaya lebih tenang!
Aku bersyukur dengan segala “kerusuhan” di luar, sehingga memaksaku konsen cuma denger lagu di Itunes, pas lagi lagu “I will run to You”
Your eye is on the sparrow and Your hand, it comforts me
From the ends of the Earth to the depth of my heart
Let Your mercy and strength be seen
You call me to Your purpose as angels understand
For Your glory, may You draw all men as Your love and grace demand
And I will run to You to Your words of truth
Not by might, not by power but by the Spirit of God
Yes I will run the race ‘til I see Your face
Oh let me live in the glory of Your grace
Ini lagu yg sangat kunikmati ketika SMP, lagu pertama yang “aku bisa” dari kaset Hillsong pertamaku. Dan ini juga lagu kedua (or ketiga?) yg dinyanyiin ama vocal grup'ku yg awalnya cuma ber-4.
Aku jadi menyadari satu hal yang indah mengenai lagu pujian. Dengan mendengar dan actually menyanyikan lagu pujian, untuk aku pribadi, membuatku mengenang dan merefleksi banyak hal. Selain tentunya, most of the time selalu ada yang Tuhan mau sampaikan melalui pujian itu.
Sejak kecil, aku suka sekali dengan musik. Hadiah pertama dari papa waktu aku umur 3 tahun adalah cassette tape player. Bukan karena aku hobi nyanyi dulu, tapi karena aku hobi bergoyang *aku gak menyebut, goyang kiri kanan anak umur 3 tahun sebagai menari tentunya*.
Setelah udah bisa baca, dan ke sekolah minggu, baru deh mulai hobi2 ngafal lagu dan nyanyi dengan suara seadanya!! Hanya bernyanyi, tanpa terlalu ngerti apa yg aku nyanyiin..
Menyanyi menjadi lebih dari sekitar menyanyi, sejak aku sungguh2 terima Kristus, naik SMP 1. Awal2 ngerti yang namanya saat teduh itu, bagiku doa+nyanyi+baca Alkitab adalah 1 paket! Indah :D
Sampai sekarangpun, ketika aku lagi “tidak tahu harus bagaimana lagi”, tidak punya kata2 untuk berdoa karena terlalu sedih sehingga tidak bisa bicara lagi *namun sungguh bersyukur, karena kita punya Roh Kudus yg selalu berdoa bagi kita Roma 8:26*, aku selalu berdiam diri dan mendengar lagu.
“Repeat” merupakan fave button ku saat2 begitu, aku biasa mendengar lagu berulang-ulang, sampai aku bisa lebih clear dengan kondisi ku, bisa lebih tenang, menangis dan akirnya mencurahkan semua isi hatiku ke Tuhan. Itulah mengapa, banyak lagu-lagu yang punya kenangan khusus denganku, dan ketika mendengarnya lagi, aku jadi ingat masa2 aku tumpah ruah di hadapan Tuhan, dan ketika melihat ke belakang, aku jadi melihat bagaimana Dia menjawab doaku.
Nah, lagu “I will run to You” membuatku mengenang kembali masa awal2 aku kenal Tuhan dan melayani Dia di SMP.
Lagu ini telah membuat seorang erlyn kelas 2 SMP berasa special, karena sungguh Tuhan memperhatikan dia sampai kedalaman hatinya. Walaupun waktu itu masalah mungkin masi belum terlalu complicated, gak jauh2, "hanya" masalah dengan teman..namun aku sangat2 takjub mengetahui bahwa ada Allah yang begitu mengerti diriku lebih dari siapapun. Burung kecil saja begitu Tuhan perhatikan, terlebih aku.
Lagu ini juga selalu membuat 14 tahun erlyn amazed, “wah Tuhan pilih eyn toh?!” dan selalu membuat erlyn kecil *yg fyi, tinggi badannya gak berubah sampai sekarang huhu* ngerasa…”senangnya bisa cari Tuhan apapun kondisi eyn!”
Dan hari ini, lagu ini mengingatkan ku pada teman2 sepelayananku dulu dan juga pada panggilan ku secara pribadi lagi.
Yes I will run the race
‘til I see Your face
Hampir setengah dari usiaku, aku menjalani hidup bersama Dia.. dan aku menyadari, aku masi berada di sebuah pertandingan.
Saat masi di persekutuan dulu, seakan pertandingan tuh lebih jelas jalurnya. Setelah kepengurusan tahun ini selesai, tinggal “digumuli” masi “mau” lanjut gak di kepengurusan tahun depan. Seakan semuanya tersedia bagi kita, tinggal jalani aja. Kita juga punya pembimbing. Jaman SMP-SMA dulu, sepertinya girang banget kalo 1 tahun telah berlalu, dan kita “naek kelas”, pindah ke babak baru, pertandingan baru. Dan enaknya saat itu kita selalu bersama.
Dan tentunya, itu sangat wajar untuk para bayi rohani, kita makan sesuatu yang telah disediakan, kita dibimbing, kita dilayani *walaupun kita juga melayani, namun kita sungguh2 sangat dilayani saat itu*
Saat ini kondisi udah berbeda, hampir semua teman sepelayananku punya dunianya sendiri, melayani di tempat dan bidang masing2. *puji Tuhan!!*
Dan sekarang, yang Tuhan minta juga berbeda, bukan kepengurusan 1 atau 2 tahun *well, mungkin sebagian dari kita masi ada sih*, yang kalau udah kelar bisa mikir2 lagi mau lanjut atau gak, ibaratnya komitmennya bisa temporary. Kali ini semakin bertumbuh dan dewasa di dalam Dia, sungguh jelas, melayani bukan sekedar menjadi bagian dari organisasi. Melayani adalah hidup kita, bagian dari hubungan kita dengan Tuhan. Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian kita. Bisa dimanapun, kapanpun, dengan cara apapun.
Dan sampai kapan? 1-2 tahun? Sampai saya bosan? Sampai saya gak punya waktu lagi, karena saya sibuk bekerja? Sampai saya menikah kelak dan waktu saya hanya untuk keluarga?
No!!
Sampai kita bertemu Dia, muka dengan muka!
Teman2, saat ini each of us punya our own race as in bidang pelayanan, bidang kehidupan, tempat dan panggilan. Walaupun sejujurnya aku sangat merindukan kalian *berharap bisa kembali melayani bersama2*, aku percaya Tuhan telah persiapkan kita bersama2 saat itu dan saat ini Dia memanggil kita di tempat kita masing2, mari tetap setia sampai akhir dan saling mendoakan!
Namun, ada 1 race yg selalu kita share bersama yaitu race kehidupan kita bersama dengan Tuhan, hidup yang semakin hari semakin dekat dengan Dia, semakin memancarkan kemuliaan Tuhan, dan yang terus menjadi saksi bagi kerajaanNya dimanapun kita ditempatkan.
Sampai kita bertemu Dia, muka dengan muka!
Inilah doaku, biarlah pada akhirnya, kita semua mampu berkata seperti Rasul Paulus:
Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Thursday, July 22, 2010
Be content!
Be content!
Waktu jamannya dulu masi maen2 MSN messenger, ada 1 teman statusnya adalah – be content!-
Gak terlalu ngerti itu artinya apa dulu, tapi selalu menarik, karena dia adalah salah satu orang yg statusnya gak pernah ganti! I think he was content enough with his status.
Be content!
Salah satu bagian Alkitab yang sangat kusukai adalah *yang aku yakin hampir semua orang hafal ayat ini* I can do all things with God who strengthens me… *kayaknya ini adalah ayat pertama yg aku hafal dalam bahasa Inggris*
Filipi 4:13 Segala perkara dapat kulakukan di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Waktu jaman cuma afal ayat mah, ditelan mentah2 ayat ini, toh ayatnya bagus.. nah pas udah gedean dikit.. jaman mulai baca Alkitab … baru tau alasan Rasul Paulus kenapa bisa berkata sebegitu hebatnya *di ayat sebelumnya* adalah..
Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Setelah tahu ayat ini, dan actually mengalaminya langsung *Aku pernah mengalami ketika sisa uang di tabungan hanya 100 yen, en gak tau besok mau makan apa… kok yah lewat2 aja hari2ku.. dan malah terlebih lagi.. aku bahkan tetap gemuk aja yaah selama di jepang?* for I have learned to be content whatever the circumstances. , ini jadi ayat "sakti", sumber kekuatanku..aku tidak takut!!
Masa2 di Jepang, adalah sungguh pertama kalinya aku belajar bahwa aku hanya mengandalkan Tuhan saja dalam hidupku.
Orangtuaku? Tidak..aku gak mau mama stress melihat anaknya actually stress dan tidak punya uang.. mama bahkan tidak pernah tau kesusahan ku disana.
Diri sendiri? Haha..boro2 mau mengandalkan diri sendiri, aku hanyalah seorang anak kecil..tidak bisa apa2..yang cuma tau kalo Tuhan dah bukain jalan aku sekolah di Jepang, Tuhan gak mungkin biarin aku berhenti di tengah jalan, Tuhan pasti pimpin sampai aku bisa selesai disana, bagaimana dan apapun caranya…aku Cuma ngikut! Itu! Itu yang mengisi hari2ku.
For I have learned to be content whatever the circumstances.
Pulang ke Indonesia..dengan problema yang baru! Seakan semua masalah “kesusahan” di Jepang, tidak ada artinya, tidak sebanding dengan “kelas” baruku ini. Ujian yang Tuhan perhadapkan denganku, beda2 pula. Seringkali aku merindukan “kelas” lama ku di Jepang, ketika yang perlu kupikirkan hanyalah bagaimana aku makan, bagaimana aku mengumpulkan uang untuk pulang ke Indo ketemu mama!!
Kalau sedang musim2 normal, anggaplah musim semi.. dimana bunga bermekaran..aku bayangkan bunga Sakura dan bunga Matahari bersebelahan..duh cantiknya! *gak mungkin bgt lah, jelas2 musimnya beda!* eniweii… aku nangis itu hanya sebulan sekali! Aku bersyukur akan hal itu, karena itu menunjukan aku masi cewe yg normal and sebulan sekali mataku dibersihkan, literally!
Nah, dalam setahun ada musim kekeringan *dimana air mata kering…nangis gk habis2 berhari2*, atau bisa juga dengan kata lain musim badai, dimana tenaga habis terkuras berusaha bertahan menerpa badai *hehe, salah sendiri! Padahal harusnya saat badai gini yah… tinggal diam aja di pelukan Tuhan, yang jauh lebih besar dari badai itu…enak bisa bobo nyenyak! Tapi kan kadang2 aku suka sok jago tuh..sok yg "Bisa! Bisa! Bisa!" Akirnya kecapean sendiri*
Namun asiknya di setiap badai itu, selalu ada yang Tuhan bisikan, yang awal2nya tidak terlalu kedengeran, karena aku masi bersikukuh dengan sok jago-nya aku..tapi lama2 Tuhan yg super keren ini berteriak sampai akirnya aku sadar!
Kali ini, kembali lagi Dia ajarkan ku to be content!!!
Aku berulang kali ngomong ke Tuhan….”duh Tuhan, eyn gak ngerti kenapa rasa gak enaknya kok belum ilang2 yah? Kenapa yah? Kenapa? Boseen nih!! Mau hidup normal!! Cape mellow2!! Gak asik!”
Dari beberapa renungan yg aku baca beberapa hari ini, berulang-ulang.. be content!
Sermon mgg lalu di gereja juga, be content!
Dan hari ini .. lagi!!! Be content! *sampai akirnya aku senyum sendiri…dan “ooooh gitu yah Tuhan?!”*
....................................................................
(from Crosswalk Women, "A Believer for All Seasons", by Kathi Macias)
Philippians 4:11, which declares, "I have learned in whatever state (condition, circumstance, season) I am, to be content." Easier said than done!! ........
2 Timothy 4:2 instructs us to "Be ready in season and out of season." Each time I read that I realize how often God gives me time to prepare for the situation I'm in—and how often He doesn't. * I wasn’t ready this time huh?! –eyn-*
Obeying God doesn't always mean that I have to walk through fire for Jesus. Most of the time it simply means "renewing my mind" according to Romans 12:2, which explains that our thought processes must be changed to conform to God's Word rather than the prevailing trends and mindsets of the world.
………………….. the renewing of our minds has to go deeper than a simple assent to the fact that those acts (any sins) are wrong. God deals with the heart. His desire is to take our lifelong attitudes and gently but firmly begin to reshape and remold them into a worldview that reflects His values and His righteousness.
In the middle of all that comes an appreciation for the season we're in—be that summer in the desert or winter in Alaska, the early married years with children and bills or the senior years with arthritis and wrinkles. *in my case, oh well masa2 “susah” di jepang, or musim semi ketika gak ada masalah, or masa badai2 saat ini*
To some extent, of course, that proved to be true, and the next season was a bit easier—in some ways. However, I also learned that I was really just trading the difficulties of one season for new ones in the next. And along with leaving those particular difficulties behind, I left some of the joys as well.
True, I have pictures and memories that transport me back to those times, and I smile at the images they bring to mind. But sometimes a tear trickles down my cheek, even as I smile, because I know those very special moments are gone forever, swept away with the passing of time—the changing of seasons. The Spring and Summer of my earthly life are over, and Fall is quickly fading into Winter.
Should I bemoan the loss, giving myself over to living in the past? Many do, particularly if they have no promise of eternity with the Father. But I'm a Christian, a born-again believer whose eternal existence is assured. If my mind has been renewed by the reading and applying of the Scriptures, then there's no place for regret or sorrow as I face the winter of my life.
Each season of our lives, regardless of the "state" or circumstances that accompany it, can be times of rejoicing if we choose to make them so, as the Apostle Paul did. We can choose to be content, whether we have an abundance of this world's riches or scarcely enough to get by. We can choose to be content, whether our health is perfect or less than we'd like it to be. We can choose to be content, whether the world is singing our praises or condemning our every word and action. *i can choose to be content though my heart is aching, di tengah situasi tidak mengenakkan dan melelahkan -eyn-*
The important thing is to remember that Paul said his contentment in every situation was a learned process. When I became a believer I understood that I had to change my way of thinking from that of the world to that of the One who spoke the world into existence, but it didn't happen overnight. It was a learning process—a long one, which will continue until I step from the winter of my temporal life into the eternal season of God's presence.
God intends for Christians to flourish in all seasons, regardless of our situations, and we will only do that as we renew our minds to think as He thinks, to live as He lives, and to love as He loves. We can't do it in our own strength or wisdom, for apart from Him we have none. But the One who is omnipotent and omniscient stands ready to impart His strength and wisdom to us so that we might rejoice in the season we're in today, even as we anticipate the one to come.
………………………………………………………………………………………
My dear Lord…who has been faithful to me through all the seasons in my life… again, kali ini Dia ajarku to be content! I have learned to be content dalam kekuranganku, sehingga saat ini ketika aku menghadapi kekurangan “lagi”, to be honest, I am super content!
Tapi dalam season baru saat ini dalam hidupku, kondisi yg belum pernah kuhadapi sebelumnya… again… God taught me again to be content! or at least, to choose to be content, to enjoy the season! To have faith that season ini akan segera berlalu! To see this season from his point of view! To see this season as a learning process He's making me more beautiful each day! To be a joyful Christian in all seasons! 'tuk belajar seperti Rasul Paulus, supaya aku juga bisa berkata....
"Our hearts ache, but we always have joy............ We own nothing, and yet we have everything." 2 Cor 6:10
Be content!
Waktu jamannya dulu masi maen2 MSN messenger, ada 1 teman statusnya adalah – be content!-
Gak terlalu ngerti itu artinya apa dulu, tapi selalu menarik, karena dia adalah salah satu orang yg statusnya gak pernah ganti! I think he was content enough with his status.
Be content!
Salah satu bagian Alkitab yang sangat kusukai adalah *yang aku yakin hampir semua orang hafal ayat ini* I can do all things with God who strengthens me… *kayaknya ini adalah ayat pertama yg aku hafal dalam bahasa Inggris*
Filipi 4:13 Segala perkara dapat kulakukan di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Waktu jaman cuma afal ayat mah, ditelan mentah2 ayat ini, toh ayatnya bagus.. nah pas udah gedean dikit.. jaman mulai baca Alkitab … baru tau alasan Rasul Paulus kenapa bisa berkata sebegitu hebatnya *di ayat sebelumnya* adalah..
Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
Setelah tahu ayat ini, dan actually mengalaminya langsung *Aku pernah mengalami ketika sisa uang di tabungan hanya 100 yen, en gak tau besok mau makan apa… kok yah lewat2 aja hari2ku.. dan malah terlebih lagi.. aku bahkan tetap gemuk aja yaah selama di jepang?* for I have learned to be content whatever the circumstances. , ini jadi ayat "sakti", sumber kekuatanku..aku tidak takut!!
Masa2 di Jepang, adalah sungguh pertama kalinya aku belajar bahwa aku hanya mengandalkan Tuhan saja dalam hidupku.
Orangtuaku? Tidak..aku gak mau mama stress melihat anaknya actually stress dan tidak punya uang.. mama bahkan tidak pernah tau kesusahan ku disana.
Diri sendiri? Haha..boro2 mau mengandalkan diri sendiri, aku hanyalah seorang anak kecil..tidak bisa apa2..yang cuma tau kalo Tuhan dah bukain jalan aku sekolah di Jepang, Tuhan gak mungkin biarin aku berhenti di tengah jalan, Tuhan pasti pimpin sampai aku bisa selesai disana, bagaimana dan apapun caranya…aku Cuma ngikut! Itu! Itu yang mengisi hari2ku.
For I have learned to be content whatever the circumstances.
Pulang ke Indonesia..dengan problema yang baru! Seakan semua masalah “kesusahan” di Jepang, tidak ada artinya, tidak sebanding dengan “kelas” baruku ini. Ujian yang Tuhan perhadapkan denganku, beda2 pula. Seringkali aku merindukan “kelas” lama ku di Jepang, ketika yang perlu kupikirkan hanyalah bagaimana aku makan, bagaimana aku mengumpulkan uang untuk pulang ke Indo ketemu mama!!
Kalau sedang musim2 normal, anggaplah musim semi.. dimana bunga bermekaran..aku bayangkan bunga Sakura dan bunga Matahari bersebelahan..duh cantiknya! *gak mungkin bgt lah, jelas2 musimnya beda!* eniweii… aku nangis itu hanya sebulan sekali! Aku bersyukur akan hal itu, karena itu menunjukan aku masi cewe yg normal and sebulan sekali mataku dibersihkan, literally!
Nah, dalam setahun ada musim kekeringan *dimana air mata kering…nangis gk habis2 berhari2*, atau bisa juga dengan kata lain musim badai, dimana tenaga habis terkuras berusaha bertahan menerpa badai *hehe, salah sendiri! Padahal harusnya saat badai gini yah… tinggal diam aja di pelukan Tuhan, yang jauh lebih besar dari badai itu…enak bisa bobo nyenyak! Tapi kan kadang2 aku suka sok jago tuh..sok yg "Bisa! Bisa! Bisa!" Akirnya kecapean sendiri*
Namun asiknya di setiap badai itu, selalu ada yang Tuhan bisikan, yang awal2nya tidak terlalu kedengeran, karena aku masi bersikukuh dengan sok jago-nya aku..tapi lama2 Tuhan yg super keren ini berteriak sampai akirnya aku sadar!
Kali ini, kembali lagi Dia ajarkan ku to be content!!!
Aku berulang kali ngomong ke Tuhan….”duh Tuhan, eyn gak ngerti kenapa rasa gak enaknya kok belum ilang2 yah? Kenapa yah? Kenapa? Boseen nih!! Mau hidup normal!! Cape mellow2!! Gak asik!”
Dari beberapa renungan yg aku baca beberapa hari ini, berulang-ulang.. be content!
Sermon mgg lalu di gereja juga, be content!
Dan hari ini .. lagi!!! Be content! *sampai akirnya aku senyum sendiri…dan “ooooh gitu yah Tuhan?!”*
....................................................................
(from Crosswalk Women, "A Believer for All Seasons", by Kathi Macias)
Philippians 4:11, which declares, "I have learned in whatever state (condition, circumstance, season) I am, to be content." Easier said than done!! ........
2 Timothy 4:2 instructs us to "Be ready in season and out of season." Each time I read that I realize how often God gives me time to prepare for the situation I'm in—and how often He doesn't. * I wasn’t ready this time huh?! –eyn-*
Obeying God doesn't always mean that I have to walk through fire for Jesus. Most of the time it simply means "renewing my mind" according to Romans 12:2, which explains that our thought processes must be changed to conform to God's Word rather than the prevailing trends and mindsets of the world.
………………….. the renewing of our minds has to go deeper than a simple assent to the fact that those acts (any sins) are wrong. God deals with the heart. His desire is to take our lifelong attitudes and gently but firmly begin to reshape and remold them into a worldview that reflects His values and His righteousness.
In the middle of all that comes an appreciation for the season we're in—be that summer in the desert or winter in Alaska, the early married years with children and bills or the senior years with arthritis and wrinkles. *in my case, oh well masa2 “susah” di jepang, or musim semi ketika gak ada masalah, or masa badai2 saat ini*
To some extent, of course, that proved to be true, and the next season was a bit easier—in some ways. However, I also learned that I was really just trading the difficulties of one season for new ones in the next. And along with leaving those particular difficulties behind, I left some of the joys as well.
True, I have pictures and memories that transport me back to those times, and I smile at the images they bring to mind. But sometimes a tear trickles down my cheek, even as I smile, because I know those very special moments are gone forever, swept away with the passing of time—the changing of seasons. The Spring and Summer of my earthly life are over, and Fall is quickly fading into Winter.
Should I bemoan the loss, giving myself over to living in the past? Many do, particularly if they have no promise of eternity with the Father. But I'm a Christian, a born-again believer whose eternal existence is assured. If my mind has been renewed by the reading and applying of the Scriptures, then there's no place for regret or sorrow as I face the winter of my life.
Each season of our lives, regardless of the "state" or circumstances that accompany it, can be times of rejoicing if we choose to make them so, as the Apostle Paul did. We can choose to be content, whether we have an abundance of this world's riches or scarcely enough to get by. We can choose to be content, whether our health is perfect or less than we'd like it to be. We can choose to be content, whether the world is singing our praises or condemning our every word and action. *i can choose to be content though my heart is aching, di tengah situasi tidak mengenakkan dan melelahkan -eyn-*
The important thing is to remember that Paul said his contentment in every situation was a learned process. When I became a believer I understood that I had to change my way of thinking from that of the world to that of the One who spoke the world into existence, but it didn't happen overnight. It was a learning process—a long one, which will continue until I step from the winter of my temporal life into the eternal season of God's presence.
God intends for Christians to flourish in all seasons, regardless of our situations, and we will only do that as we renew our minds to think as He thinks, to live as He lives, and to love as He loves. We can't do it in our own strength or wisdom, for apart from Him we have none. But the One who is omnipotent and omniscient stands ready to impart His strength and wisdom to us so that we might rejoice in the season we're in today, even as we anticipate the one to come.
………………………………………………………………………………………
My dear Lord…who has been faithful to me through all the seasons in my life… again, kali ini Dia ajarku to be content! I have learned to be content dalam kekuranganku, sehingga saat ini ketika aku menghadapi kekurangan “lagi”, to be honest, I am super content!
Tapi dalam season baru saat ini dalam hidupku, kondisi yg belum pernah kuhadapi sebelumnya… again… God taught me again to be content! or at least, to choose to be content, to enjoy the season! To have faith that season ini akan segera berlalu! To see this season from his point of view! To see this season as a learning process He's making me more beautiful each day! To be a joyful Christian in all seasons! 'tuk belajar seperti Rasul Paulus, supaya aku juga bisa berkata....
"Our hearts ache, but we always have joy............ We own nothing, and yet we have everything." 2 Cor 6:10
Be content!
bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu!
July 20th 2010
Mungkin ranjangku menertawaiku kemarin, cepat sekali aku tidur, jam 9 malam! *bravo*
Kemarin, sekujur tubuh terasa lemas…dan aku memutuskan untuk melakukan hal terbaik untuknya, yaitu : tidur lebih awal. Aku sangat yakin bahwa tidur jauh lebih baik daripada menservice lidahku dengan eskrim vanilla yg memanggilku terus di kulkas, ataupun menonton film apapun untuk mendistract pikiranku.
Pagi ini, bangun dengan rasa syukur, “Yes, makasi Tuhan buat tidur super nyenyak’ku kemarin malam~~~!!”
Janjian dengan bos’ku jam 10 pagi … namun sebagai bos tentunya, beliau bebas datang jam berapapun. Sebagai “karyawan yang baik”, kuputuskan untuk bekerja APAPUN sembari menunggu, sampai aku tak tau lagi harus mengerjakan apa, 1 jam berlalu bos’ku tak kunjung tiba.
Jadi sedikit menyesal karena aku tidak membawa buku apapun untuk dibaca, padahal baru aja tadi pagi dapat tulisan blog yg dikirimkan temanku “10 rahasia sukses orang jepang”.. aku jadi cukup bernostalgia kisah2 indah kuliahku di negeri penjajah itu.. *oops!* dan salah satunya adalah.. orang jepang kemanapun membaca buku, ketika menunggu, maupun di dalam kereta, berdiri maupun duduk! Oh yeah…aku ingat ketika aku masi di jepang, betul! Banyak sekali pembaca buku, tetapi juga banyak anak2 sekolahan yg sibuk dandan di kereta.. dan keduanya sama = acuh tak acuh, terbenam dalam dunianya sendiri.
Eniwei.. kembali ke “yaaaah!!!! Coba aja aku bawa buku!!!”
Masi bosan dan teramat bosan, aku menyapa teman kerjaku .. dan ternyata… dia bawa buku!!!!
“Erlyn ikutin laskar pelangi gak???”
“wah Cuma ntn laskar pelangi sih, belum nonton Sang Pemimpi….”
“Nih aku ada Edensor, novel ke-3nya!!! Walau belum baca 1 dan 2..nyambung kok!!”
“ok deh, aku pinjem yah.. sampai nanti bos dateng aku balikin…”
………lembar demi lembar berlalu …. dan akirnya kubawa Edensor kemanapun kupergi hari ini.. dan kuselesaikan pula novel ke 3-nya Andrea Hirata, sang pemuda Belitong!!!!
Sebenernya, awal aku nonton Laskar Pelangi, karena menemani 2 sepupu kecilku … dan aku tidak pernah menyesalinya sampai sekarang, sungguh mengharukan bagaimana para anak2 berjuang demi bersekolah, menempuh jarak berjam2 demi tiba ke sekolah *well, mgkn buat kita yg di Jakarta, juga berjam2 sampai ke sekolah, tapi karena macet di kendaraan*. Sejak nonton Laskar Pelangi, aku selalu ingetin dede2ku!!! Ingat!!!! Orang bersusah2 mau sekolah, kalian begitu mudahnya sekolah, harus belajar yang rajin!!!!!!!
Nah … di Edensor ini, si Ikal …. menceritakan kisahnya selulus SMA, sampai dia menerima beasiswa ke Perancis dan ber-backpacking keliling Eropa. Itu adalah salah satunya mimpinya yang menjadi kenyataan yaitu : bersekolah di Sorbonne dan menginjakkan kaki di Afrika. Bahkan mimpi-nya yg selama ini tidak pernah terlintas, pun menjadi kenyataan. Dia bertemu dengan Andrea Galliano di Milan. *Ikal mengganti namanya menjadi Andrea karena membaca majalah dengan berita Andrea Galliano di dalamnya. Bayangkan seorang anak kecil di Belitong, membaca kisah jauh di Italy, dan akirnya bertemu dengannya*
Walaupun di novel ini juga ada kenyataan pahit, ia tidak pernah berjumpa dengan ALing, cinta pertamanya. Dan juga beberapa pengalaman tidak mengenakkan..hari pertama di Eropa, dia harus kedinginan karena gak punya tempat tinggal *kombinasi antara administrasi yg tidak baik dari Indonesia, dan kejamnya orang Belanda disana yg tidak berbelas kasihan… * belum lagi pengalaman bertemu perampok!
Sebuah kisah inspriratif ‘tuk dibaca, dan menjadi begitu mengharukan karena ini adalah kisah seorang anak Indonesia yang berjuang meraih mimpinya! Beberapa tulisannya yang mau aku bagikan (sisanya boleh dibaca sendiri..hehe)…..
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain. Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup.
Tabiat orang tak berhubungan dengan gelar yg disematkan kepadanya, bukan pula bagaimana ia menginginkan orang hormat kepadanya, tapi lebih pada berapa besar ia menaruh hormat kepada dirinya sendiri.
Rupanya, tak ada yang lebih aneh selain orang dimabuk cinta. Segalanya tiba-tiba berubah menjadi serbabaik. Kini, dalam penglihatanku, setiap benda menjadi indah....
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu..
Sejak kecil aku harus bekerja keras demi pendidikan, mengorbankan segalanya. Harapan yang diembuskan beasiswa itu membuatku terpukau. Aku sadar bahwa apa yang kualami selama ini bukanlah aku sebagai diriku. Beasiswa itu menawarkan semacam turning point : titik belok bagi hidupku, sebuah kesempatan yang mungkin didapat orang yang selalu mencari dirinya sendiri. Aku telah tertempa untuk mengejar pendidikan, apapun taruhannya.
Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup rupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangkam aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-dua, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, teurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat- tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!
Sering aku merasa heran. Kawan-kawanku The Brits, Yankee, kelompok Jerman, dan Belanda adalah para pub crawler kawakan. Mereka senang bermabuk-mabukan. Tak jarang mereka mabuk mulai Jumat sore dan bsaru sadar Senin pagi. Sebagian hidup seperti bohemian, mengaitkan anting di hidung, mencandu drugs, musik trash metal, berorientasi seks gajil, dan tak pernah terllihat tekun belajar, namun mereka sangat unggul di kelas. Aku yang hidup sesuai dengan tuntunan Dasa Dharma Pramuka, taat perintah pada orang tua, selalu belajar dengan giat dan tak lupa minum susu, *aku MENCINTAI susu – eyn-* jarang dapet melebihi nilai mereka. Dengan ini, kutemukan paradoks kedua, dalam diriku sendiri.
Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu; jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.
Peristiwa dengan Andrea Galliano membuatku seperti melihat cahaya yang meyakinkanku bahwa sekecil apapun hal terjadi memang karena suatu alasan. …. Aku tahu, hal yang menakjubkan bisa saja terjadi lagi padaku di sana, tanpa pernah kuduga dari mana arah datangnya.
Karena jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi, sepahit apapun keadaannya. *huhuhu…kita harus tahu kapan harus stop yah sepertinya?! – eyn - *
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tengah2 membaca ini, aku berulang kali ngomong ke Mama… “Ma, aku jadi pengen ini pengen itu pengen mengejar mimpi .. pengen kesini …….. “
Mama ketawa dan bilang, “duh, ini anak kenapa sih? Udah stop deh tuh baca bukunya.. jangan mikir yg aneh2!!!”
Sembari bacapun, aku sembari berkomunikasi dengan Tuhan… “Tuhan, kayaknya adil-adil aja deh kalo eyn mau ini itu kesana kemari deh Tuhan… toh selama ini eyn kan gak mikirin maunya eyn Tuhan!?? eyn kan masi muda Tuhan?! bole lah yah.. yah yah yah???”
Aku merasakan Dia tersenyum…
Jam 8 malam….my daily devotional dari Proverbs 31 ministries visited my inbox *hanya sisa beberapa halaman sebelum Edensor habis, tetapi aku putuskan untuk baca dulu renungan itu*, title-nya “it’s not about you” … udah ada firasat buruk…”duuuh… gk enak nih kayaknya!!!!”
Sebenarnya inti dari renungan itu adalah bagaimana we have to be content in any circumstances.. kenapa?! For when I am weak, then I am strong. Jadi ketika kita harus berhadapan dengan trials and tribulations, belajar dari Rasul Paulus to be content. The first step to learning contentment adalah to empty ourselves and allow unselfish humility to drive our attitude and our actions. No grumbling! No complaining!
Namun renungan hari ini berbicara lain padaku.. tepatnya di bagian awalnya, dibilang gini :
In his popular book The Purpose Driven Life, author and pastor Rick Warren makes one point very clear, “It’s not about you.” In a world where pursuing personal comfort and happiness is an obsession, many of us chafe and choke at the thought of any struggle or pain invading our lives. The thought that the world wasn’t created just to keep us happy and comfortable seems counter intuitive to today’s thinking. It can be difficult to swallow the fact that God is not most interested in our comfort, but more interested in our character.
Then, I realized … tentu tidak pernah salah untuk bermimpi….toh dari kecil kita diajarkan untuk menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit, jadi seandainya tidak sampai langit pun setidaknya sampai ke awan kan…? Bermimpi untuk sukses!! Untuk hidup lebih enak! Dst.. namun, Tuhan mengingatkan, sebagai anakNya…ada mimpi yang lebih mulia yang perlu dicapai dan seharusnya dimimpikan olehku, yaitu karakter yang semakin serupa dengan Kristus.. seringkali ketika keadaan tidak menguntungkan, bikin kita susah…itulah saat dimana karakter kita semakin diasah..dalam rangka penggapaian mimpi yang lebih sempurna.
Tentu..setelah selesai membaca Edensor ini..aku menuliskan beberapa list mimpiku..dan sangat rindu untuk mendoakannya tiap hari..namun, aku diingatkan..bahwa hidupku, it’s not about me! it’s not about my comfort! Tetapi lebih … it’s about Him be glorified in my life!
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu….! Ya, aku akan terus bermimpi di dalam Dia.. ! ketika mimpiku menjadi kenyataan, aku tau itu adalah anugrahNya, ketika kenyataan tidak sesuai dengan mimpiku, aku tau itu adalah proses Tuhan menyempurnakan mimpiNya dalam hidupku.
Mungkin ranjangku menertawaiku kemarin, cepat sekali aku tidur, jam 9 malam! *bravo*
Kemarin, sekujur tubuh terasa lemas…dan aku memutuskan untuk melakukan hal terbaik untuknya, yaitu : tidur lebih awal. Aku sangat yakin bahwa tidur jauh lebih baik daripada menservice lidahku dengan eskrim vanilla yg memanggilku terus di kulkas, ataupun menonton film apapun untuk mendistract pikiranku.
Pagi ini, bangun dengan rasa syukur, “Yes, makasi Tuhan buat tidur super nyenyak’ku kemarin malam~~~!!”
Janjian dengan bos’ku jam 10 pagi … namun sebagai bos tentunya, beliau bebas datang jam berapapun. Sebagai “karyawan yang baik”, kuputuskan untuk bekerja APAPUN sembari menunggu, sampai aku tak tau lagi harus mengerjakan apa, 1 jam berlalu bos’ku tak kunjung tiba.
Jadi sedikit menyesal karena aku tidak membawa buku apapun untuk dibaca, padahal baru aja tadi pagi dapat tulisan blog yg dikirimkan temanku “10 rahasia sukses orang jepang”.. aku jadi cukup bernostalgia kisah2 indah kuliahku di negeri penjajah itu.. *oops!* dan salah satunya adalah.. orang jepang kemanapun membaca buku, ketika menunggu, maupun di dalam kereta, berdiri maupun duduk! Oh yeah…aku ingat ketika aku masi di jepang, betul! Banyak sekali pembaca buku, tetapi juga banyak anak2 sekolahan yg sibuk dandan di kereta.. dan keduanya sama = acuh tak acuh, terbenam dalam dunianya sendiri.
Eniwei.. kembali ke “yaaaah!!!! Coba aja aku bawa buku!!!”
Masi bosan dan teramat bosan, aku menyapa teman kerjaku .. dan ternyata… dia bawa buku!!!!
“Erlyn ikutin laskar pelangi gak???”
“wah Cuma ntn laskar pelangi sih, belum nonton Sang Pemimpi….”
“Nih aku ada Edensor, novel ke-3nya!!! Walau belum baca 1 dan 2..nyambung kok!!”
“ok deh, aku pinjem yah.. sampai nanti bos dateng aku balikin…”
………lembar demi lembar berlalu …. dan akirnya kubawa Edensor kemanapun kupergi hari ini.. dan kuselesaikan pula novel ke 3-nya Andrea Hirata, sang pemuda Belitong!!!!
Sebenernya, awal aku nonton Laskar Pelangi, karena menemani 2 sepupu kecilku … dan aku tidak pernah menyesalinya sampai sekarang, sungguh mengharukan bagaimana para anak2 berjuang demi bersekolah, menempuh jarak berjam2 demi tiba ke sekolah *well, mgkn buat kita yg di Jakarta, juga berjam2 sampai ke sekolah, tapi karena macet di kendaraan*. Sejak nonton Laskar Pelangi, aku selalu ingetin dede2ku!!! Ingat!!!! Orang bersusah2 mau sekolah, kalian begitu mudahnya sekolah, harus belajar yang rajin!!!!!!!
Nah … di Edensor ini, si Ikal …. menceritakan kisahnya selulus SMA, sampai dia menerima beasiswa ke Perancis dan ber-backpacking keliling Eropa. Itu adalah salah satunya mimpinya yang menjadi kenyataan yaitu : bersekolah di Sorbonne dan menginjakkan kaki di Afrika. Bahkan mimpi-nya yg selama ini tidak pernah terlintas, pun menjadi kenyataan. Dia bertemu dengan Andrea Galliano di Milan. *Ikal mengganti namanya menjadi Andrea karena membaca majalah dengan berita Andrea Galliano di dalamnya. Bayangkan seorang anak kecil di Belitong, membaca kisah jauh di Italy, dan akirnya bertemu dengannya*
Walaupun di novel ini juga ada kenyataan pahit, ia tidak pernah berjumpa dengan ALing, cinta pertamanya. Dan juga beberapa pengalaman tidak mengenakkan..hari pertama di Eropa, dia harus kedinginan karena gak punya tempat tinggal *kombinasi antara administrasi yg tidak baik dari Indonesia, dan kejamnya orang Belanda disana yg tidak berbelas kasihan… * belum lagi pengalaman bertemu perampok!
Sebuah kisah inspriratif ‘tuk dibaca, dan menjadi begitu mengharukan karena ini adalah kisah seorang anak Indonesia yang berjuang meraih mimpinya! Beberapa tulisannya yang mau aku bagikan (sisanya boleh dibaca sendiri..hehe)…..
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relatif satu sama lain. Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup.
Tabiat orang tak berhubungan dengan gelar yg disematkan kepadanya, bukan pula bagaimana ia menginginkan orang hormat kepadanya, tapi lebih pada berapa besar ia menaruh hormat kepada dirinya sendiri.
Rupanya, tak ada yang lebih aneh selain orang dimabuk cinta. Segalanya tiba-tiba berubah menjadi serbabaik. Kini, dalam penglihatanku, setiap benda menjadi indah....
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu..
Sejak kecil aku harus bekerja keras demi pendidikan, mengorbankan segalanya. Harapan yang diembuskan beasiswa itu membuatku terpukau. Aku sadar bahwa apa yang kualami selama ini bukanlah aku sebagai diriku. Beasiswa itu menawarkan semacam turning point : titik belok bagi hidupku, sebuah kesempatan yang mungkin didapat orang yang selalu mencari dirinya sendiri. Aku telah tertempa untuk mengejar pendidikan, apapun taruhannya.
Aku ingin hidup mendaki puncak tantangan, menerjang batu granit kesulitan, menggoda mara bahaya, dan memecahkan misteri dengan sains. Aku ingin menghirup rupa-rupa pengalaman lalu terjun bebas menyelami labirin lika-liku hidup yang ujungnya tak dapat disangkam aku mendamba kehidupan dengan kemungkinan-kemungkinan yang bereaksi satu sama lain seperti benturan molekul uranium: meletup tak terduga-dua, menyerap, mengikat, mengganda, berkembang, teurai, dan berpencar ke arah yang mengejutkan. Aku ingin ke tempat- tempat yang jauh, menjumpai beragam bahasa dan orang-orang asing. Aku ingin berkelana, menemukan arahku dengan membaca bintang gemintang. Aku ingin mengarungi padang dan gurun-gurun, dan menciut dicengkeram dingin. Aku ingin kehidupan yang menggetarkan, penuh dengan penaklukan. Aku ingin hidup! Ingin merasakan sari pati hidup!
Sering aku merasa heran. Kawan-kawanku The Brits, Yankee, kelompok Jerman, dan Belanda adalah para pub crawler kawakan. Mereka senang bermabuk-mabukan. Tak jarang mereka mabuk mulai Jumat sore dan bsaru sadar Senin pagi. Sebagian hidup seperti bohemian, mengaitkan anting di hidung, mencandu drugs, musik trash metal, berorientasi seks gajil, dan tak pernah terllihat tekun belajar, namun mereka sangat unggul di kelas. Aku yang hidup sesuai dengan tuntunan Dasa Dharma Pramuka, taat perintah pada orang tua, selalu belajar dengan giat dan tak lupa minum susu, *aku MENCINTAI susu – eyn-* jarang dapet melebihi nilai mereka. Dengan ini, kutemukan paradoks kedua, dalam diriku sendiri.
Tertawalah, seisi dunia akan tertawa bersamamu; jangan bersedih karena kau hanya akan bersedih sendirian.
Peristiwa dengan Andrea Galliano membuatku seperti melihat cahaya yang meyakinkanku bahwa sekecil apapun hal terjadi memang karena suatu alasan. …. Aku tahu, hal yang menakjubkan bisa saja terjadi lagi padaku di sana, tanpa pernah kuduga dari mana arah datangnya.
Karena jika kita berupaya sekuat tenaga menemukan sesuatu, dan pada titik akhir upaya itu hasilnya masih nihil, maka sebenarnya kita telah menemukan apa yang kita cari dalam diri kita sendiri, yakni kenyataan, kenyataan yang harus dihadapi, sepahit apapun keadaannya. *huhuhu…kita harus tahu kapan harus stop yah sepertinya?! – eyn - *
------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di tengah2 membaca ini, aku berulang kali ngomong ke Mama… “Ma, aku jadi pengen ini pengen itu pengen mengejar mimpi .. pengen kesini …….. “
Mama ketawa dan bilang, “duh, ini anak kenapa sih? Udah stop deh tuh baca bukunya.. jangan mikir yg aneh2!!!”
Sembari bacapun, aku sembari berkomunikasi dengan Tuhan… “Tuhan, kayaknya adil-adil aja deh kalo eyn mau ini itu kesana kemari deh Tuhan… toh selama ini eyn kan gak mikirin maunya eyn Tuhan!?? eyn kan masi muda Tuhan?! bole lah yah.. yah yah yah???”
Aku merasakan Dia tersenyum…
Jam 8 malam….my daily devotional dari Proverbs 31 ministries visited my inbox *hanya sisa beberapa halaman sebelum Edensor habis, tetapi aku putuskan untuk baca dulu renungan itu*, title-nya “it’s not about you” … udah ada firasat buruk…”duuuh… gk enak nih kayaknya!!!!”
Sebenarnya inti dari renungan itu adalah bagaimana we have to be content in any circumstances.. kenapa?! For when I am weak, then I am strong. Jadi ketika kita harus berhadapan dengan trials and tribulations, belajar dari Rasul Paulus to be content. The first step to learning contentment adalah to empty ourselves and allow unselfish humility to drive our attitude and our actions. No grumbling! No complaining!
Namun renungan hari ini berbicara lain padaku.. tepatnya di bagian awalnya, dibilang gini :
In his popular book The Purpose Driven Life, author and pastor Rick Warren makes one point very clear, “It’s not about you.” In a world where pursuing personal comfort and happiness is an obsession, many of us chafe and choke at the thought of any struggle or pain invading our lives. The thought that the world wasn’t created just to keep us happy and comfortable seems counter intuitive to today’s thinking. It can be difficult to swallow the fact that God is not most interested in our comfort, but more interested in our character.
Then, I realized … tentu tidak pernah salah untuk bermimpi….toh dari kecil kita diajarkan untuk menggantungkan cita-cita setinggi bintang di langit, jadi seandainya tidak sampai langit pun setidaknya sampai ke awan kan…? Bermimpi untuk sukses!! Untuk hidup lebih enak! Dst.. namun, Tuhan mengingatkan, sebagai anakNya…ada mimpi yang lebih mulia yang perlu dicapai dan seharusnya dimimpikan olehku, yaitu karakter yang semakin serupa dengan Kristus.. seringkali ketika keadaan tidak menguntungkan, bikin kita susah…itulah saat dimana karakter kita semakin diasah..dalam rangka penggapaian mimpi yang lebih sempurna.
Tentu..setelah selesai membaca Edensor ini..aku menuliskan beberapa list mimpiku..dan sangat rindu untuk mendoakannya tiap hari..namun, aku diingatkan..bahwa hidupku, it’s not about me! it’s not about my comfort! Tetapi lebih … it’s about Him be glorified in my life!
Bermimpilah, karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu….! Ya, aku akan terus bermimpi di dalam Dia.. ! ketika mimpiku menjadi kenyataan, aku tau itu adalah anugrahNya, ketika kenyataan tidak sesuai dengan mimpiku, aku tau itu adalah proses Tuhan menyempurnakan mimpiNya dalam hidupku.
in everything give thanks!
Thanks to God for my Redeemer,
Thanks for all Thou dost provide!
Thanks for times now but a mem’ry,
Thanks for Jesus by my side!
Thanks for pleasant, balmy springtime,
Thanks for dark and stormy fall!
Thanks for tears by now forgotten,
Thanks for peace within my soul!
Thanks for prayers that Thou hast answered,
Thanks for what Thou dost deny!
Thanks for storms that I have weathered,
Thanks for all Thou dost supply!
Thanks for pain, and thanks for pleasure,
Thanks for comfort in despair!
Thanks for grace that none can measure,
Thanks for love beyond compare!
Thanks for roses by the wayside,
Thanks for thorns their stems contain!
Thanks for home and thanks for fireside,
Thanks for hope, that sweet refrain!
Thanks for joy and thanks for sorrow,
Thanks for heav’nly peace with Thee!
Thanks for hope in the tomorrow,
Thanks through all eternity!
- Thanks to God for my Redeemer. Words by August L. Storm -
Thanks for all Thou dost provide!
Thanks for times now but a mem’ry,
Thanks for Jesus by my side!
Thanks for pleasant, balmy springtime,
Thanks for dark and stormy fall!
Thanks for tears by now forgotten,
Thanks for peace within my soul!
Thanks for prayers that Thou hast answered,
Thanks for what Thou dost deny!
Thanks for storms that I have weathered,
Thanks for all Thou dost supply!
Thanks for pain, and thanks for pleasure,
Thanks for comfort in despair!
Thanks for grace that none can measure,
Thanks for love beyond compare!
Thanks for roses by the wayside,
Thanks for thorns their stems contain!
Thanks for home and thanks for fireside,
Thanks for hope, that sweet refrain!
Thanks for joy and thanks for sorrow,
Thanks for heav’nly peace with Thee!
Thanks for hope in the tomorrow,
Thanks through all eternity!
- Thanks to God for my Redeemer. Words by August L. Storm -
the heat that purifies the heart :D
July 17th 2010
Proverbs 17:3 Fire tests the purity of silver and gold, but the Lord tests the heart.
It takes intense heat to purify gold and silver. Similarly, it often takes the heat of trials for the Christian to be purified. Through trials, God shows us what is in us and clears out anything that gets in the way of complete trust in Him. Peter says,” These trials will show that your faith is genuine. It is being tested as fire tests and purifies gold – though your faith is far more precious than mere gold.” (1 Peter 1:7). So when tough times come your way, realize that God wants to use them to refine your faith and purify your heart.
(Source:NLT Life Application Study Bible)
Proverbs 17:3 Fire tests the purity of silver and gold, but the Lord tests the heart.
It takes intense heat to purify gold and silver. Similarly, it often takes the heat of trials for the Christian to be purified. Through trials, God shows us what is in us and clears out anything that gets in the way of complete trust in Him. Peter says,” These trials will show that your faith is genuine. It is being tested as fire tests and purifies gold – though your faith is far more precious than mere gold.” (1 Peter 1:7). So when tough times come your way, realize that God wants to use them to refine your faith and purify your heart.
(Source:NLT Life Application Study Bible)
God is in control
July 16th 2010
Jujur kuakui, minggu ini bukan minggu yang penuh dengan tawa…walaupun aku sangat semangat bekerja, itu hanyalah pelarian dari rasa dukaku yg mendalam. Minggu ini penuh dengan air mata, setiap hari aku datang ke kantor dengan muka yg tidak seperti biasa. Hampir setiap hari aku menangis, sehingga aku begitu kelelahan setiap malam.
Namun, kalau mau jujur, di balik dukaku, aku memiliki kekuatan luar biasa.
Hal pertama yg kulakukan adalah aku mengakui di hadapan Tuhan,“Tuhan, eyn sedang sedih, dan eyn tidak tahu harus bagaimana, eyn tidak berani mengambil keputusan apapun dalam waktu dekat ini. Tuhan tolong eyn, pimpin eyn tiap langkah bagaimana eyn harus bertindak menghadapi segala situasi di depan. Tuhan, eyn berserah penuh.”
Jawaban pertama dari doaku adalah, “iya eyn…sekarang Be still and know that I am God!”
Walau aku mengetahui itu semua, tetap tidak mudah untuk berdiam diri, aku tergoda untuk melakukan banyak hal berdasarkan emosiku yg sedang kacau balau, namun ketidakberdayaanku sungguh membuatku menyerah di hadapan Tuhan, dan aku bersyukur akan hal ini! Aku bersyukur karena aku menyerah kepadaNya!
Di renungan yg aku baca kmrn, dibilang gini:
“I think the only way to win this battle is to surrender. Not to the problem, but to the solution. ……………. In order to win in any earthly struggle …………… with knees to the earth, we must raise a white flag in surrender to the King.
What do we need to surrender? …….our gripes and lamentations…..
In order to live victoriously and win the battles we face in life, we’ve just got to surrender our flesh to the Spirit.
On the battlefield of war, when we raise the white flag of surrender, we lost. But on the battlefield of life, when we surrender, we win – if, and only if we surrender to God and not to our circumstances. We cannot control variables beyond our own responses, but God will surely bless the woman (and man) that walks in obedience in Him. “ –Gwen Smith-
Berdiam dan menyerah!!
Aku tetap butuh penghiburan, butuh kata-kata penguatan, butuh pelukan, butuh seseorang untuk menemani ku menangis.
Sungguh Dia adalah Jehovah Jireh.
Dia menyediakan makanan untuk jiwaku setiap hari, hatiku yang sedang sakit. Obat dan nutrisi dari firman Tuhan selalu tepat, memberiku dopping dan extra stamina untuk menjalani hari-hariku.
Dia adalah Allah yang tahu kebutuhanku.
Dia menyediakan teman untuk menemaniku menangis..simply said, “sabar yah!”, teman yang menanyakan, “apa kabar lyn?” simply reminded me there’s someone cares and I am not alone, teman yang mengingatkan kebenaran to “be strong”.
Dalam hal ini, tidak hanya Tuhan menyediakan mereka, Tuhan mengajarkan 1 pelajaran yg sangat berharga.. bahwa Tuhan dapat mengirimkan “malaikat” manapun pada saat yang tepat, dan tidak selamanya teman yang aku anggap “malaikatku” adalah malaikat yang datang pada saat aku butuhkan – malah kenyataannya mereka tidak ada – aku belajar bahwa Tuhan bisa pakai siapapun.. itulah arti mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, bukan mengandalkan manusia. Karena kalau aku mengandalkan manusia dalam hal ini, aku bersiap menambah duka baru – kekecewaan – tetapi, ketika aku hanya mengandalkan Tuhan, sungguh Dia Allah yang paling tahu kebutuhanku, kapan dan bagaimana harus dipenuhi dengan caraNya yang penuh kasih dan tidak mampu aku pikirkan maupun rencanakan sebelumnya. Sehingga pada akhirnya, aku menyadari, bahwa “malaikat”ku itu adalah karunia Tuhan! Kehadiran mereka adalah pemberian Tuhan, dan bukti bahwa Tuhan sayang aku. Penghiburan dan kekuatan yang mereka salurkan adalah penyertaan Tuhan bagiku.
Keluarga, harta duniawi yang terindah. Mama yang selalu berusaha mendistract aku ketika aku mulai bengong, cici yang tertawa denganku, koko yang berusaha mengganggu agar aku lupa dengan masalahku, rieza yang memeluk! Mereka berusaha dengan caranya sendiri untuk selalu ada buatku!
Kemarin, seorang teman mengirimkan bbm…dia bilang, “I am proud of you, lyn. Ketika masalah datang, lu tetap beriman kepada Tuhan, lu bisa bangkit lagi…”
Perkataan itu begitu terngiang-ngiang dalam pikiranku…aku tidak mengerti apa yang mampu membuatnya berpikir bawah aku beriman pada Tuhan dan akan mampu bangkit lagi, kenyataannya = saat ini adalah saat yang sangat gelap, aku tidak tahu kapan semuanya akan berakhir, dan bagaimana menjalani hari ke depan.
Namun satu hal, aku selalu ngomong ke Tuhan, “Lord, I know that all these things will be over eventually! Haiz!” hampir berulang kali.
Aku “menikmati” masa-masa ini, karena aku ingat betapa aku juga pernah hancur dulu, dan bagaimana Dia selalu ada buatku dalam masa-masa itu. Dan aku menyukai hasilnya, hati yang lebih tegar! Dan aku cuma bilang ke Tuhan dan rieza tadi, “De, ini tuh saat cici dibakar lagi kayaknya yah…sakit, tapi dibuat lebih bagus lagi lah yah!”
Aku menjaga pikiranku dan terus memaksa diriku merenungkan kebenaran firman Tuhan. Walau jadwal baca Alkitabku cukup berantakan seminggu ini, hati sedang kacau dan tidak konsen, aku memaksakan diri, karena aku tahu aku butuh firmanNya.
“Whenever I face situations I am having a hard time understanding, I have to park my mind with what I know to be true. Keeping my mind saturated with truth, keeps satan from being able to whisper dangerous assumptions, false accusations, and faith-eroding perspectives.” -Lysa TerKeurst-
I park my mind with the truth!
Dan akirnya, aku menyadari bahwa Tuhan sayang aku!! Hanya itu! Aku tidak bisa memikirkan alasan yang lain….aku cuma tahu, yakin dan percaya bahwa Tuhan sayang aku..
Minggu lalu, aku masi bilang sama temanku.. “Jangan biarkan masalah membuatmu menjauhi Tuhan, karena ingat deh, sepanjang hidupmu Tuhan tidak pernah berhenti memberkatimu, memeliharamu dan mengasihimu. Tidak ada apapun yang mampu memisahkan kita dari kasih Tuhan, masalah-penderitaan-penyakit-bahkan kematian, apapun itu…..Tuhan mengasihimu.”
Dan aku rasa perkataan itu kembali kepadaku.
Sungguh, ini bukan karena usahaku aku mampu beriman dan bersandar padaNya menghadapi masa-masa kelam ini. Semua karena anugrahNya.
Dia selalu ada buatku.
Dia menjawab doaku selalu tepat pada waktuNya.
Dia menyediakan makanan, amunisi untuk berperang melalui firmanNya.
Dia mengirimkan “malaikat”nya.
Dia mengingatkanku akan karyaNya di masa lalu dalam hidupku.
Sekarang, aku semakin mengerti …apa itu artinya berdiam dan mengetahui Dialah Allah.
Aku berdiam, karena itu adalah hal terbaik yang dapat kulakukan. Menantikan Allah bekerja dengan caraNya yang ajaib, sehingga pada akhirnya aku bisa merasakan kasih dan penyertaanNya lebih lagi.
Mengetahui Dialah Allah! Allah yang sedang berkarya dalam hidupku, yang sedang membentukku menjadi bejana yang indah. Kalau ibaratnya sebuah bejana, mungkin ini saat dimana aku tidak boleh bergerak sama sekali, kalau tidak, aku akan semakin sakit. Saat ini Allah sedang melukis sebuah lukisan yang hasil akhirnya belum dapat kulihat.
“God is God and I am not. I can only see a part of the picture He’s painting. God is God and I am man, so I’ll never understand it all. For only God is God.” -Steven Curtis Chapman-
Hari ini, Tuhan mengirimkan “malaikat” lagi ‘tuk membagikan renungan yang merangkum ini semua:
Matthew 7:11 “If you then, being evil, know how to give good gifts to your children, how much more will your Father who is in heaven give what is good to those who ask Him!”
“Jesus is laying down rules of conduct for those who have His spirit. By the simple argument of these verses He urges us to keep our minds filled with the notion of God’s control behind everything, which means that the disciple means that the disciple must maintain an attitude of perfect trust and an eagerness to ask and to seek.
Notion your mind with the idea that God is there. If once the mind is notioned along the line, then when you are in difficulties it is as easy as breathing to remember – why, my Father knows all about it! It is not an effort, it comes naturally when perplexities press. Before, you used to go to this person and that, but now the notion of the Divine control is forming so powerfully in you that you go to God about it. Jesus is laying down the rules of conduct for those who have His Spirit, and it works on this principle – God is my Father, He loves me, I shall never think of anything He will forget, why should I worry?
There are times, says Jesus, when God cannot lift the darkness from you, but trust Him! ……….. Keep the notion of the mind of God behind all things strong and growing. Nothing happens in any particular unless God’s will is behind it, therefore you can rest in perfect confidence in Him. Prayer is not only asking, but an attitude of mind which produces the atmosphere in which asking is perfectly natural. ‘Ask, and it shall be given you.’”
-My Utmost for His Highest: “The Notion of Divine Control”-
Dear friends…aku tidak tahu apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidupku, namun aku telah melihat betapa Dia Allah yang memelihara, Allah yang memimpin setiap hal, Allah yang berdaulat dan memegang kontrol dalam hidupku…dan aku menyukai hal itu. Aku tidak tahu apa yang menanti di depanku, apakah aku dapat terus beriman, aku tidak tahu, namun aku percaya Dia Allah yang selalu ada dan setia padaku sampai saat ini, Dia juga adalah Allah yang akan ada dan setia padaku di masa mendatang. He is God who is in control over everything.
“This is no time to fear. This is a time for faith and determination.
Don’t lose the vision here, carried away by emotion.
Hold on to all that to you hide in your heart.
There is one thing that has always been true, it holds the world together:
God is in control. We believe that His children will not be forsaken.
God is in control. We will choose to remember and never be shaken.
There is no power above or beside Him, we know God is in control.
He has never let you down, why start to worry now?
He is still the Lord of all we see and He is still the loving Father watching over you and me, watching over every things.”
–God is in Control-
Jujur kuakui, minggu ini bukan minggu yang penuh dengan tawa…walaupun aku sangat semangat bekerja, itu hanyalah pelarian dari rasa dukaku yg mendalam. Minggu ini penuh dengan air mata, setiap hari aku datang ke kantor dengan muka yg tidak seperti biasa. Hampir setiap hari aku menangis, sehingga aku begitu kelelahan setiap malam.
Namun, kalau mau jujur, di balik dukaku, aku memiliki kekuatan luar biasa.
Hal pertama yg kulakukan adalah aku mengakui di hadapan Tuhan,“Tuhan, eyn sedang sedih, dan eyn tidak tahu harus bagaimana, eyn tidak berani mengambil keputusan apapun dalam waktu dekat ini. Tuhan tolong eyn, pimpin eyn tiap langkah bagaimana eyn harus bertindak menghadapi segala situasi di depan. Tuhan, eyn berserah penuh.”
Jawaban pertama dari doaku adalah, “iya eyn…sekarang Be still and know that I am God!”
Walau aku mengetahui itu semua, tetap tidak mudah untuk berdiam diri, aku tergoda untuk melakukan banyak hal berdasarkan emosiku yg sedang kacau balau, namun ketidakberdayaanku sungguh membuatku menyerah di hadapan Tuhan, dan aku bersyukur akan hal ini! Aku bersyukur karena aku menyerah kepadaNya!
Di renungan yg aku baca kmrn, dibilang gini:
“I think the only way to win this battle is to surrender. Not to the problem, but to the solution. ……………. In order to win in any earthly struggle …………… with knees to the earth, we must raise a white flag in surrender to the King.
What do we need to surrender? …….our gripes and lamentations…..
In order to live victoriously and win the battles we face in life, we’ve just got to surrender our flesh to the Spirit.
On the battlefield of war, when we raise the white flag of surrender, we lost. But on the battlefield of life, when we surrender, we win – if, and only if we surrender to God and not to our circumstances. We cannot control variables beyond our own responses, but God will surely bless the woman (and man) that walks in obedience in Him. “ –Gwen Smith-
Berdiam dan menyerah!!
Aku tetap butuh penghiburan, butuh kata-kata penguatan, butuh pelukan, butuh seseorang untuk menemani ku menangis.
Sungguh Dia adalah Jehovah Jireh.
Dia menyediakan makanan untuk jiwaku setiap hari, hatiku yang sedang sakit. Obat dan nutrisi dari firman Tuhan selalu tepat, memberiku dopping dan extra stamina untuk menjalani hari-hariku.
Dia adalah Allah yang tahu kebutuhanku.
Dia menyediakan teman untuk menemaniku menangis..simply said, “sabar yah!”, teman yang menanyakan, “apa kabar lyn?” simply reminded me there’s someone cares and I am not alone, teman yang mengingatkan kebenaran to “be strong”.
Dalam hal ini, tidak hanya Tuhan menyediakan mereka, Tuhan mengajarkan 1 pelajaran yg sangat berharga.. bahwa Tuhan dapat mengirimkan “malaikat” manapun pada saat yang tepat, dan tidak selamanya teman yang aku anggap “malaikatku” adalah malaikat yang datang pada saat aku butuhkan – malah kenyataannya mereka tidak ada – aku belajar bahwa Tuhan bisa pakai siapapun.. itulah arti mengandalkan Tuhan dalam setiap perkara, bukan mengandalkan manusia. Karena kalau aku mengandalkan manusia dalam hal ini, aku bersiap menambah duka baru – kekecewaan – tetapi, ketika aku hanya mengandalkan Tuhan, sungguh Dia Allah yang paling tahu kebutuhanku, kapan dan bagaimana harus dipenuhi dengan caraNya yang penuh kasih dan tidak mampu aku pikirkan maupun rencanakan sebelumnya. Sehingga pada akhirnya, aku menyadari, bahwa “malaikat”ku itu adalah karunia Tuhan! Kehadiran mereka adalah pemberian Tuhan, dan bukti bahwa Tuhan sayang aku. Penghiburan dan kekuatan yang mereka salurkan adalah penyertaan Tuhan bagiku.
Keluarga, harta duniawi yang terindah. Mama yang selalu berusaha mendistract aku ketika aku mulai bengong, cici yang tertawa denganku, koko yang berusaha mengganggu agar aku lupa dengan masalahku, rieza yang memeluk! Mereka berusaha dengan caranya sendiri untuk selalu ada buatku!
Kemarin, seorang teman mengirimkan bbm…dia bilang, “I am proud of you, lyn. Ketika masalah datang, lu tetap beriman kepada Tuhan, lu bisa bangkit lagi…”
Perkataan itu begitu terngiang-ngiang dalam pikiranku…aku tidak mengerti apa yang mampu membuatnya berpikir bawah aku beriman pada Tuhan dan akan mampu bangkit lagi, kenyataannya = saat ini adalah saat yang sangat gelap, aku tidak tahu kapan semuanya akan berakhir, dan bagaimana menjalani hari ke depan.
Namun satu hal, aku selalu ngomong ke Tuhan, “Lord, I know that all these things will be over eventually! Haiz!” hampir berulang kali.
Aku “menikmati” masa-masa ini, karena aku ingat betapa aku juga pernah hancur dulu, dan bagaimana Dia selalu ada buatku dalam masa-masa itu. Dan aku menyukai hasilnya, hati yang lebih tegar! Dan aku cuma bilang ke Tuhan dan rieza tadi, “De, ini tuh saat cici dibakar lagi kayaknya yah…sakit, tapi dibuat lebih bagus lagi lah yah!”
Aku menjaga pikiranku dan terus memaksa diriku merenungkan kebenaran firman Tuhan. Walau jadwal baca Alkitabku cukup berantakan seminggu ini, hati sedang kacau dan tidak konsen, aku memaksakan diri, karena aku tahu aku butuh firmanNya.
“Whenever I face situations I am having a hard time understanding, I have to park my mind with what I know to be true. Keeping my mind saturated with truth, keeps satan from being able to whisper dangerous assumptions, false accusations, and faith-eroding perspectives.” -Lysa TerKeurst-
I park my mind with the truth!
Dan akirnya, aku menyadari bahwa Tuhan sayang aku!! Hanya itu! Aku tidak bisa memikirkan alasan yang lain….aku cuma tahu, yakin dan percaya bahwa Tuhan sayang aku..
Minggu lalu, aku masi bilang sama temanku.. “Jangan biarkan masalah membuatmu menjauhi Tuhan, karena ingat deh, sepanjang hidupmu Tuhan tidak pernah berhenti memberkatimu, memeliharamu dan mengasihimu. Tidak ada apapun yang mampu memisahkan kita dari kasih Tuhan, masalah-penderitaan-penyakit-bahkan kematian, apapun itu…..Tuhan mengasihimu.”
Dan aku rasa perkataan itu kembali kepadaku.
Sungguh, ini bukan karena usahaku aku mampu beriman dan bersandar padaNya menghadapi masa-masa kelam ini. Semua karena anugrahNya.
Dia selalu ada buatku.
Dia menjawab doaku selalu tepat pada waktuNya.
Dia menyediakan makanan, amunisi untuk berperang melalui firmanNya.
Dia mengirimkan “malaikat”nya.
Dia mengingatkanku akan karyaNya di masa lalu dalam hidupku.
Sekarang, aku semakin mengerti …apa itu artinya berdiam dan mengetahui Dialah Allah.
Aku berdiam, karena itu adalah hal terbaik yang dapat kulakukan. Menantikan Allah bekerja dengan caraNya yang ajaib, sehingga pada akhirnya aku bisa merasakan kasih dan penyertaanNya lebih lagi.
Mengetahui Dialah Allah! Allah yang sedang berkarya dalam hidupku, yang sedang membentukku menjadi bejana yang indah. Kalau ibaratnya sebuah bejana, mungkin ini saat dimana aku tidak boleh bergerak sama sekali, kalau tidak, aku akan semakin sakit. Saat ini Allah sedang melukis sebuah lukisan yang hasil akhirnya belum dapat kulihat.
“God is God and I am not. I can only see a part of the picture He’s painting. God is God and I am man, so I’ll never understand it all. For only God is God.” -Steven Curtis Chapman-
Hari ini, Tuhan mengirimkan “malaikat” lagi ‘tuk membagikan renungan yang merangkum ini semua:
Matthew 7:11 “If you then, being evil, know how to give good gifts to your children, how much more will your Father who is in heaven give what is good to those who ask Him!”
“Jesus is laying down rules of conduct for those who have His spirit. By the simple argument of these verses He urges us to keep our minds filled with the notion of God’s control behind everything, which means that the disciple means that the disciple must maintain an attitude of perfect trust and an eagerness to ask and to seek.
Notion your mind with the idea that God is there. If once the mind is notioned along the line, then when you are in difficulties it is as easy as breathing to remember – why, my Father knows all about it! It is not an effort, it comes naturally when perplexities press. Before, you used to go to this person and that, but now the notion of the Divine control is forming so powerfully in you that you go to God about it. Jesus is laying down the rules of conduct for those who have His Spirit, and it works on this principle – God is my Father, He loves me, I shall never think of anything He will forget, why should I worry?
There are times, says Jesus, when God cannot lift the darkness from you, but trust Him! ……….. Keep the notion of the mind of God behind all things strong and growing. Nothing happens in any particular unless God’s will is behind it, therefore you can rest in perfect confidence in Him. Prayer is not only asking, but an attitude of mind which produces the atmosphere in which asking is perfectly natural. ‘Ask, and it shall be given you.’”
-My Utmost for His Highest: “The Notion of Divine Control”-
Dear friends…aku tidak tahu apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidupku, namun aku telah melihat betapa Dia Allah yang memelihara, Allah yang memimpin setiap hal, Allah yang berdaulat dan memegang kontrol dalam hidupku…dan aku menyukai hal itu. Aku tidak tahu apa yang menanti di depanku, apakah aku dapat terus beriman, aku tidak tahu, namun aku percaya Dia Allah yang selalu ada dan setia padaku sampai saat ini, Dia juga adalah Allah yang akan ada dan setia padaku di masa mendatang. He is God who is in control over everything.
“This is no time to fear. This is a time for faith and determination.
Don’t lose the vision here, carried away by emotion.
Hold on to all that to you hide in your heart.
There is one thing that has always been true, it holds the world together:
God is in control. We believe that His children will not be forsaken.
God is in control. We will choose to remember and never be shaken.
There is no power above or beside Him, we know God is in control.
He has never let you down, why start to worry now?
He is still the Lord of all we see and He is still the loving Father watching over you and me, watching over every things.”
–God is in Control-
me, my heart, my family, my friends and GOD!
July 15th 2010
Maybe some of you still remember what I wrote several days ago *if you read*, how I am so terrible at sharing "my heart"....
I have been really devastated these days, and really not trying to hide my feelings at all. *what an improvement!*
I've been really quite. I shared my feelings to some of my friends. and I've been wearing black.
But u know, at the end of the day... there are just some things that still remain that I, myself, am clueless about.
This time, I am being content this way, not trying to figure out what's going on. I enjoy "this moment" by myself and of course with a loyal support from my family too. *oooh, how I am thankful for having them*
They have been there with me..
watching me dancing, while I was trying to forget everything for a while,
laughing at and with me, how stressful I have been..
they were silent when suddenly...after I danced and laughed hard, I cried hard immediately...
"Laughter can conceal a heavy heart,
but when the laughter ends, the grief remains."
I thank God for having my family with me, and my friends' support too. For their presences and encouragement.
But...my heart..no one could fully understand!! How could I expect anyone will understand if I, myself, have no idea what's actually going on inside??! It's just broken!! It hurts so bad!
"Each heart knows its own bitterness,
and no one else can fully share its joy."
It continued 'til today...
I've been praying from this morning.... "Lord, I don't need to understand my feelings nor my heart. Nor I expect my friends would do. But, one thing I know, You take care of it."
I looked at my bible today.... and it says:
Even Death and Destruction hold no secrets from the LORD.
How much more does He know the human heart!
OOOOH!!!!!!! Yes....though I am clueless about my very own heart, He knows!!! He understands, and that's enough!! It's enough to know that He -who knows me more than myself do- handles my heart!!
You have allowed me to suffer much hardship,
but you will restore me to life again
and lift me up from the depths of the earth.
You will restore me to even greater honor
and comfort me once again.
My health may fail, and my spirit may grow weak,
but God remains the strength of my heart;
He is mine forever.
But as for me, how good it is to be near God!
I have made the Sovereign LORD my shelter,
and I will tell everyone about the wonderful things you do.
Proverbs 14:10, Proverbs 14:13, Proverbs 15:11, Psalm 71:20-21, Psalm 72:26, Psalm 72:28
Maybe some of you still remember what I wrote several days ago *if you read*, how I am so terrible at sharing "my heart"....
I have been really devastated these days, and really not trying to hide my feelings at all. *what an improvement!*
I've been really quite. I shared my feelings to some of my friends. and I've been wearing black.
But u know, at the end of the day... there are just some things that still remain that I, myself, am clueless about.
This time, I am being content this way, not trying to figure out what's going on. I enjoy "this moment" by myself and of course with a loyal support from my family too. *oooh, how I am thankful for having them*
They have been there with me..
watching me dancing, while I was trying to forget everything for a while,
laughing at and with me, how stressful I have been..
they were silent when suddenly...after I danced and laughed hard, I cried hard immediately...
"Laughter can conceal a heavy heart,
but when the laughter ends, the grief remains."
I thank God for having my family with me, and my friends' support too. For their presences and encouragement.
But...my heart..no one could fully understand!! How could I expect anyone will understand if I, myself, have no idea what's actually going on inside??! It's just broken!! It hurts so bad!
"Each heart knows its own bitterness,
and no one else can fully share its joy."
It continued 'til today...
I've been praying from this morning.... "Lord, I don't need to understand my feelings nor my heart. Nor I expect my friends would do. But, one thing I know, You take care of it."
I looked at my bible today.... and it says:
Even Death and Destruction hold no secrets from the LORD.
How much more does He know the human heart!
OOOOH!!!!!!! Yes....though I am clueless about my very own heart, He knows!!! He understands, and that's enough!! It's enough to know that He -who knows me more than myself do- handles my heart!!
You have allowed me to suffer much hardship,
but you will restore me to life again
and lift me up from the depths of the earth.
You will restore me to even greater honor
and comfort me once again.
My health may fail, and my spirit may grow weak,
but God remains the strength of my heart;
He is mine forever.
But as for me, how good it is to be near God!
I have made the Sovereign LORD my shelter,
and I will tell everyone about the wonderful things you do.
Proverbs 14:10, Proverbs 14:13, Proverbs 15:11, Psalm 71:20-21, Psalm 72:26, Psalm 72:28
what "being still" is all about
July 14th 2010
I had dreams about so many things, I still have some now.
I used to love taking control over my schedule and plans. I used to have weekly, monthly, yearly plans, even several years ahead.
I used to love to be the first, that’s why I loved competitions and did try hard to win them.
I always thought I knew the type of man I would love to marry one day who’s gonna make me 'happy'.
I always thought I knew what type of works that fit me and would make me enjoy my work completely.
I used to do whatever it takes to pursue my dreams.
I always thought I knew myself really well and knew what I always wanted.
Then what?!
I failed.
I “lost my powers” for so many times.
My schedules got interrupted.
I broke up, and remain single.
I was left useless.
What I thought I always knew were wrong! I knew nothing!! I messed up!!
Did I cry? Oh, yeah… I cried ‘til I had no longer tears to drop.
Was my heart broken? It “only” took several years to have my heart in “a proper” shape again.
I was ashamed; I didn’t want to see anybody.
I didn’t want people to see that I could be a failure.
Yes, I suffered!!! I was broken into pieces!!
But…..I love this vulnerable, broken Erlyn much more than ever.
Though I did cry really hard, I love it NOW how God molded my heart.*oh yeah, He keeps doing it every day :D :D*
My failures really taught me – that I had no control over my life, my schedule, my plans and my dreams. *maybe I did have control, but I would end up mess everything up*. I NO longer want to take control over my life, I trust God is in control instead!
I NO longer pray, “Lord, please help me to show to others that I can. Help me to be number one!”…I pray instead, “Lord, I want to be the last! The greatness belongs to You, not me.”
God hasn’t finished with me yet *I thank Him for that* … over and over, I fail; I am tempted to do things on my own, to pursue my own dreams that seem to be just right in the corner.
Recently, I’ve been offered with choices, things that have been my dreams for all this time.
I cried out to Him…. “Lord, what with all these things?!?! They are my dreams!!! But why…..!?! Deep inside my heart, I know that they are just not from You, at least not now. Why are You keep telling me to ‘be still and wait for You’, Lord? How long should I wait?”
Been really “silent” these days, then this morning…my mom asked..why?!
I told her, “Mom, I am tired to think about others first, I want to pursue my own happiness. My dreams are in front of me, Mom, I just need to take one little step! But I know, it’s not the time yet, it’s not the right thing to do, though I know I can, but I don’t want to.”
*sometimes, I tend to get “support” or “approval” from closest people in my life, hoping that they would say, “Well, go for it then!! Do whatever you think is good for you!!”*
But in the end, I know, even if the whole world told me to, “Go for it!!”, “Pursue your own dreams and happiness”, I wouldn’t go anywhere if my Heavenly Father tells me not to. I’ve learnt from my past mistakes and failures, that His voice is the only one I want to follow. I trust in His perfect plans, in His perfect timing.
I’ve been loved this quote I read from Max Lucado’s book ‘Just Like Jesus’ – a quote from a wife to her husband- : “I’d rather do nothing with you, than do something without you.”
I would even say it this way: “I’d rather ‘lose’ with my Lord, than ‘win’ without Him”
Here what I just read:
* I really could shout out for joy what He just did to me right now. After I wrote the above writings, I did my other things, then I got this devotional, I read and here it is….*
--------------------------------------------------------------------
Sometimes we grow impatient. We want what we want and we want it now. So we make mistakes of trying to get something by ourselves. Have you ever tried to get something by yourself? Is there something in your life that you really want….NOW?
Or there one thing you feel if you could have, your life would be complete? If you could just have that job at that pay, life would be so much better. If He would just fulfill that lifelong dream, you would be content. Are you tempted like me to get that thing any way you can, even with the possibility you could end up with way more than a black eye?
There are times with all of our prayers He seems to answer “no” or at least “not now”. It is here, where our desires intersect His will that we have to trust the Father knows best and every gift comes from Him. Every time, in His time, the gift is good and perfect.
---------------------------------------------------------------------
*He really answered my pray right away, didn’t He? :D :D*
Oh yes!! I have been waiting for all this time, and I will keep waiting. I have heard Him saying, “Be still and know that I am God”, and yeah, I am standing still ‘til my Father asks me to move and get going.
Some sweet article I read today too:
-----------------------------------------------------------------
“Be still and know that I am God!”. The word still comes from a Hebrew word meaning to “let go” or “release.” The meaning would be best understood to say “cause yourself to become restrained or to let go.” In other words, we need to come to a place where we are willing to submit ourselves to God and acknowledging that He is in sovereign control.
When we realize that we are truly incapable of controlling life, we can surrender our will to God’s will. It may be a matter of finally saying we trust Him. This will open the door so that we may experience the fullness of all God wants and has for us. After all, He is our Creator and has a perfect plan for us when we let Him orchestrate it.
------------------------------------------------------------------
Some people may say, “I am letting my dreams go”, but I would rather say, “I am putting my dreams on my Father’s hands.” I am submitting them to my Father who has much more beautiful and bigger ones long before He created me.
Sources: Proverbs 31 Ministries’ Encouragement for Today “Timely Gifts” by Lynn Cowell, All about Following Jesus’ website.
I had dreams about so many things, I still have some now.
I used to love taking control over my schedule and plans. I used to have weekly, monthly, yearly plans, even several years ahead.
I used to love to be the first, that’s why I loved competitions and did try hard to win them.
I always thought I knew the type of man I would love to marry one day who’s gonna make me 'happy'.
I always thought I knew what type of works that fit me and would make me enjoy my work completely.
I used to do whatever it takes to pursue my dreams.
I always thought I knew myself really well and knew what I always wanted.
Then what?!
I failed.
I “lost my powers” for so many times.
My schedules got interrupted.
I broke up, and remain single.
I was left useless.
What I thought I always knew were wrong! I knew nothing!! I messed up!!
Did I cry? Oh, yeah… I cried ‘til I had no longer tears to drop.
Was my heart broken? It “only” took several years to have my heart in “a proper” shape again.
I was ashamed; I didn’t want to see anybody.
I didn’t want people to see that I could be a failure.
Yes, I suffered!!! I was broken into pieces!!
But…..I love this vulnerable, broken Erlyn much more than ever.
Though I did cry really hard, I love it NOW how God molded my heart.*oh yeah, He keeps doing it every day :D :D*
My failures really taught me – that I had no control over my life, my schedule, my plans and my dreams. *maybe I did have control, but I would end up mess everything up*. I NO longer want to take control over my life, I trust God is in control instead!
I NO longer pray, “Lord, please help me to show to others that I can. Help me to be number one!”…I pray instead, “Lord, I want to be the last! The greatness belongs to You, not me.”
God hasn’t finished with me yet *I thank Him for that* … over and over, I fail; I am tempted to do things on my own, to pursue my own dreams that seem to be just right in the corner.
Recently, I’ve been offered with choices, things that have been my dreams for all this time.
I cried out to Him…. “Lord, what with all these things?!?! They are my dreams!!! But why…..!?! Deep inside my heart, I know that they are just not from You, at least not now. Why are You keep telling me to ‘be still and wait for You’, Lord? How long should I wait?”
Been really “silent” these days, then this morning…my mom asked..why?!
I told her, “Mom, I am tired to think about others first, I want to pursue my own happiness. My dreams are in front of me, Mom, I just need to take one little step! But I know, it’s not the time yet, it’s not the right thing to do, though I know I can, but I don’t want to.”
*sometimes, I tend to get “support” or “approval” from closest people in my life, hoping that they would say, “Well, go for it then!! Do whatever you think is good for you!!”*
But in the end, I know, even if the whole world told me to, “Go for it!!”, “Pursue your own dreams and happiness”, I wouldn’t go anywhere if my Heavenly Father tells me not to. I’ve learnt from my past mistakes and failures, that His voice is the only one I want to follow. I trust in His perfect plans, in His perfect timing.
I’ve been loved this quote I read from Max Lucado’s book ‘Just Like Jesus’ – a quote from a wife to her husband- : “I’d rather do nothing with you, than do something without you.”
I would even say it this way: “I’d rather ‘lose’ with my Lord, than ‘win’ without Him”
Here what I just read:
* I really could shout out for joy what He just did to me right now. After I wrote the above writings, I did my other things, then I got this devotional, I read and here it is….*
--------------------------------------------------------------------
Sometimes we grow impatient. We want what we want and we want it now. So we make mistakes of trying to get something by ourselves. Have you ever tried to get something by yourself? Is there something in your life that you really want….NOW?
Or there one thing you feel if you could have, your life would be complete? If you could just have that job at that pay, life would be so much better. If He would just fulfill that lifelong dream, you would be content. Are you tempted like me to get that thing any way you can, even with the possibility you could end up with way more than a black eye?
There are times with all of our prayers He seems to answer “no” or at least “not now”. It is here, where our desires intersect His will that we have to trust the Father knows best and every gift comes from Him. Every time, in His time, the gift is good and perfect.
---------------------------------------------------------------------
*He really answered my pray right away, didn’t He? :D :D*
Oh yes!! I have been waiting for all this time, and I will keep waiting. I have heard Him saying, “Be still and know that I am God”, and yeah, I am standing still ‘til my Father asks me to move and get going.
Some sweet article I read today too:
-----------------------------------------------------------------
“Be still and know that I am God!”. The word still comes from a Hebrew word meaning to “let go” or “release.” The meaning would be best understood to say “cause yourself to become restrained or to let go.” In other words, we need to come to a place where we are willing to submit ourselves to God and acknowledging that He is in sovereign control.
When we realize that we are truly incapable of controlling life, we can surrender our will to God’s will. It may be a matter of finally saying we trust Him. This will open the door so that we may experience the fullness of all God wants and has for us. After all, He is our Creator and has a perfect plan for us when we let Him orchestrate it.
------------------------------------------------------------------
Some people may say, “I am letting my dreams go”, but I would rather say, “I am putting my dreams on my Father’s hands.” I am submitting them to my Father who has much more beautiful and bigger ones long before He created me.
Sources: Proverbs 31 Ministries’ Encouragement for Today “Timely Gifts” by Lynn Cowell, All about Following Jesus’ website.
take him the way he is, or sorry, let him go!
To all my respectable single women friends....
Here's a special article that talks about thing you may have known and deal with it well *good, keep it up and share it! ;) *, you may forget, you may have known for a long time but you still "believe in yourself" or you may never know and clueless about...
..............................
A bit more on the general subject touched upon with yesterday's, "Stop Wasting Time Looking for Mr. Right."If you're a single woman, a good thing to understand about any man with whom you're thinking about getting more deeply involved or even married is that men don't change. They are who they are. Love and accept the man you're interested in as he is, or move on.
If your potential life-mate possesses a quality that you don't like---a habit, personality quirk, major behavior tendency, political philosophy, whatever---then you need to ask yourself whether you can live with that quality, or not. If not, then move on to bachelor number two; bachelor number one isn't your guy.
When it comes to figuring out if you can live with your man's problematic quality, ask yourself this: Does that quality offend your values, or your taste? If stuff he does, says, or thinks run contrary to the values you hold as a Christian, then that's a serious issue. But if what he offends is your taste---if in effect he simply does things differently than you'd prefer him to---then probably not so much. A value difference could be a deal breaker. But a style difference shouldn't be.
A style difference may actually add more fun and more colors in our lives, ah? Haha, remember we're talking about style, eh, not values! -eyn-
Let's say you love a man who is a motorcycle enthusiast. You'd rather he didn't ride a motorcycle, because it's dangerous. But is riding a motorcycle a values issue, or a style issue? Though a case can be made for it being a values issue (since for the sake of our loved ones we should all remain as safe as possible), it's primarily a matter of style, insofar as knowing that a person drives a motorcycle tells you nothing about that person's character; it's something they do, and no indicator at all of who they are. So as a problem, you're going to have to let go the fact that your man drives a motorcycle---or you should at least be a lot more willing to let that go, to accept that quality of his. Because the bottom line is that he does ride a motorcycle. That's who he is. There isn't a different man inside of him who doesn't ride a motorcycle, a man that you can somehow get to replace the man you know. Though it may sound harsh, that your man rides a motorcycle is your problem, not his.
You can't change that about him. Your choice is to either leave him over the fact that he rides a motorcycle, or embrace it as part of what makes you love him.The choice you don't want to make is to try to change whatever problem you have with your man into his problem, by complaining about it, or trying to make him feel guilty about it, or (even) crying about it. Sure, at the time you do those things, a guy may respond to the emotionality of the moment by saying (and perhaps even believing) that he will change. But he won't. Because once the drama has cleared, the truth of who he really is will begin to reassert itself, and he will begin to think that you don't actually have a right to tell him who or how he should be. And as sure as one day follows the next, he's then going to start resenting you for trying to make your own will his own.
If his relationship with God isn't as tight as it should be, he may even start lying to you. He might start sneaking doing whatever it is he does that you don't like. And then you'll "catch" him doing that thing.
And there you'll be, stuck in that nasty little loop in which so many couples do get stuck, where the woman's either constantly nagging at her man to stop doing something he keeps doing anyway, or is deeply upset at discovering that her man's been lying to her about something he's been doing all along that he's not "supposed" to be doing at all.
Avoid that trap forever, going in, by realizing that you're supposed to love your partner for who they are, not for who you want them to become.
The thing is, persisting in trying to change your man is guaranteed to transmogrify you something much more akin to his mother than his wife. And then he will turn into a bastardized version of your son. Tell your man that he needs to eat more vegetables, and as sure as the day is long he'll start sneaking pizza.
Yech.
Life's too short. You want a man, not a boy. Successful relationships are built on mutual respect, not the kind of co-dependent, mutually dysfunctional craziness that necessarily develops whenever one person in a relationship is convinced that they know what's best for the other.
If you can't accept and love him exactly as he is, let God lead you to someone you can.
..........................
Rather than "concentrating" or "making plans" to change our guy or potential one (or ones?), let's concentrate on beautifying our INNER and outer that we glorify our God in everything we do, and one day, we are ready to submit to our man and love him the way he is as God's prepared him for us too. -eyn-
........................
From Crosswalk Women "Single Women: Do Not Try To Change Him" by John Shore
Here's a special article that talks about thing you may have known and deal with it well *good, keep it up and share it! ;) *, you may forget, you may have known for a long time but you still "believe in yourself" or you may never know and clueless about...
..............................
A bit more on the general subject touched upon with yesterday's, "Stop Wasting Time Looking for Mr. Right."If you're a single woman, a good thing to understand about any man with whom you're thinking about getting more deeply involved or even married is that men don't change. They are who they are. Love and accept the man you're interested in as he is, or move on.
If your potential life-mate possesses a quality that you don't like---a habit, personality quirk, major behavior tendency, political philosophy, whatever---then you need to ask yourself whether you can live with that quality, or not. If not, then move on to bachelor number two; bachelor number one isn't your guy.
When it comes to figuring out if you can live with your man's problematic quality, ask yourself this: Does that quality offend your values, or your taste? If stuff he does, says, or thinks run contrary to the values you hold as a Christian, then that's a serious issue. But if what he offends is your taste---if in effect he simply does things differently than you'd prefer him to---then probably not so much. A value difference could be a deal breaker. But a style difference shouldn't be.
A style difference may actually add more fun and more colors in our lives, ah? Haha, remember we're talking about style, eh, not values! -eyn-
Let's say you love a man who is a motorcycle enthusiast. You'd rather he didn't ride a motorcycle, because it's dangerous. But is riding a motorcycle a values issue, or a style issue? Though a case can be made for it being a values issue (since for the sake of our loved ones we should all remain as safe as possible), it's primarily a matter of style, insofar as knowing that a person drives a motorcycle tells you nothing about that person's character; it's something they do, and no indicator at all of who they are. So as a problem, you're going to have to let go the fact that your man drives a motorcycle---or you should at least be a lot more willing to let that go, to accept that quality of his. Because the bottom line is that he does ride a motorcycle. That's who he is. There isn't a different man inside of him who doesn't ride a motorcycle, a man that you can somehow get to replace the man you know. Though it may sound harsh, that your man rides a motorcycle is your problem, not his.
You can't change that about him. Your choice is to either leave him over the fact that he rides a motorcycle, or embrace it as part of what makes you love him.The choice you don't want to make is to try to change whatever problem you have with your man into his problem, by complaining about it, or trying to make him feel guilty about it, or (even) crying about it. Sure, at the time you do those things, a guy may respond to the emotionality of the moment by saying (and perhaps even believing) that he will change. But he won't. Because once the drama has cleared, the truth of who he really is will begin to reassert itself, and he will begin to think that you don't actually have a right to tell him who or how he should be. And as sure as one day follows the next, he's then going to start resenting you for trying to make your own will his own.
If his relationship with God isn't as tight as it should be, he may even start lying to you. He might start sneaking doing whatever it is he does that you don't like. And then you'll "catch" him doing that thing.
And there you'll be, stuck in that nasty little loop in which so many couples do get stuck, where the woman's either constantly nagging at her man to stop doing something he keeps doing anyway, or is deeply upset at discovering that her man's been lying to her about something he's been doing all along that he's not "supposed" to be doing at all.
Avoid that trap forever, going in, by realizing that you're supposed to love your partner for who they are, not for who you want them to become.
The thing is, persisting in trying to change your man is guaranteed to transmogrify you something much more akin to his mother than his wife. And then he will turn into a bastardized version of your son. Tell your man that he needs to eat more vegetables, and as sure as the day is long he'll start sneaking pizza.
Yech.
Life's too short. You want a man, not a boy. Successful relationships are built on mutual respect, not the kind of co-dependent, mutually dysfunctional craziness that necessarily develops whenever one person in a relationship is convinced that they know what's best for the other.
If you can't accept and love him exactly as he is, let God lead you to someone you can.
..........................
Rather than "concentrating" or "making plans" to change our guy or potential one (or ones?), let's concentrate on beautifying our INNER and outer that we glorify our God in everything we do, and one day, we are ready to submit to our man and love him the way he is as God's prepared him for us too. -eyn-
........................
From Crosswalk Women "Single Women: Do Not Try To Change Him" by John Shore
amsal 17:17
July 7th 2010
“Cape deh….!! Masa gue baru tau lu jadian itu dari facebook sih?? Eh seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu yeee, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran…!!! Elu mah cuma sahabat waktu susah doank, pas lagi hepi2 aje gak pernah cerita!!”
Itu adalah salah satu obrolanku dengan 2 pasang temanku yg baru recently jadian .. *yes, I am the only single there* kejadian itu adalah 3 hari yg lalu, dan menurut kami, itu adalah suatu hal yg lucu, “Giliran susah aje, lu nyari gue, pas lagi hepi aja *jadian* gak bilang2 lu”… Lucu, tapi di sisi laen..jadi wondering, why?!
Dan barusan *saat lagi asik2 taking shower* aku menyadari…. “Betul!!! Seorang sahabat itu menaruh kasih setiap waktu dan menjadi SAUDARA dalam kesukaran. Lebih baik punya teman yg ada pada saat kita susah, daripada punya teman yg cuma ada pada saat kita senang. ”
Walaupun aku adalah seorang yg super bawel, yg bisa ngomong dari pagi sampe malem *haha..ini bukan berlebihan, tapi ini adalah kenyataan. Try me!* aku gak pernah kehabisan topik untuk diomongin, tetapi ketika menyangkut masalah pribadiku, aku cukup tertutup. Ketika menyangkut hal yang membebani pikiranku, aku diam. Kalau teman bertanya, “apa kabar lyn?”, selalu hanya, “baik :D”
Aku tidak berbohong, karena memang hampir selalu aku dalam keadaan baik, walaupun mungkin aku sedang bermasalah, aku masih selalu dalam kondisi tolerable. Kalau sampai aku dalam keadaan sedang tidak baik, bisa dipastikan, aku tidak bertemu dengan siapa2, aku cenderung menjauh. *mungkin kalau ada yg ingat, awal taon 2007 , aku “menghilang” dari peredaran selama hampir setahun, karena aku sedang hancur!!” Jadi, pada saat aku masi mampu bertemu, dan berbicara dengan seseorang, adalah saat aku masi OK-OK saja, dan aku boleh berkata, “I am fine, dear! :)”
Entah mengapa, aku cenderung jarang sekali curhat ke orang. Selalu dalam benakku adalah, “Ah, aku tidak mau membebani pikiran orang lain.” “Ah, aku mampu menghadapinya sendiri.” dsb…
Seandainya curhat-pun kebanyakan adalah ketika masalah itu telah selesai, setelah I dealt with the problems myself *and praying too, of course*. So, pretty much I always shared something like, “You know what, I had this problem.. and this what I did :……, and yeah.. I’m ok now!!”.
Sangat jarang yang, “I have this problem, I don’t know what to do, could you please help me dealing with this?”
Sampai suatu ketika, omongan temanku membuatku berpikir dan “iri”, dia bilang, “Lyn, thanks banget yah, setelah gue curhat ke elu, gue jadi lebih lega…and gue selalu simpen sms dari lu, saat gue bimbang lagi, gue baca lagi lyn and itu nguatin gue, thanks yah.”
Aku jadi mikir, “duh, enak bgt yah kalo bisa cerita ke orang lain..bisa lega gitu yah ternyata….! Kapan yah aku bisa kayak gitu juga?”
Aku sungguh punya masalah “tidak bisa cerita” ke orang lain! Itu sungguh adalah masalah dan tidak sehat! Kita ini diciptakan untuk saling berbagi dan menanggung beban satu sama lain, aku sadar sekali akan hal itu. Kita adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain. Adalah hal yg dapat diterima, ketika kita berada dalam kondisi tidak baik – vulnerable – broken, dan kita bagikan itu kepada orang lain. Aku menyadari, tidak selamanya aku harus dalam kondisi ready dan siap bertempur. Bole2 aja kok, aku hancur, butuh cerita, dan “mengganggu” orang lain dengan masalahku. That’s what friends are for anyway kan? And itu juga mengapa Tuhan menciptakan kita dengan orang2 di sekeliling kita yg menyayangi kita, rite?
Aku selalu berusaha though, walau itu adalah hal yg sulit bagiku.
Sampai suatu ketika….. seorang teman yg mengenalku selama lebih dari setengah usiaku, dan pernah menjadi orang terdekat dalam hidupku selama 9 tahun, bilang gini, “Mungkin lu gak bisa cerita karena lu itu takut, lyn. Lu takut orang liat kalo lu itu juga bisa sedih. Seorang Erlyn bisa juga hancur. Lu harus cerita lyn. Temen lu kan banyak. Lu bagi2 lah ke banyak orang kalo emang lu gak enak cerita ke 1 orang doank *oh, dia kenal sekali sifat gak enakan’ku*. “
“iyeee..gue tau, tapi gue gak tau gmana caranya!!!! Gue bisa gilaaaaaaaaaa ini” *and I actually cried that day, coz I realized how big my problem was*
Mulailah dengan, “aduh gue stress…gue sedih..gue cape, then u’ll know what to say next.”
*haha…kalian mgkn tertawa membacanya, tapi sungguh…aku gak ngerti how to!*
Sejak saat itu, aku berusaha….mengkontek temanku tidak hanya untuk menanyakan kabarnya, tapi juga untuk menceritakan kabar dan masalahku…. It’s been gone pretty well and menunjukan progress!! Yaay :D
And baru hari ini…tepatnya dari kemarin, ketika again, masalah mendatangi dan menghampiri, aku mengumpulkan segenap keberanianku untuk menceritakannya kepada temanku, bahkan lebih hebat lagi, kepada teman2ku… *tidak hanya 1 teman* … dan ternyata benar, as simple as it is… though the problem is still here with me, they’ve shared the burden with me, they did actually help me a loooot!!!! and aku bener2 experienced “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Aku merasakan His unfailing love from my friends’ love. Aku jadi menyadari, betapa.. actually aku gak sendiri…walau mungkin tidak selamanya mereka siap untuk menolong, tidak selamanya mereka ada, tapi they are willing!! Mereka berusaha… ! Sama seperti aku will do anything for them, they will do the same. Dan itu pun sudah sangat meringani bebanku, knowing that there is someone out there who cares; oh, there are actually many who care!
Once, a friend of mine shared this:
“Friendship is the greatest of worldly goods,” believed C.S. Lewis. “If I had to give a piece of advice to a young man about a place to live, I think I should say, ‘sacrifice almost everything to live where you can be near your friend,’”
Thank you for being my friend!! :D and I am so sorry for being a terrible friend :(
“Cape deh….!! Masa gue baru tau lu jadian itu dari facebook sih?? Eh seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu yeee, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran…!!! Elu mah cuma sahabat waktu susah doank, pas lagi hepi2 aje gak pernah cerita!!”
Itu adalah salah satu obrolanku dengan 2 pasang temanku yg baru recently jadian .. *yes, I am the only single there* kejadian itu adalah 3 hari yg lalu, dan menurut kami, itu adalah suatu hal yg lucu, “Giliran susah aje, lu nyari gue, pas lagi hepi aja *jadian* gak bilang2 lu”… Lucu, tapi di sisi laen..jadi wondering, why?!
Dan barusan *saat lagi asik2 taking shower* aku menyadari…. “Betul!!! Seorang sahabat itu menaruh kasih setiap waktu dan menjadi SAUDARA dalam kesukaran. Lebih baik punya teman yg ada pada saat kita susah, daripada punya teman yg cuma ada pada saat kita senang. ”
Walaupun aku adalah seorang yg super bawel, yg bisa ngomong dari pagi sampe malem *haha..ini bukan berlebihan, tapi ini adalah kenyataan. Try me!* aku gak pernah kehabisan topik untuk diomongin, tetapi ketika menyangkut masalah pribadiku, aku cukup tertutup. Ketika menyangkut hal yang membebani pikiranku, aku diam. Kalau teman bertanya, “apa kabar lyn?”, selalu hanya, “baik :D”
Aku tidak berbohong, karena memang hampir selalu aku dalam keadaan baik, walaupun mungkin aku sedang bermasalah, aku masih selalu dalam kondisi tolerable. Kalau sampai aku dalam keadaan sedang tidak baik, bisa dipastikan, aku tidak bertemu dengan siapa2, aku cenderung menjauh. *mungkin kalau ada yg ingat, awal taon 2007 , aku “menghilang” dari peredaran selama hampir setahun, karena aku sedang hancur!!” Jadi, pada saat aku masi mampu bertemu, dan berbicara dengan seseorang, adalah saat aku masi OK-OK saja, dan aku boleh berkata, “I am fine, dear! :)”
Entah mengapa, aku cenderung jarang sekali curhat ke orang. Selalu dalam benakku adalah, “Ah, aku tidak mau membebani pikiran orang lain.” “Ah, aku mampu menghadapinya sendiri.” dsb…
Seandainya curhat-pun kebanyakan adalah ketika masalah itu telah selesai, setelah I dealt with the problems myself *and praying too, of course*. So, pretty much I always shared something like, “You know what, I had this problem.. and this what I did :……, and yeah.. I’m ok now!!”.
Sangat jarang yang, “I have this problem, I don’t know what to do, could you please help me dealing with this?”
Sampai suatu ketika, omongan temanku membuatku berpikir dan “iri”, dia bilang, “Lyn, thanks banget yah, setelah gue curhat ke elu, gue jadi lebih lega…and gue selalu simpen sms dari lu, saat gue bimbang lagi, gue baca lagi lyn and itu nguatin gue, thanks yah.”
Aku jadi mikir, “duh, enak bgt yah kalo bisa cerita ke orang lain..bisa lega gitu yah ternyata….! Kapan yah aku bisa kayak gitu juga?”
Aku sungguh punya masalah “tidak bisa cerita” ke orang lain! Itu sungguh adalah masalah dan tidak sehat! Kita ini diciptakan untuk saling berbagi dan menanggung beban satu sama lain, aku sadar sekali akan hal itu. Kita adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain. Adalah hal yg dapat diterima, ketika kita berada dalam kondisi tidak baik – vulnerable – broken, dan kita bagikan itu kepada orang lain. Aku menyadari, tidak selamanya aku harus dalam kondisi ready dan siap bertempur. Bole2 aja kok, aku hancur, butuh cerita, dan “mengganggu” orang lain dengan masalahku. That’s what friends are for anyway kan? And itu juga mengapa Tuhan menciptakan kita dengan orang2 di sekeliling kita yg menyayangi kita, rite?
Aku selalu berusaha though, walau itu adalah hal yg sulit bagiku.
Sampai suatu ketika….. seorang teman yg mengenalku selama lebih dari setengah usiaku, dan pernah menjadi orang terdekat dalam hidupku selama 9 tahun, bilang gini, “Mungkin lu gak bisa cerita karena lu itu takut, lyn. Lu takut orang liat kalo lu itu juga bisa sedih. Seorang Erlyn bisa juga hancur. Lu harus cerita lyn. Temen lu kan banyak. Lu bagi2 lah ke banyak orang kalo emang lu gak enak cerita ke 1 orang doank *oh, dia kenal sekali sifat gak enakan’ku*. “
“iyeee..gue tau, tapi gue gak tau gmana caranya!!!! Gue bisa gilaaaaaaaaaa ini” *and I actually cried that day, coz I realized how big my problem was*
Mulailah dengan, “aduh gue stress…gue sedih..gue cape, then u’ll know what to say next.”
*haha…kalian mgkn tertawa membacanya, tapi sungguh…aku gak ngerti how to!*
Sejak saat itu, aku berusaha….mengkontek temanku tidak hanya untuk menanyakan kabarnya, tapi juga untuk menceritakan kabar dan masalahku…. It’s been gone pretty well and menunjukan progress!! Yaay :D
And baru hari ini…tepatnya dari kemarin, ketika again, masalah mendatangi dan menghampiri, aku mengumpulkan segenap keberanianku untuk menceritakannya kepada temanku, bahkan lebih hebat lagi, kepada teman2ku… *tidak hanya 1 teman* … dan ternyata benar, as simple as it is… though the problem is still here with me, they’ve shared the burden with me, they did actually help me a loooot!!!! and aku bener2 experienced “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Aku merasakan His unfailing love from my friends’ love. Aku jadi menyadari, betapa.. actually aku gak sendiri…walau mungkin tidak selamanya mereka siap untuk menolong, tidak selamanya mereka ada, tapi they are willing!! Mereka berusaha… ! Sama seperti aku will do anything for them, they will do the same. Dan itu pun sudah sangat meringani bebanku, knowing that there is someone out there who cares; oh, there are actually many who care!
Once, a friend of mine shared this:
“Friendship is the greatest of worldly goods,” believed C.S. Lewis. “If I had to give a piece of advice to a young man about a place to live, I think I should say, ‘sacrifice almost everything to live where you can be near your friend,’”
Thank you for being my friend!! :D and I am so sorry for being a terrible friend :(
good gifts from Him
July 3rd 2010
1.Matthew 8:1 “Lord, if You are willing You can heal me and make me clean.”
2.Matthew 8:13 “Because you believed, it has happened.”
3.Matthew 8:26 Jesus responded, “Why are you so afraid? You have so little faith!”
4.Matthew 9:2 Seeing their faith, Jesus said to the **** man, “Be encouraged, my child! Your sins are forgiven!”
5.Matthew 9:18 “My daughter has just died, but You can bring her back to life again if You just come and lay Your hand on her.”
6.Matthew 9:22 “Daughter, be encouraged! Your faith has made you well.”
7.Matthew 9:29 “Because of your faith, it will happen.”
These verses really attracted me this morning.
They are all talking about faith! Guess whom Jesus spoke to…!
(well, you can look at the bible too though! or keep reading this.. haha!)
First, it was a Leprosy showed his faith. He believed that if it’s Jesus’ will, Jesus could do whatever, all he needed to do was to ask.
Second, a roman officer. I like him even more. He knew his position, though he was an officer who control over 100 soldiers (compare to Jesus who was a carpenter, a teacher!), a Roman (compare to Jesus who was a Jew!), he knew that he was unworthy to have Jesus came into his home (v8). His faith encouraged him to believe that without Jesus coming and seeing his servant, only by His word, the servant would be healed!
Let us skip the third, coz that is the only “negative” faith, yeah?
Fourth, a paralyzed man with his friends. They took an extra effort to compete with the crowd, and brought his friend ‘a paralyzed man’ on his mat. They knew Jesus was worth to seek. They knew Jesus would notice them even they were drown by the crowd. What he got? Even better!! Not only physical health, but spiritual health that comes only from Jesus’ healing touch.
Fifth, a leader of synagogue. Another man who swallowed his pride, a leader of synagogue (we know people the synagogue were “threatened” by Jesus’ popularity and tried to find his mistakes *yeah, they never did lah, Jesus was SINLESS*) came and knelt before Jesus. He knew Jesus could!
Sixth, a bleeding woman. She had suffered for 12 years, and that day bleeding women were unworthy (I really don’t get it why!!). She was untouchable (still don’t get it, why!!!), had not been able to lead a normal life. But she had faith, “If I can just touch his robe. I will be healed.”(9:21). She knew Jesus was compassionate and merciful, that she was allowed to touch. She knew after she met Jesus, her life would be changed and restored, and back to normal.
Seventh, two blind men. They shouted and begged for mercy (I imagined they never saw Jesus *duh, they were blind*, but they heard about Jesus, and the only they could do was shouting), “Son of David, have mercy on us” (9:27). They did the best and only thing they could do.
And here we are, the only negative faith….! And we all know…
Yes, the disciples! The closest people to Jesus who followed Jesus wherever He went and PERFORMED miracles. The very first people heard Jesus’ teachings.
I might say, “I am not getting it ‘why the disciples didn’t have faith.’!!!!!”, but I chose not to, because the closest example that showed my faith was the disciples’ faith. I read Bible *in fact, I enjoy reading it more than ever*. I love Jesus. I know Jesus loves me. I feel that, not only knowing it.
I’ve seen Jesus’ miracles in many people’s lives. I’ve seen how people changed after Jesus came into their lives *for me, it’s a miracle because only Jesus is able to change people’s lives*. I’ve seen His blessings unto others.
And more surprisingly and obviously, I experienced them all!!!!!!!
I experienced how my life was changed after I met Him *oh, my tears started to fall, really can’t imagine living my life without Him anymore*.
I experienced His provisions. I truly experienced Philippians 4:19, He has supplied all my needs from His glorious riches.
He answered my prayers, even gave more than I ever asked.
I experienced His guidance.
I may not a rich girl, but have I ever starved? No! Have I ever slept roofless? No! Have I ever not having clothes to wear? NEVER!! *in fact, I keep giving away my clothes to others*!
I may not come from a perfect family, but have I ever felt abandoned? *oh well, maybe from my own father, I have* But dear friends, I truly experienced what God has said, “I will never fail you, I will never abandon you.” I am truly blessed!!!!!
Yet, like the disciples, storms came into my life, problems visited, there were moments when I was out of nowhere with “nothing to eat”, I was terrified by “enemies who keep chasing me”. They distracted my focus, my eyes and my faith that were supposed to be kept on Him only. I forgot what He did in the past, and started to worry about my future. *sinful nature yeah? :$*
But my dear Lord…ooh, how He loves me! How He is faithful to me!
Let me share to you what He’s been telling me recent days:
John 14:14 Yes, ask me for anything in my name and –I will do it.
John 14:23 All who love me will do what I say. My Father will love them, and we will come and make our home with each of them.
John 15:7 But if you remain in me and my words remain in you, you may ask for anything you want, and it will be granted.
Isaiah 62:6b Take no rest, all who pray to the Lord.
Isaiah 62:1 Give the Lord no rest until He completes His work.
He reminded me to keep praying, asking Him, and abiding in Him!! Praying and praying!!
For what?? For whatever!!!!!!
Are you in burdens? PRAY faithfully for He is a burden taker.
Are you worried about your future? PRAY faithfully for He holds our future.
Are you having requests that you want so badly to be fulfilled? PRAY faithfully for He knows our needs, and He has prepared much more beautiful ones that we can ever imagine.
Are you broken hearted? PRAY with faith that He makes everything beautiful in its time.
Are you lonely? PRAY faithfully and know that we are never alone; He always stands by our sides.
To Jesus, to the same Man who healed the leprosy, the blind, the mute, the bleeding woman, the paralyzed. Who raised the dead!!! ‘ coz He is able. For nothing is impossible for Him.
I might add, as the leprosy did a little effort – to ask Him- , the blind – to shout -, the bleeding woman – to touch Jesus’ robe-, the paralyzed – to ask for his friends -, Jairus – to come and knelt before Him - , we need to go before Him, we need to meditate on His words, spend time with Him, maybe to share with accountable friends too and then we’ll know what to do, we’ll know His heart’s desire. *oh, how blessed we are to be able to go to Him wherever, whenever!! Imagine the examples above, how they struggled to meet Jesus!*
Yet, we tend to get disappointed if our prayers weren’t “answered” by Him, then not praying at all *ooh, congratulations to add more problems into our lives!*, but the truth is it’s not that He didn’t answer our prayers – He knew better than what we asked! Most of time, it was us who forgot to seek His will, to know His heart. I do >.<
This morning, after I read this verse: “Keep on asking, and you will receive what you ask for”. I stopped and didn’t continue reading the next verse.
I prayed to Him: The thing is, if I abide in You, what I seek and ask is Your will. Lord, You know what I want, I want to know Your will. Teach me to put my hopes in You, because I know what you have prepared for me is much more beautiful than what I can ask for.
He answered, So if you sinful people know how to give good gifts to your children, how much more will your heavenly Father give good gifts to those who ask Him.
Joyfully, I said, AMIN~!!!
Because of Your promise and according to Your will, You have done all these great things and have made them known to Your servant. How great You are, o Sovereign Lord! There is none like You. We have never even heard of another God like You. 2 Samuel 7:21-22
1.Matthew 8:1 “Lord, if You are willing You can heal me and make me clean.”
2.Matthew 8:13 “Because you believed, it has happened.”
3.Matthew 8:26 Jesus responded, “Why are you so afraid? You have so little faith!”
4.Matthew 9:2 Seeing their faith, Jesus said to the **** man, “Be encouraged, my child! Your sins are forgiven!”
5.Matthew 9:18 “My daughter has just died, but You can bring her back to life again if You just come and lay Your hand on her.”
6.Matthew 9:22 “Daughter, be encouraged! Your faith has made you well.”
7.Matthew 9:29 “Because of your faith, it will happen.”
These verses really attracted me this morning.
They are all talking about faith! Guess whom Jesus spoke to…!
(well, you can look at the bible too though! or keep reading this.. haha!)
First, it was a Leprosy showed his faith. He believed that if it’s Jesus’ will, Jesus could do whatever, all he needed to do was to ask.
Second, a roman officer. I like him even more. He knew his position, though he was an officer who control over 100 soldiers (compare to Jesus who was a carpenter, a teacher!), a Roman (compare to Jesus who was a Jew!), he knew that he was unworthy to have Jesus came into his home (v8). His faith encouraged him to believe that without Jesus coming and seeing his servant, only by His word, the servant would be healed!
Let us skip the third, coz that is the only “negative” faith, yeah?
Fourth, a paralyzed man with his friends. They took an extra effort to compete with the crowd, and brought his friend ‘a paralyzed man’ on his mat. They knew Jesus was worth to seek. They knew Jesus would notice them even they were drown by the crowd. What he got? Even better!! Not only physical health, but spiritual health that comes only from Jesus’ healing touch.
Fifth, a leader of synagogue. Another man who swallowed his pride, a leader of synagogue (we know people the synagogue were “threatened” by Jesus’ popularity and tried to find his mistakes *yeah, they never did lah, Jesus was SINLESS*) came and knelt before Jesus. He knew Jesus could!
Sixth, a bleeding woman. She had suffered for 12 years, and that day bleeding women were unworthy (I really don’t get it why!!). She was untouchable (still don’t get it, why!!!), had not been able to lead a normal life. But she had faith, “If I can just touch his robe. I will be healed.”(9:21). She knew Jesus was compassionate and merciful, that she was allowed to touch. She knew after she met Jesus, her life would be changed and restored, and back to normal.
Seventh, two blind men. They shouted and begged for mercy (I imagined they never saw Jesus *duh, they were blind*, but they heard about Jesus, and the only they could do was shouting), “Son of David, have mercy on us” (9:27). They did the best and only thing they could do.
And here we are, the only negative faith….! And we all know…
Yes, the disciples! The closest people to Jesus who followed Jesus wherever He went and PERFORMED miracles. The very first people heard Jesus’ teachings.
I might say, “I am not getting it ‘why the disciples didn’t have faith.’!!!!!”, but I chose not to, because the closest example that showed my faith was the disciples’ faith. I read Bible *in fact, I enjoy reading it more than ever*. I love Jesus. I know Jesus loves me. I feel that, not only knowing it.
I’ve seen Jesus’ miracles in many people’s lives. I’ve seen how people changed after Jesus came into their lives *for me, it’s a miracle because only Jesus is able to change people’s lives*. I’ve seen His blessings unto others.
And more surprisingly and obviously, I experienced them all!!!!!!!
I experienced how my life was changed after I met Him *oh, my tears started to fall, really can’t imagine living my life without Him anymore*.
I experienced His provisions. I truly experienced Philippians 4:19, He has supplied all my needs from His glorious riches.
He answered my prayers, even gave more than I ever asked.
I experienced His guidance.
I may not a rich girl, but have I ever starved? No! Have I ever slept roofless? No! Have I ever not having clothes to wear? NEVER!! *in fact, I keep giving away my clothes to others*!
I may not come from a perfect family, but have I ever felt abandoned? *oh well, maybe from my own father, I have* But dear friends, I truly experienced what God has said, “I will never fail you, I will never abandon you.” I am truly blessed!!!!!
Yet, like the disciples, storms came into my life, problems visited, there were moments when I was out of nowhere with “nothing to eat”, I was terrified by “enemies who keep chasing me”. They distracted my focus, my eyes and my faith that were supposed to be kept on Him only. I forgot what He did in the past, and started to worry about my future. *sinful nature yeah? :$*
But my dear Lord…ooh, how He loves me! How He is faithful to me!
Let me share to you what He’s been telling me recent days:
John 14:14 Yes, ask me for anything in my name and –I will do it.
John 14:23 All who love me will do what I say. My Father will love them, and we will come and make our home with each of them.
John 15:7 But if you remain in me and my words remain in you, you may ask for anything you want, and it will be granted.
Isaiah 62:6b Take no rest, all who pray to the Lord.
Isaiah 62:1 Give the Lord no rest until He completes His work.
He reminded me to keep praying, asking Him, and abiding in Him!! Praying and praying!!
For what?? For whatever!!!!!!
Are you in burdens? PRAY faithfully for He is a burden taker.
Are you worried about your future? PRAY faithfully for He holds our future.
Are you having requests that you want so badly to be fulfilled? PRAY faithfully for He knows our needs, and He has prepared much more beautiful ones that we can ever imagine.
Are you broken hearted? PRAY with faith that He makes everything beautiful in its time.
Are you lonely? PRAY faithfully and know that we are never alone; He always stands by our sides.
To Jesus, to the same Man who healed the leprosy, the blind, the mute, the bleeding woman, the paralyzed. Who raised the dead!!! ‘ coz He is able. For nothing is impossible for Him.
I might add, as the leprosy did a little effort – to ask Him- , the blind – to shout -, the bleeding woman – to touch Jesus’ robe-, the paralyzed – to ask for his friends -, Jairus – to come and knelt before Him - , we need to go before Him, we need to meditate on His words, spend time with Him, maybe to share with accountable friends too and then we’ll know what to do, we’ll know His heart’s desire. *oh, how blessed we are to be able to go to Him wherever, whenever!! Imagine the examples above, how they struggled to meet Jesus!*
Yet, we tend to get disappointed if our prayers weren’t “answered” by Him, then not praying at all *ooh, congratulations to add more problems into our lives!*, but the truth is it’s not that He didn’t answer our prayers – He knew better than what we asked! Most of time, it was us who forgot to seek His will, to know His heart. I do >.<
This morning, after I read this verse: “Keep on asking, and you will receive what you ask for”. I stopped and didn’t continue reading the next verse.
I prayed to Him: The thing is, if I abide in You, what I seek and ask is Your will. Lord, You know what I want, I want to know Your will. Teach me to put my hopes in You, because I know what you have prepared for me is much more beautiful than what I can ask for.
He answered, So if you sinful people know how to give good gifts to your children, how much more will your heavenly Father give good gifts to those who ask Him.
Joyfully, I said, AMIN~!!!
Because of Your promise and according to Your will, You have done all these great things and have made them known to Your servant. How great You are, o Sovereign Lord! There is none like You. We have never even heard of another God like You. 2 Samuel 7:21-22
my tongue oh my tongue
July 2nd 2010
This is from yesterday's devotional I subscribe, which is so related to me... >.< I did actually experience it again this morning.. *some habitual morning's "exercise" with my super CUTE brother lah* .. and got pretty distracted *and irritated* with some ungentle words spoken to me just now >.<, which made me realize how we need to guide our mouth, our words, and our behavior! They really affect others! The less is better, yeah.. *uuh, believe me, I know hard it is* a little less conversation, a little more action please!!
"With the tongue we praise our Lord and Father, and with it we curse men, who have been made in God's likeness. Out of the same mouth come praise and cursing. My brothers, this should not be" (James 3:9-10 NIV).
Have you ever gotten up early and had a sweet time with the LORD, only to turn into an unreasonable, raging screamer hours later? (Thanks to my dear brother who never ceases to tease me every morning...and I'm pretty sure before I "win" the battle *u know, keeping my mouth shut!*, he will keep doing it...it's been forever, he knows his sister well enough, how easy it is to make me "scream")
Have you ever had an argument with your spouse or children (in my case, my siblings..?) on the way to church, only to cross the threshold of the lobby with blessings and kindness on your tongue?
Have you ever driven in traffic with worship music on the dash and praise on your lips when suddenly, someone cut you off and the praises on your tongue turned to cursing?
If you've answered "yes" to any of these questions, welcome to the Sinner's Club. All humans have an automatic membership that activates at birth and is irrevocable until we accept forgiveness through Jesus Christ, and see His face on the other side of glory.
The Bible calls us to a higher, more consistent temperature of living.
We must be careful not to praise and curse with the same tongue.
Are you swinging the pendulum of your responses, or are they swinging you?
We are accountable for our behavior.
We are accountable for the way we respond to circumstances.
Our responses reflect the core of who we are.
They reflect our faith ... good or bad.
"Therefore, if anyone is in Christ, he is a new creation; the old has gone, the new has come" (2 Corinthians 5:17 NIV).
As we go through today, let's center the thermometer of our hearts on Christ so we are less likely to respond in stark contrast to His perfect example of love. Let's heed the wisdom found in Proverbs 3:3: "Let love and faithfulness never leave you; bind them around your neck, write them on the tablet of your heart."
From : Girlfriends in God by Gwen Smith
This is from yesterday's devotional I subscribe, which is so related to me... >.< I did actually experience it again this morning.. *some habitual morning's "exercise" with my super CUTE brother lah* .. and got pretty distracted *and irritated* with some ungentle words spoken to me just now >.<, which made me realize how we need to guide our mouth, our words, and our behavior! They really affect others! The less is better, yeah.. *uuh, believe me, I know hard it is* a little less conversation, a little more action please!!
"With the tongue we praise our Lord and Father, and with it we curse men, who have been made in God's likeness. Out of the same mouth come praise and cursing. My brothers, this should not be" (James 3:9-10 NIV).
Have you ever gotten up early and had a sweet time with the LORD, only to turn into an unreasonable, raging screamer hours later? (Thanks to my dear brother who never ceases to tease me every morning...and I'm pretty sure before I "win" the battle *u know, keeping my mouth shut!*, he will keep doing it...it's been forever, he knows his sister well enough, how easy it is to make me "scream")
Have you ever had an argument with your spouse or children (in my case, my siblings..?) on the way to church, only to cross the threshold of the lobby with blessings and kindness on your tongue?
Have you ever driven in traffic with worship music on the dash and praise on your lips when suddenly, someone cut you off and the praises on your tongue turned to cursing?
If you've answered "yes" to any of these questions, welcome to the Sinner's Club. All humans have an automatic membership that activates at birth and is irrevocable until we accept forgiveness through Jesus Christ, and see His face on the other side of glory.
The Bible calls us to a higher, more consistent temperature of living.
We must be careful not to praise and curse with the same tongue.
Are you swinging the pendulum of your responses, or are they swinging you?
We are accountable for our behavior.
We are accountable for the way we respond to circumstances.
Our responses reflect the core of who we are.
They reflect our faith ... good or bad.
"Therefore, if anyone is in Christ, he is a new creation; the old has gone, the new has come" (2 Corinthians 5:17 NIV).
As we go through today, let's center the thermometer of our hearts on Christ so we are less likely to respond in stark contrast to His perfect example of love. Let's heed the wisdom found in Proverbs 3:3: "Let love and faithfulness never leave you; bind them around your neck, write them on the tablet of your heart."
From : Girlfriends in God by Gwen Smith
how God loves you
God loves you the way you are, but He refuses to leave you that way, He wants you to be just like Jesus.
God loves you the way you are. If you think His love for you would be stronger if your faith were, you are wrong. If you think His love would be deeper if your thoughts were, wrong again.
Don’t confuse God’s love with the love of people. The love of people often increases with performance and decreases with mistakes. Not so God’s love. He love you right where you are.
God’s love never ceases. Never. Though we spurn Him. Ignore Him. Reject Him. Despise Him. Disobey Him. He will not change. Our evil cannot diminish His love. Our goodness cannot increase it. Our faith does not earn it anymore than our stupidity jeopardizes it. God doesn’t love us less if we fail or more if we succeed. God’s love never ceases.
God loves you just the way you are, but He refuses to leave you that way.
He wants us to be just like Jesus.
Just Like Jesus - Max Lucado -
God loves you the way you are. If you think His love for you would be stronger if your faith were, you are wrong. If you think His love would be deeper if your thoughts were, wrong again.
Don’t confuse God’s love with the love of people. The love of people often increases with performance and decreases with mistakes. Not so God’s love. He love you right where you are.
God’s love never ceases. Never. Though we spurn Him. Ignore Him. Reject Him. Despise Him. Disobey Him. He will not change. Our evil cannot diminish His love. Our goodness cannot increase it. Our faith does not earn it anymore than our stupidity jeopardizes it. God doesn’t love us less if we fail or more if we succeed. God’s love never ceases.
God loves you just the way you are, but He refuses to leave you that way.
He wants us to be just like Jesus.
Just Like Jesus - Max Lucado -
Jesus, whom we can count on
June 24th 2010
Beberapa saat belakangan ini, aku banyak bicara dengan seorang teman. Teman yg mengalami masalah dan kesedihan luar biasa, yg aku sendiri juga pernah mengalaminya, sehingga aku tahu persis bagaimana pedih dan hancur hatinya. Bagaimana ia melihat hari esok seperti tidak ada harapan, dan bagaimana ia mencari segala cara dan upaya demi menyelesaikan masalah ini. Agar orang yang dicintainya sembuh. Bagaimana berdukanya, dan bagaimana ia kehilangan semangat hidup.
Ketika aku bilang ke dia, "I truly understand how u feel", itu benar2 karena aku mengerti kondisi dan pernah berada dalam situasinya. Bukan sekedar kata-kata simpati penghiburan. Berulang kalipun, aku menangis ketika berbicara dengannya...karena ya, aku tahu persis sakitnya hati itu.
In my case, aku "kalah", apa yg aku minta, "tidak dikabulkan" Tuhan. Tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Dan kekalahan itu membuatku hancur berkeping-keping, berduka untuk jangka waktu yang panjang, sampai sekarangpun, aku masi berjuang untuk meng-amin-i itu sebagai jawaban terbaik dari Tuhan. Aku masi sedih dan pedih, ketika aku mengingat kembali saat-saat perjuangan itu.
Dalam kasus temanku, dia masi berjuang dalam peperangan ini. Berperang dengan hati yang hancur, dengan semangat yang patah. Kalau diibaratkan medan peperangan, dia sudah berdarah-darah penuh luka.
Dengan segala upaya pun, aku sangat ingin membantu, tapi...tetap aku menyadari keterbatasanku.
Yang konstan kulakukan adalah berdoa untuknya, dan terus mengingatkannya betapa Allah mengasihi dia, bahwa dia tidak sendiri, Tuhan punya rencana indah buat dia dan keluarganya, dan aku mengerti kondisinya.
Tapi...hanya itu yg bisa kulakukan.
Pagi ini...aku baca Yesaya 53.
Bagian Firman Tuhan yang berulang kali kita baca, yang menceritakan bagaimana Yesus menderita, karena, dan untuk siapa. Yah, untuk menanggung dosa kita, buat kamu dan saya.
Hari ini, bagian tertentu di ayat 3 dan 4 begitu menyentuh pikiran dan hatiku. Dan seketika itu juga, aku ingat temanku.
(Jesus was....) a man of sorrows, acquainted with deepest grief.
.........Yet it was our weaknesses he carried; it was our sorrows* that weighed him down.
Kalau aku, sebagai teman, manusia dengan segala keterbatasannya, mungkin hanya pernah dalam kondisi yang sama dengan temanku,
Yesus, yang adalah Allah, telah menjadi manusia untuk menanggung penderitaanku (dan temanku), hancurnya hati kita, kelemahan kita dan Dia berjuang tanpa mengeluh sampai mati, tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun, seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, Dia tidak membuka mulutNya, untuk menanggung itu semua, dan Dia memenangkan pertandingan ini..ya, Dia bangkit!!
Jauh sebelum kita mengalami segala penderitaan kita di dunia ini, Yesus sudah menanggungnya untuk kita.
Dia berjuang, karena Dia tahu, tanpa Dia - kita tidak mampu - kita hanyalah sekelompok orang-orang kalah di tengah dunia yang berdosa ini. Hanya dengan Dia, kita menjadi pemenang.
Sungguh, bagiku, ini adalah pengharapan dan kekuatan. Bahwa Yesus telah melalui semuanya ini, bahkan Dia telah menanggungnya dan memenangkannya! Pengharapan untuk kita semua bahwa penderitaan apapun yang kita hadapi, peperangan apapun, kehancuran hati kita yang berkeping-keping, kepahitan, kekecewaan, kehilangan harapan, kemiskinan, penyakit, semua telah Dia tanggung dan menangkan! Karena kasihNya kepada kita.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Tuhan? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?..... Tetapi dalam semuanya itu, kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk yang lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Bagiku, ini adalah pengharapan, betapa seorang Allah yang berkuasa begitu PEDULI terhadap aku dan temanku, terhadap kita semua. He loves us so much that He died for us!
Entah apa jawaban Tuhan dalam peperangan ini, tapi ini sungguh pengharapan, bahwa Dia bersama dengan kita, sekalipun Dia tidak pernah meninggalkan kita.
Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
Kalau aku, sebagai teman, hanya bisa berkata ke temanku, "I keep praying for u, I truly understand what u feel, I was in ur position. Though I don't know what to do, I care about u."
Dia, Yesus, berkata, "Aku mengerti perasaanmu, Aku telah menanggung penderitaanmu, Aku telah berperang bagimu, bahkan berjuang sampai mati dan akhirnya bangkit untuk memenangkan pertandingan ini! Serahkanlah perkara ini ke dalam tanganKu, karena jauh sebelum engkau menderita, Aku telah menderita bagiMu. I know how to handle this."
"Lord, thank You for loving someone I care about. Thank You for giving us hope that wherever this battle leads us to, we can count on You never to lead us astray."
Beberapa saat belakangan ini, aku banyak bicara dengan seorang teman. Teman yg mengalami masalah dan kesedihan luar biasa, yg aku sendiri juga pernah mengalaminya, sehingga aku tahu persis bagaimana pedih dan hancur hatinya. Bagaimana ia melihat hari esok seperti tidak ada harapan, dan bagaimana ia mencari segala cara dan upaya demi menyelesaikan masalah ini. Agar orang yang dicintainya sembuh. Bagaimana berdukanya, dan bagaimana ia kehilangan semangat hidup.
Ketika aku bilang ke dia, "I truly understand how u feel", itu benar2 karena aku mengerti kondisi dan pernah berada dalam situasinya. Bukan sekedar kata-kata simpati penghiburan. Berulang kalipun, aku menangis ketika berbicara dengannya...karena ya, aku tahu persis sakitnya hati itu.
In my case, aku "kalah", apa yg aku minta, "tidak dikabulkan" Tuhan. Tidak sesuai dengan rencana Tuhan. Dan kekalahan itu membuatku hancur berkeping-keping, berduka untuk jangka waktu yang panjang, sampai sekarangpun, aku masi berjuang untuk meng-amin-i itu sebagai jawaban terbaik dari Tuhan. Aku masi sedih dan pedih, ketika aku mengingat kembali saat-saat perjuangan itu.
Dalam kasus temanku, dia masi berjuang dalam peperangan ini. Berperang dengan hati yang hancur, dengan semangat yang patah. Kalau diibaratkan medan peperangan, dia sudah berdarah-darah penuh luka.
Dengan segala upaya pun, aku sangat ingin membantu, tapi...tetap aku menyadari keterbatasanku.
Yang konstan kulakukan adalah berdoa untuknya, dan terus mengingatkannya betapa Allah mengasihi dia, bahwa dia tidak sendiri, Tuhan punya rencana indah buat dia dan keluarganya, dan aku mengerti kondisinya.
Tapi...hanya itu yg bisa kulakukan.
Pagi ini...aku baca Yesaya 53.
Bagian Firman Tuhan yang berulang kali kita baca, yang menceritakan bagaimana Yesus menderita, karena, dan untuk siapa. Yah, untuk menanggung dosa kita, buat kamu dan saya.
Hari ini, bagian tertentu di ayat 3 dan 4 begitu menyentuh pikiran dan hatiku. Dan seketika itu juga, aku ingat temanku.
(Jesus was....) a man of sorrows, acquainted with deepest grief.
.........Yet it was our weaknesses he carried; it was our sorrows* that weighed him down.
Kalau aku, sebagai teman, manusia dengan segala keterbatasannya, mungkin hanya pernah dalam kondisi yang sama dengan temanku,
Yesus, yang adalah Allah, telah menjadi manusia untuk menanggung penderitaanku (dan temanku), hancurnya hati kita, kelemahan kita dan Dia berjuang tanpa mengeluh sampai mati, tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun, seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian, Dia tidak membuka mulutNya, untuk menanggung itu semua, dan Dia memenangkan pertandingan ini..ya, Dia bangkit!!
Jauh sebelum kita mengalami segala penderitaan kita di dunia ini, Yesus sudah menanggungnya untuk kita.
Dia berjuang, karena Dia tahu, tanpa Dia - kita tidak mampu - kita hanyalah sekelompok orang-orang kalah di tengah dunia yang berdosa ini. Hanya dengan Dia, kita menjadi pemenang.
Sungguh, bagiku, ini adalah pengharapan dan kekuatan. Bahwa Yesus telah melalui semuanya ini, bahkan Dia telah menanggungnya dan memenangkannya! Pengharapan untuk kita semua bahwa penderitaan apapun yang kita hadapi, peperangan apapun, kehancuran hati kita yang berkeping-keping, kepahitan, kekecewaan, kehilangan harapan, kemiskinan, penyakit, semua telah Dia tanggung dan menangkan! Karena kasihNya kepada kita.
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Tuhan? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan atau kelaparan atau ketelanjangan atau bahaya atau pedang?..... Tetapi dalam semuanya itu, kita lebih daripada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk yang lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Bagiku, ini adalah pengharapan, betapa seorang Allah yang berkuasa begitu PEDULI terhadap aku dan temanku, terhadap kita semua. He loves us so much that He died for us!
Entah apa jawaban Tuhan dalam peperangan ini, tapi ini sungguh pengharapan, bahwa Dia bersama dengan kita, sekalipun Dia tidak pernah meninggalkan kita.
Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau, dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.
Kalau aku, sebagai teman, hanya bisa berkata ke temanku, "I keep praying for u, I truly understand what u feel, I was in ur position. Though I don't know what to do, I care about u."
Dia, Yesus, berkata, "Aku mengerti perasaanmu, Aku telah menanggung penderitaanmu, Aku telah berperang bagimu, bahkan berjuang sampai mati dan akhirnya bangkit untuk memenangkan pertandingan ini! Serahkanlah perkara ini ke dalam tanganKu, karena jauh sebelum engkau menderita, Aku telah menderita bagiMu. I know how to handle this."
"Lord, thank You for loving someone I care about. Thank You for giving us hope that wherever this battle leads us to, we can count on You never to lead us astray."
when love takes me in
June 22nd 2010
Been loving this song: “When Love Takes You In” by Mr.Chapman for weeks.
I know you’ve heard the stories
But they all sound too good to be true
You’ve heard about a place called home
But there doesn’t seem to be one for you
So one more night you cry yourself to sleep
And drift off to a distant dream
Where love takes you in and everything changes
A miracle starts with the beat of a heart
When love takes you home and says you belong here
The loneliness ends and a new life begins
When love takes you in
And somewhere while you’re sleeping
Someone else is dreaming too
Counting down the days until
They hold you close and say I love you
And like the rain that falls into the sea
In a moment what has been is lost in what will be
When love takes you in everything changes
A miracle starts with the beat of a heart
And this love will never let you go
There is nothing that could ever
cause this love to lose its hold
This song has really touched my heart, membayangkan seorang yang ‘terhilang’ menemukan sebuah keluarga yg memberikan cinta dan membawa a total new different life buatnya.
Lagu ini berbicara juga dengan cara yg lain kepadaku,
tentang “When Love Takes ME In” itself.. yg aku alami…
Memiliki 3 saudara kandung, adalah hal yang sangat kusyukuri dalam hidupku, sejak kecil aku selalu berbangga “aku punya 1 cici, 1 koko dan 1 adik!”, belum lagi ditambah sepupu2ku yang menambah daftar adik2 yang sangat kusayang. As we all know, keluarga adalah tempat dimana kita paling menjadi diri kita apa adanya, tempat dimana kita tidak berpura-pura, dimana kita bisa lelah – menangis – marah tanpa batasan! Tempat dimana kita bisa menjadi kutuk sementara di tempat lain kita adalah berkat *how frustrating T_T*.
Dan bagiku, keluarga adalah tempat pertama dimana aku belajar!
Mamaku berulang kali bilang… “Nge-gedein anak mah gampang, tinggal dikasi makan! Nge-didik anak yang susah!” yah..jauh sebelum aku masuk TK, keluarga-mama-papa-cici-koko + popo dan om tante – lah yang mengajarkan pendidikan dasar dalam hidupku.
Keluarga pun tempat pembentukan karakter, manner… dan buatku, juga adalah tempat penyesuaian dan pelatihan kepribadian! I am a pure sanguine and a CHOLERIC too… you know how hard it is to deal with melancholic PHLEGMATIC. And praise the Lord, SEMUA orang yang kucintai adalah phlegmatic!!!! Aku ingat betapa seringnya, dari dulu dan masi kadang2 sekarang pun… “aduuuuuuuh..kenapa sih pada gak inisiatif…?” “kenapa sih apa2 harus aku dulu yg mulai?” dsb… semua typical ke-bete-an orang kolerik berhadapan plegmatik sudah kualami.. haha! *dan tentunya mereka pun pasti “aduuuh napa sih erlyn reseh bgt? Aduh napa sih mesti kerjain ini skrg, nanti napa? Aduh kenapa sih nyuruh2 melulu”* Oh yeah, aku sadar betapa annoying-nya erlyn buat mereka!!
Tapi semakin lama semakin dewasa, sungguh, praise the Lord, aku semakin bersyukur dengan keadaan ini, menjadi seorang kolerik di tengah orang2 plegmatik terdekat. Tuhan sungguh mengajar bagaimana menyangkal diri! Bagaimana menjalankan peranan-ku di rumah! Bagaimana menyesuaikan kepribadian, mengembangkan yg baik, dan membuang yg buruk! Menjadi seorang kolerik yg bijak, instead of an annoying one *susaaaah >.<* tapi, sungguh, kalau dulu itu adalah hal yang sangat ‘menggemaskan’, tapi bagiku sekarang itu adalah hal yang sangat kusyukuri! Aku sungguh percaya, mereka ada untuk membuat ku menjadi seorang erlyn yang semakin baik each day. Eniweiii… Ada masa2 di mana kami ber-empat melakukan kebodohan bersama! Yg paling berkesan adalah masa2 ujian dulu, kita sama2 janjian gak belajar! Seharian kita maen, dan mengorbankan satu hari untuk tidak belajar sama sekali (tapi biasanya itu cuma ulangan PMP! PPKn!), atau saat nonton bareng, nye-nack gila bareng! Saat yg lebih mengharukan adalah saat kami kumpul bareng, karena kami takut ketika papa mama ribut! >.< di situ adalah saat kami dalam kondisi paling rapuh, kami gak punya tempat berlindung, kecuali each other! Saat kami semua takut, dan gak tau harus berbuat apa, dan saat kami menangis bersama.
Seiring berjalannya waktu..kesibukan menenggelamkan waktu2 kami bersama… it seems that siblings menjadi prioritas kesekian, setelah diri kami sendiri, pekerjaan or sekolah, teman2 dan aktivitas yang lain! Gesekan yang biasanya adalah hal yg lucu menjadi hal yg menjengkelkan, lalu menjadi menyakitkan, mengecewakan dan akirnya menjadi kepahitan.. pikiran2 seperti, “kenapa sih cici kayak gini? Kenapa sih koko begitu? Kenapa sih rieza gak punya pikiran? Kecewa!!! ! Gak mungkin bisa lagi ngomong ama mereka!” pun muncul..
Pada saat2 seperti itu, aku langsung memilih untuk berdiam *daripada ngomong yg salah dan nyakitin mereka*, bertanya kepada Tuhan… aku tau itu kesalahan juga ada di diriku, bukan hanya di mereka.
Aku tanya, “Tuhan, bukakan hati ku.. apa yg salah dalam ku? Kenapa aku memandang mereka (mama, cici, koko, rieza) dengan cara yg berbeda…?Apa yg menghalangi, Tuhan?”
CINTA! Tuhan simply answered, “Remember the love, show the love! Just love ‘em!!”
Yes, seketika aku ingat, betapa aku mengasihi mereka.. semua kejengkelan pun pudar!
When love takes you in, everything changes, a miracle starts with the beat of the heart
Lalu….aku bicara dengan cici ..(orang yg paling berbeda kepribadian dengan ku, dan yg paling aku berjuang untuk memahami-nya) …… “ci….aku kecewa karena begini begitu (tanpa emosi..) ….. tapi ci..aku sadar kita tuh dah dikelabui ama si jahat, dengan memudarkan kasih antara kita, sehingga kecewa tuh gak kunjung hilang” …. Seketika kami menyadari ada KASIH yg Tuhan anugrahkan antara kami, segala kepahitan itu gak ada artinya! KASIH itu lebih berharga dari hal konyol, perbedaan kepribadian, dan miss communication! CINTA antara saudara, teman..jauh lebih berharga dari apapun!
Dan, aku pun sangat bangga dengan koko, karena koko dengan kerendahan hati…bisa menangis tanpa malu dan gengsi di depan kami (3 cewe yg lemah ini)..pada saat itu pun, hati ku luluh, dan semua kekecewaan yg pernah ada…pun HILANG! Aku menyadari, kalo seorang lelaki dewasa, bisa mencucurkan air mata, bisa menjadi paling lemah di depan kami, mengalahkan ego dan harga dirinya untuk menunjukan sisi lemahnya, sungguh itu menunjukan betapa berharganya kami buat dia! Betapa berharga sang adik untuk kokonya.
When love takes you home and says you belong here, the loneliness ends and a new life begins
*when love says again that you got home, you belong to your brother and your sister..the life busyness that brings loneliness, ends! And you will remember at the first place that somebody loves you, and you can be whoever and do whatever you want!*
Aku menyadari, saat2 dmana aku kecewa kepada cici-koko, yang actually juga sangat merindukan mereka (dengan gengsi luar biasa, gak mau nunjukin bahkan balik bête!!!!) sebenernya saat itu juga mereka pun merindukan aku (sama sekali ini bukan ge-er!!)…. Karena pada saat kami mengesampingkan semua scars yg ada dan taroh KASIH in front of us…saat itu juga nothing else matters!
And somewhere while you’re sleeping , someone else is dreaming too, counting down the days until they hold you close and say I love you. And like the rain that falls into the sea, in a moment what has been is lost in what will be.
Mgkn day dreaming, aku merindukan masa2 dudul ketika kami kecil, saat itu juga mereka lagi day dreaming.. tuk kembali mengulang masa2 indah, menjadi diri mereka yg terlemah.. dan tau kalo we can count on each other.
I really thank Him for giving them in my life and to bring love in our lives.
Di dunia saat ini dimana kasih menjadi hal yang langka, dan kasih hanya seperti sejarah..suatu yg pernah kita miliki, namun tidak lagi,
marilah kita kesampingkan segala kekecewaan, gengsi .. dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kolose 3:14
Dan jangan biarkan kesibukan kita dengan diri kita sendiri, dengan pekerjaan, teman atau aktivitas lain membuat kita melupakan hal dasar yg Tuhan anugrahkan untuk setiap kita, KELUARGA.
They are waiting for us to hold 'em close and say "i love you, you belong to me"
Been loving this song: “When Love Takes You In” by Mr.Chapman for weeks.
I know you’ve heard the stories
But they all sound too good to be true
You’ve heard about a place called home
But there doesn’t seem to be one for you
So one more night you cry yourself to sleep
And drift off to a distant dream
Where love takes you in and everything changes
A miracle starts with the beat of a heart
When love takes you home and says you belong here
The loneliness ends and a new life begins
When love takes you in
And somewhere while you’re sleeping
Someone else is dreaming too
Counting down the days until
They hold you close and say I love you
And like the rain that falls into the sea
In a moment what has been is lost in what will be
When love takes you in everything changes
A miracle starts with the beat of a heart
And this love will never let you go
There is nothing that could ever
cause this love to lose its hold
This song has really touched my heart, membayangkan seorang yang ‘terhilang’ menemukan sebuah keluarga yg memberikan cinta dan membawa a total new different life buatnya.
Lagu ini berbicara juga dengan cara yg lain kepadaku,
tentang “When Love Takes ME In” itself.. yg aku alami…
Memiliki 3 saudara kandung, adalah hal yang sangat kusyukuri dalam hidupku, sejak kecil aku selalu berbangga “aku punya 1 cici, 1 koko dan 1 adik!”, belum lagi ditambah sepupu2ku yang menambah daftar adik2 yang sangat kusayang. As we all know, keluarga adalah tempat dimana kita paling menjadi diri kita apa adanya, tempat dimana kita tidak berpura-pura, dimana kita bisa lelah – menangis – marah tanpa batasan! Tempat dimana kita bisa menjadi kutuk sementara di tempat lain kita adalah berkat *how frustrating T_T*.
Dan bagiku, keluarga adalah tempat pertama dimana aku belajar!
Mamaku berulang kali bilang… “Nge-gedein anak mah gampang, tinggal dikasi makan! Nge-didik anak yang susah!” yah..jauh sebelum aku masuk TK, keluarga-mama-papa-cici-koko + popo dan om tante – lah yang mengajarkan pendidikan dasar dalam hidupku.
Keluarga pun tempat pembentukan karakter, manner… dan buatku, juga adalah tempat penyesuaian dan pelatihan kepribadian! I am a pure sanguine and a CHOLERIC too… you know how hard it is to deal with melancholic PHLEGMATIC. And praise the Lord, SEMUA orang yang kucintai adalah phlegmatic!!!! Aku ingat betapa seringnya, dari dulu dan masi kadang2 sekarang pun… “aduuuuuuuh..kenapa sih pada gak inisiatif…?” “kenapa sih apa2 harus aku dulu yg mulai?” dsb… semua typical ke-bete-an orang kolerik berhadapan plegmatik sudah kualami.. haha! *dan tentunya mereka pun pasti “aduuuh napa sih erlyn reseh bgt? Aduh napa sih mesti kerjain ini skrg, nanti napa? Aduh kenapa sih nyuruh2 melulu”* Oh yeah, aku sadar betapa annoying-nya erlyn buat mereka!!
Tapi semakin lama semakin dewasa, sungguh, praise the Lord, aku semakin bersyukur dengan keadaan ini, menjadi seorang kolerik di tengah orang2 plegmatik terdekat. Tuhan sungguh mengajar bagaimana menyangkal diri! Bagaimana menjalankan peranan-ku di rumah! Bagaimana menyesuaikan kepribadian, mengembangkan yg baik, dan membuang yg buruk! Menjadi seorang kolerik yg bijak, instead of an annoying one *susaaaah >.<* tapi, sungguh, kalau dulu itu adalah hal yang sangat ‘menggemaskan’, tapi bagiku sekarang itu adalah hal yang sangat kusyukuri! Aku sungguh percaya, mereka ada untuk membuat ku menjadi seorang erlyn yang semakin baik each day. Eniweiii… Ada masa2 di mana kami ber-empat melakukan kebodohan bersama! Yg paling berkesan adalah masa2 ujian dulu, kita sama2 janjian gak belajar! Seharian kita maen, dan mengorbankan satu hari untuk tidak belajar sama sekali (tapi biasanya itu cuma ulangan PMP! PPKn!), atau saat nonton bareng, nye-nack gila bareng! Saat yg lebih mengharukan adalah saat kami kumpul bareng, karena kami takut ketika papa mama ribut! >.< di situ adalah saat kami dalam kondisi paling rapuh, kami gak punya tempat berlindung, kecuali each other! Saat kami semua takut, dan gak tau harus berbuat apa, dan saat kami menangis bersama.
Seiring berjalannya waktu..kesibukan menenggelamkan waktu2 kami bersama… it seems that siblings menjadi prioritas kesekian, setelah diri kami sendiri, pekerjaan or sekolah, teman2 dan aktivitas yang lain! Gesekan yang biasanya adalah hal yg lucu menjadi hal yg menjengkelkan, lalu menjadi menyakitkan, mengecewakan dan akirnya menjadi kepahitan.. pikiran2 seperti, “kenapa sih cici kayak gini? Kenapa sih koko begitu? Kenapa sih rieza gak punya pikiran? Kecewa!!! ! Gak mungkin bisa lagi ngomong ama mereka!” pun muncul..
Pada saat2 seperti itu, aku langsung memilih untuk berdiam *daripada ngomong yg salah dan nyakitin mereka*, bertanya kepada Tuhan… aku tau itu kesalahan juga ada di diriku, bukan hanya di mereka.
Aku tanya, “Tuhan, bukakan hati ku.. apa yg salah dalam ku? Kenapa aku memandang mereka (mama, cici, koko, rieza) dengan cara yg berbeda…?Apa yg menghalangi, Tuhan?”
CINTA! Tuhan simply answered, “Remember the love, show the love! Just love ‘em!!”
Yes, seketika aku ingat, betapa aku mengasihi mereka.. semua kejengkelan pun pudar!
When love takes you in, everything changes, a miracle starts with the beat of the heart
Lalu….aku bicara dengan cici ..(orang yg paling berbeda kepribadian dengan ku, dan yg paling aku berjuang untuk memahami-nya) …… “ci….aku kecewa karena begini begitu (tanpa emosi..) ….. tapi ci..aku sadar kita tuh dah dikelabui ama si jahat, dengan memudarkan kasih antara kita, sehingga kecewa tuh gak kunjung hilang” …. Seketika kami menyadari ada KASIH yg Tuhan anugrahkan antara kami, segala kepahitan itu gak ada artinya! KASIH itu lebih berharga dari hal konyol, perbedaan kepribadian, dan miss communication! CINTA antara saudara, teman..jauh lebih berharga dari apapun!
Dan, aku pun sangat bangga dengan koko, karena koko dengan kerendahan hati…bisa menangis tanpa malu dan gengsi di depan kami (3 cewe yg lemah ini)..pada saat itu pun, hati ku luluh, dan semua kekecewaan yg pernah ada…pun HILANG! Aku menyadari, kalo seorang lelaki dewasa, bisa mencucurkan air mata, bisa menjadi paling lemah di depan kami, mengalahkan ego dan harga dirinya untuk menunjukan sisi lemahnya, sungguh itu menunjukan betapa berharganya kami buat dia! Betapa berharga sang adik untuk kokonya.
When love takes you home and says you belong here, the loneliness ends and a new life begins
*when love says again that you got home, you belong to your brother and your sister..the life busyness that brings loneliness, ends! And you will remember at the first place that somebody loves you, and you can be whoever and do whatever you want!*
Aku menyadari, saat2 dmana aku kecewa kepada cici-koko, yang actually juga sangat merindukan mereka (dengan gengsi luar biasa, gak mau nunjukin bahkan balik bête!!!!) sebenernya saat itu juga mereka pun merindukan aku (sama sekali ini bukan ge-er!!)…. Karena pada saat kami mengesampingkan semua scars yg ada dan taroh KASIH in front of us…saat itu juga nothing else matters!
And somewhere while you’re sleeping , someone else is dreaming too, counting down the days until they hold you close and say I love you. And like the rain that falls into the sea, in a moment what has been is lost in what will be.
Mgkn day dreaming, aku merindukan masa2 dudul ketika kami kecil, saat itu juga mereka lagi day dreaming.. tuk kembali mengulang masa2 indah, menjadi diri mereka yg terlemah.. dan tau kalo we can count on each other.
I really thank Him for giving them in my life and to bring love in our lives.
Di dunia saat ini dimana kasih menjadi hal yang langka, dan kasih hanya seperti sejarah..suatu yg pernah kita miliki, namun tidak lagi,
marilah kita kesampingkan segala kekecewaan, gengsi .. dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Kolose 3:14
Dan jangan biarkan kesibukan kita dengan diri kita sendiri, dengan pekerjaan, teman atau aktivitas lain membuat kita melupakan hal dasar yg Tuhan anugrahkan untuk setiap kita, KELUARGA.
They are waiting for us to hold 'em close and say "i love you, you belong to me"
first thing first
June 21st 2010
Really thought that it was just a normal Monday blues.
*Pusing dan ngantuk sepanjang pagi…. Menguap2 tak berhenti, sampe pak sopir bertanya, ‘abis nonton bola, ce?’ …*
Pagi ini, bangun dengan berharap badanku sudah dalam keadaan PENUH dan siap beraktifitas.
Kenyataannya malah body-ku berteriak, “Lyn, don’t u realize that u even haven’t had me fully recharged for several days? How could u expect me to be in total stamina?”
* Oh yeah, I know! I know!!! Really sorry, my body! >.< * It shouted, "I AM OFFICIALLY EXHAUSTED!!!” Tau dari mana? Kepala pening yg tidak kunjung hilang, ngomong yg mulai ngaco dari sejak beberapa hari lalu dan mudahnya aku upset over small things..yg sedikit lagi disenggol, pasti akan nangis! *huhuhu, this exhaustion really affected my emotion too* Kalo ibarat batterei bb, dari mulai lampu kuning..udah jadi lampu merah.. SOS… bentar lagi mati sama sekali … (matinya berarti sakit though!) * yup, aku sudah disambut oleh tamu flu dan panas dalam pagi ini * Kalau menurut artikel yg aku baca, ------------------------------------------------------------------------- When we're exhausted, we have spent not only our strength, but also we've used up our energy reserves. Instead of making a small withdrawal, we have emptied the whole bank account. When we are exhausted, there is no more energy to take action or even think about what we want to do. We are fully worn out, used up, and all our energy has been consumed. It takes longer to regenerate our energy than it would have if we had taken a break when we were at the tired stage. Our body has employed a great amount of adrenaline to sustain us with our reserve energy. To regenerate now means that we will probably experience a cortisone drop, which is a state of feeling uninspired, sleepy, having difficulty waking up, and very low energy. Depending upon how far we have pushed ourselves, this state can last for days, weeks, and even months. When we are exhausted, we have gone to the extreme: we have used our energy to focus and work beyond our normal limits and we experience an equal and opposite reaction with an inability to focus and extreme mental, emotional, and physical tiredness. ------------------------------------------------------------------------ *hopefully, I haven’t gone that far >.<* Ignoring teriakan body’ku, I forced to plan this week’s agenda. And yeah ternyata, there are so many things need to be worked out, worked on, let go, given up, thought over, started over THIS WEEK! Kyaaaaaaaaaaaa… >.< And I was like… “Ok, ok! Kalem kalem… First thing first..Lyn!” Other part of me whispered ……. “Take care of me first, and I guarantee the rest will be fine..” *the place where only can be satisfied by Dating with Him.* I realized.. how I had let my super crazy busy days…drained me to the core…that I only gave Him my left over' time.. Yet, I did have time to do other things, boo me lah! T_T I am sure, that’s the very first thing need to be worked on this week! Aku bilang, “Lord, I feel miserable!!!!” “Kenapa semuanya serasa gak beres? Kenapa semua orang sepertinya menjengkelkan dan mengecewakan….? Aku perlu kerjain ini, perlu kerjain itu. Kenapa kok aku upset banget hanya karena hal ini??? Pengen istirahaaaaaaaaaaaaat” “Erlyn, Erlyn," the Lord answered, "you are worried and upset about many things, but only one thing is needed (right now), choose what is better –come to Me, spend time with Me-, and it will not be taken away from you.” *Luke 10:41-42* Jadi ingat, minggu kemarin, malam2…setelah lelah beraktifitas seharian… setelah aku curhat ke dede-ku dan bilang, “Riez, cici sedih-cape dan pengen pergi!!!” *oh yeah, aku sudah lelah berminggu-minggu… * Tidak lama, setelah Rieza meninggalkanku sendirian…as I cried, I opened my Bible, it was Psalm 62 : Find rest, O my soul, in God alone! Sebenarnya, it was pretty clear yeah from last week, that what I really needed was to find rest only in Him! Yet…I forced myself to attain my “super full activity” the whole last week… and let myself to be drained even more! And bang! >.<
Then today…I was extremely exhausted and miserable….and experienced things I read several days ago during my quite time:
We should desire to be in God's presence so much that we let nothing get in our way. And the more we get to know God, the more miserable we will be when we don't spend time with Him. We will feel like the psalmist when he says, "As the deer pants for streams of water, so my soul pants for you, O God." Yet, sometimes, we let the busyness of life get in the way of our pursuit of God. Instead of longing to spend time with Him, we give Him whatever time we have left over after we've taken care of our jobs, our families and our church responsibilities. God wants us to long to spend time with Him, to seek Him out. He wants nothing - not our families, our friends or our activities - to stand in the way of us growing closer to Him.
Yeah, I may still got a super full agenda this week, but first thing first!
Seek Ye first, for The Sovereign LORD is my strength; He makes my feet like the feet of a deer, He enables me to go on the heights. Habakkuk 3:19 - and -
REST in Him alone, as the deer pants for streams of water, so my soul pants for you, O God. My soul thirsts for God, for the living God. Psalm 42:1-2
Have a blessed week and be recharged!!!!! :D :D
Really thought that it was just a normal Monday blues.
*Pusing dan ngantuk sepanjang pagi…. Menguap2 tak berhenti, sampe pak sopir bertanya, ‘abis nonton bola, ce?’ …*
Pagi ini, bangun dengan berharap badanku sudah dalam keadaan PENUH dan siap beraktifitas.
Kenyataannya malah body-ku berteriak, “Lyn, don’t u realize that u even haven’t had me fully recharged for several days? How could u expect me to be in total stamina?”
* Oh yeah, I know! I know!!! Really sorry, my body! >.< * It shouted, "I AM OFFICIALLY EXHAUSTED!!!” Tau dari mana? Kepala pening yg tidak kunjung hilang, ngomong yg mulai ngaco dari sejak beberapa hari lalu dan mudahnya aku upset over small things..yg sedikit lagi disenggol, pasti akan nangis! *huhuhu, this exhaustion really affected my emotion too* Kalo ibarat batterei bb, dari mulai lampu kuning..udah jadi lampu merah.. SOS… bentar lagi mati sama sekali … (matinya berarti sakit though!) * yup, aku sudah disambut oleh tamu flu dan panas dalam pagi ini * Kalau menurut artikel yg aku baca, ------------------------------------------------------------------------- When we're exhausted, we have spent not only our strength, but also we've used up our energy reserves. Instead of making a small withdrawal, we have emptied the whole bank account. When we are exhausted, there is no more energy to take action or even think about what we want to do. We are fully worn out, used up, and all our energy has been consumed. It takes longer to regenerate our energy than it would have if we had taken a break when we were at the tired stage. Our body has employed a great amount of adrenaline to sustain us with our reserve energy. To regenerate now means that we will probably experience a cortisone drop, which is a state of feeling uninspired, sleepy, having difficulty waking up, and very low energy. Depending upon how far we have pushed ourselves, this state can last for days, weeks, and even months. When we are exhausted, we have gone to the extreme: we have used our energy to focus and work beyond our normal limits and we experience an equal and opposite reaction with an inability to focus and extreme mental, emotional, and physical tiredness. ------------------------------------------------------------------------ *hopefully, I haven’t gone that far >.<* Ignoring teriakan body’ku, I forced to plan this week’s agenda. And yeah ternyata, there are so many things need to be worked out, worked on, let go, given up, thought over, started over THIS WEEK! Kyaaaaaaaaaaaa… >.< And I was like… “Ok, ok! Kalem kalem… First thing first..Lyn!” Other part of me whispered ……. “Take care of me first, and I guarantee the rest will be fine..” *the place where only can be satisfied by Dating with Him.* I realized.. how I had let my super crazy busy days…drained me to the core…that I only gave Him my left over' time.. Yet, I did have time to do other things, boo me lah! T_T I am sure, that’s the very first thing need to be worked on this week! Aku bilang, “Lord, I feel miserable!!!!” “Kenapa semuanya serasa gak beres? Kenapa semua orang sepertinya menjengkelkan dan mengecewakan….? Aku perlu kerjain ini, perlu kerjain itu. Kenapa kok aku upset banget hanya karena hal ini??? Pengen istirahaaaaaaaaaaaaat” “Erlyn, Erlyn," the Lord answered, "you are worried and upset about many things, but only one thing is needed (right now), choose what is better –come to Me, spend time with Me-, and it will not be taken away from you.” *Luke 10:41-42* Jadi ingat, minggu kemarin, malam2…setelah lelah beraktifitas seharian… setelah aku curhat ke dede-ku dan bilang, “Riez, cici sedih-cape dan pengen pergi!!!” *oh yeah, aku sudah lelah berminggu-minggu… * Tidak lama, setelah Rieza meninggalkanku sendirian…as I cried, I opened my Bible, it was Psalm 62 : Find rest, O my soul, in God alone! Sebenarnya, it was pretty clear yeah from last week, that what I really needed was to find rest only in Him! Yet…I forced myself to attain my “super full activity” the whole last week… and let myself to be drained even more! And bang! >.<
Then today…I was extremely exhausted and miserable….and experienced things I read several days ago during my quite time:
We should desire to be in God's presence so much that we let nothing get in our way. And the more we get to know God, the more miserable we will be when we don't spend time with Him. We will feel like the psalmist when he says, "As the deer pants for streams of water, so my soul pants for you, O God." Yet, sometimes, we let the busyness of life get in the way of our pursuit of God. Instead of longing to spend time with Him, we give Him whatever time we have left over after we've taken care of our jobs, our families and our church responsibilities. God wants us to long to spend time with Him, to seek Him out. He wants nothing - not our families, our friends or our activities - to stand in the way of us growing closer to Him.
Yeah, I may still got a super full agenda this week, but first thing first!
Seek Ye first, for The Sovereign LORD is my strength; He makes my feet like the feet of a deer, He enables me to go on the heights. Habakkuk 3:19 - and -
REST in Him alone, as the deer pants for streams of water, so my soul pants for you, O God. My soul thirsts for God, for the living God. Psalm 42:1-2
Have a blessed week and be recharged!!!!! :D :D
stay healthy, with all I am!
Don't you realize that all of you together are the temple of God and that the Spirit of God lives in you? God will destroy anyone who destroys this temple. For God's temple is holy, and you are that temple.
1 Corinthians 3:16-17
Let's make it clean and healthy!!
Physical training......
(Fuel your machine with good carbs, protein, fat in the morning,
Have dairy daily,
Support ‘Go Green’ campaign, and even better Go Red, Go Orange, Go Purple –veggies- as many colors as possible *it works for fruits too*,
Lean on lean meat and go nuts with nuts,
Vibe your body with fiber,
Be aware of -sweets and oily- temptations,
Put on your running shoes, turn on the music, and move along with it,
Know when to stop –to eat- and –to exercise,too- ,
Take a quality rest.)
.....is good. 1 Timothy 4:8a
Above all, make it clean by purifying its heart and mind.
"Search me, O God, and know my heart; test me and know my anxious thoughts. Point out anything in me that offends you, and lead me along the path of everlasting life." Psalm 139:23-24
Healthy body, oh yeah, that’s one of the goals! But it should go along with the healthy heart and mind, the pure ones.
“The LORD doesn't see things the way you see them. People judge by outward appearance, but the LORD looks at the heart.” 1 Samuel 16:7b
Train yourself to be godly. Physical training is good, but training for godliness is much better, promising benefits in this life and in the life to come. 1 Timothy 4:8
So, make sure to have the most nutritious things on your healthy lifestyle:
Train yourself to pray.
*Never stop praying. 1 Thessalonians 5:17*
Meditate on His delicious Words daily.
*Oh, the joys of those who delight in the law of the LORD, meditating on it day and night. Psalm 1:1-2*
Lean on Him in everything.
*Trust in the LORD with all your heart; do not depend on your own understanding. Seek his will in all you do, and he will show you which path to take. Proverbs 3:5-6*
Vibe your voice to worship.
*I will praise You as long as I live. Psalm 63:4a*
Beware of temptations.
*Stay alert! Watch out for your great enemy, the devil. He prowls around like a roaring lion, looking for someone to devour. 1 Peter 5:8*
Put on your serving shoes, bring the love of God, and share it.
*So we are Christ's ambassadors; God is making his appeal through us. 2 Corinthians 5:20a*
Take time to be still, and stay in silence.
*Be still and know that I am God. Psalm 46:10*
Rest in Him.
*Find rest, O my soul, in Christ alone. Psalm 62:5*
Stay healthy!!!!! :D
For God bought you with a high price. So you must honor God with your body.
1 Corinthians 6:20
"Into Your Hand, I commit again, with all I am for You Lord...You're the reason that I live..with all I am"
-with all I am, 'Hillsongs'-
1 Corinthians 3:16-17
Let's make it clean and healthy!!
Physical training......
(Fuel your machine with good carbs, protein, fat in the morning,
Have dairy daily,
Support ‘Go Green’ campaign, and even better Go Red, Go Orange, Go Purple –veggies- as many colors as possible *it works for fruits too*,
Lean on lean meat and go nuts with nuts,
Vibe your body with fiber,
Be aware of -sweets and oily- temptations,
Put on your running shoes, turn on the music, and move along with it,
Know when to stop –to eat- and –to exercise,too- ,
Take a quality rest.)
.....is good. 1 Timothy 4:8a
Above all, make it clean by purifying its heart and mind.
"Search me, O God, and know my heart; test me and know my anxious thoughts. Point out anything in me that offends you, and lead me along the path of everlasting life." Psalm 139:23-24
Healthy body, oh yeah, that’s one of the goals! But it should go along with the healthy heart and mind, the pure ones.
“The LORD doesn't see things the way you see them. People judge by outward appearance, but the LORD looks at the heart.” 1 Samuel 16:7b
Train yourself to be godly. Physical training is good, but training for godliness is much better, promising benefits in this life and in the life to come. 1 Timothy 4:8
So, make sure to have the most nutritious things on your healthy lifestyle:
Train yourself to pray.
*Never stop praying. 1 Thessalonians 5:17*
Meditate on His delicious Words daily.
*Oh, the joys of those who delight in the law of the LORD, meditating on it day and night. Psalm 1:1-2*
Lean on Him in everything.
*Trust in the LORD with all your heart; do not depend on your own understanding. Seek his will in all you do, and he will show you which path to take. Proverbs 3:5-6*
Vibe your voice to worship.
*I will praise You as long as I live. Psalm 63:4a*
Beware of temptations.
*Stay alert! Watch out for your great enemy, the devil. He prowls around like a roaring lion, looking for someone to devour. 1 Peter 5:8*
Put on your serving shoes, bring the love of God, and share it.
*So we are Christ's ambassadors; God is making his appeal through us. 2 Corinthians 5:20a*
Take time to be still, and stay in silence.
*Be still and know that I am God. Psalm 46:10*
Rest in Him.
*Find rest, O my soul, in Christ alone. Psalm 62:5*
Stay healthy!!!!! :D
For God bought you with a high price. So you must honor God with your body.
1 Corinthians 6:20
"Into Your Hand, I commit again, with all I am for You Lord...You're the reason that I live..with all I am"
-with all I am, 'Hillsongs'-
mari mendengar :D
Siapa saja yang ingin melayani Tuhan haruslah mempunyai kebiasaan untuk mendengarkan apa yang dikatakan orang lain, dan juga bukan hanya asal mendengarkan saja, tetapi mendengarkan dengan penuh perhatian dan mengerti apa yang dikatakan.
Kita harus dapat membedakan tiga hal:
Kata-kata yang diucapkan lawan bicara.
Kata-kata yang dijaga lawan bicara supaya tidak diucapkan.
Kata-kata yang tidak dapat diucapkan lawan bicara yang terdapat jauh di dalam hatinya.
Pertama, untuk mengetahui apa sebenarnya yang dikatakan oleh orang itu, kita perlu memperhatikan terus sampai mengerti apa yang dikehendakinya. Ini berarti kita harus berdiam diri di hadapan Allah supaya pikiran kita tenang dan jiwa kita tenang, karena mendengar itu bukanlah merupakan soal yang mudah.
Kalau kita tidak didisiplin baik, maka kita akan bosan mendengar cerita-cerita yang dicurahkan ke telinga kita oleh orang-orang yang sedang membutuhkan kita dan jauh sebelum mereka berhenti berbicara kita sudah berhenti mendengarkan dan kemudian menarik kesimpulan yang kurang masak mengenai kesulitan mereka. Atau sudah sejak semula kita tidak begitu memperhatikan apa yang mereka katakan kepada kita, oleh karena kita begitu mementingkan apa yang hendak kita sampaikan kepada mereka.
Seringkali terjadi bahwa seorang pekerja yang baru saja merenungkan suatu pokok rohani, pikirannya begitu diliputi dengan hal itu sehingga kalau ada seorang saudara seiman yang dalam kesusahan datang mencari dia untuk meminta tolong, segera pekerja itu mengemukan apa yang tadi direnungkannya.
Kedua, kita harus dapat mengetahui hal apa saja yang disembunyikan, yang diusahakan supaya tidak disampaikan.
Kalau kita mau dengan tepat menafsirkan apa yang terdapat di balik apa yang dikatakan orang itu, maka hubungan kita dengan Tuhan haruslah erat sekali. Kalau orang dalam kesukaran itu membicarakan kesulitannya hanya secara dangkal saja, dan menutup mulut mengenai persoalannya yang penting, bagaimana kita dapat mengetahui keadaannya? Kita dapat mengetahuinya kalau persoalan kita sendiri sudah jernih dan beres di hadapan Tuhan.
Ketiga, kita harus dapat mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya yang sedang dikatakan oleh jiwanya, di balik kata-kata yang diucapkan dan kata-kata yang mungkin dijaga supaya tidak diucapkan oleh jiwanya. Apabila seorang Kristen yang dalam kesusahannya, membuka mulut dan bicara, jiwanya juga turut berbicara. Kenyataan bahwa dia bersedia untuk berbicara mengenai dirinya sendiri, memberi kesempatan kepada kita untuk menggugah jiwanya.
Kesanggupan kita untuk membedakan apa yang sedang dikatakan oleh jiwanya tergantung pada banyaknya pengalaman rohani kita sendiri. Kalau kita sudah memperoleh cukup pengertian melalui pengalaman hati kita di hadapan Allah, maka kita akan dapat membedakan kata-kata yang diucapkan oleh saudara seiman itu, kata-kata yang dijaga supaya tidak diucapkan dan kata-kata yang diucapkan jauh di dalam lubuk hatinya.
Kalau kita tidak dapat mendengar apa yang dikatakan orang itu, bagaimana dapat kita mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Allah?
Walaupun kita membaca Alkitab dengan rajin dan merupakan guru-guru besar Alkitab dan juga efektif dalam berbagai bidang pekerjaan, tetapi kalau tidak belajar mendengarkan, dan mendengarkan dengan penuh pengertian, kita masih juga tidak akan sanggup melayani saudara-saudara seiman yang sedang dalam kesukaran.
Bagaimana kita dapat memperoleh kesanggupan untuk mendengarkan orang serta mengerti apa yang mereka katakan?
1. Kita tidak boleh bersikap subjektif. Bagaimana mungkin seorang pekerja dapat memperhatikan apa yang diceritakan orang-orang lain mengenai kebutuhannya, kalau sebelum mereka membuka mulut, dia sudah yakin bahwa dia mengetahui kesukaran-kesukaran mereka dan sudah siap dengan obatnya?
Kita harus mengesampingkan prasangka-prasangka dan kesimpulan-kesimpulan kita dan supaya Tuhan sendiri yang memberi petunjuk supaya kita dapat memberikan diagnosa yang benar bagi setiap persoalan.
2. Kita tidak boleh menjadi bingung dan pelupa. Banyak orang-orang percaya yang tidak tahu apa-apa mengenai disiplin mental. Siang dan malam pikiran mereka bekerja dengan tidak putus-putusnya. Mereka tidak pernah memusatkan pikiran, tetapi hanya membiarkan khayalan mereka mengembara kesana kemari sampai pikiran mereka demikian penuh dengan berbagai hal sehingga pikiran mereka sudah tidak dapat menerima apa-apa lagi.
Penting sekali untuk kita belajar menenangkan pikiran kita, sehingga kita dapat mendengar dan menerima apa yang dikatakan kepada kita.
3. Kita harus belajar menyelami perasaan orang lain. SIMPATI!
Kalau kehidupan emosi kita belum dikendalikan Allah sehingga kalau ada orang yang bersukacita, kita tidak dapat menyambutnya dengan riang, dan apabila mereka mengemukan kesulitan-kesulitan mereka, kita tidak dapat ikut serta dalam kesusahannya itu. Tuntunan Allah daripada orang-orang yang melayani Dia berat sekali. Kita tidak mempunyai waktu luang untuk memikirkan diri sendiri saja. Kalau kita hanya memperhatikan kesenangan dan kesedihan kita, apa yang kita suka dan apa yang tidak, maka kita menjadi terlalu sibuk untuk dapat dengan leluasa memperhatikan keadaan orang-orang lain.
Kebutuhan yang fundamental daripada setiap orang yang ikut serta dalam pekerjaan Tuhan, ialah mengenal Salib, mengalaminya. Kalau tidak, maka kita akan diselubungi dengan diri kita sendiri serta dikendalikan oleh pikiran dan perasaan kita sendiri saja.
Itu tidak berarti bahwa kita membiarkan orang bicara terus berjam-jam, sedangkan kita hanya duduk diam dan mendengarkan, tetapi hal itu berarti bahwa kita memberikan mereka kesempatan yang cukup untuk menjelaskan apa yang terdapat dalam hati mereka.
Ada pendapat salah yang lazim terdapat di antara pekerja-pekerja Kristus. Mereka mengira bahwa kebutuhan yang utama adalah kepandaian berbicara. Jauh dari itu! Untuk menjadi pekerja yang efektif kita harus jelas mengenai keadaan rohani kita; kita harus dapat membedakan keadaan orang-orang yang datang mencari kita; supaya dapat mendengarkan persoalan yang mereka kemukan kita memerlukan pikiran yang terang dan ketenangan roh supaya kita dapat meraba dan merasakan keadaan mereka, hal-hal yang tidak dapat mereka lukiskan. Kita sendiri harus tetap mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, supaya dengan keadaan diri kita yang jernih dan beres kita dapat dengan jelas membedakan kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain dan atas dasar diagnosa yang jelas dapatlah kita menyediakan obat yang khusus diperlukan oleh tiap-tiap persoalan itu.
Selamat mendengarkan dengan perhatian :$
Diambil dari buku karangan Watchman Nee, PEKERJA KRISTUS, Mendengarkan dengan Perhatian.
Kita harus dapat membedakan tiga hal:
Kata-kata yang diucapkan lawan bicara.
Kata-kata yang dijaga lawan bicara supaya tidak diucapkan.
Kata-kata yang tidak dapat diucapkan lawan bicara yang terdapat jauh di dalam hatinya.
Pertama, untuk mengetahui apa sebenarnya yang dikatakan oleh orang itu, kita perlu memperhatikan terus sampai mengerti apa yang dikehendakinya. Ini berarti kita harus berdiam diri di hadapan Allah supaya pikiran kita tenang dan jiwa kita tenang, karena mendengar itu bukanlah merupakan soal yang mudah.
Kalau kita tidak didisiplin baik, maka kita akan bosan mendengar cerita-cerita yang dicurahkan ke telinga kita oleh orang-orang yang sedang membutuhkan kita dan jauh sebelum mereka berhenti berbicara kita sudah berhenti mendengarkan dan kemudian menarik kesimpulan yang kurang masak mengenai kesulitan mereka. Atau sudah sejak semula kita tidak begitu memperhatikan apa yang mereka katakan kepada kita, oleh karena kita begitu mementingkan apa yang hendak kita sampaikan kepada mereka.
Seringkali terjadi bahwa seorang pekerja yang baru saja merenungkan suatu pokok rohani, pikirannya begitu diliputi dengan hal itu sehingga kalau ada seorang saudara seiman yang dalam kesusahan datang mencari dia untuk meminta tolong, segera pekerja itu mengemukan apa yang tadi direnungkannya.
Kedua, kita harus dapat mengetahui hal apa saja yang disembunyikan, yang diusahakan supaya tidak disampaikan.
Kalau kita mau dengan tepat menafsirkan apa yang terdapat di balik apa yang dikatakan orang itu, maka hubungan kita dengan Tuhan haruslah erat sekali. Kalau orang dalam kesukaran itu membicarakan kesulitannya hanya secara dangkal saja, dan menutup mulut mengenai persoalannya yang penting, bagaimana kita dapat mengetahui keadaannya? Kita dapat mengetahuinya kalau persoalan kita sendiri sudah jernih dan beres di hadapan Tuhan.
Ketiga, kita harus dapat mengetahui dengan tepat apa yang sebenarnya yang sedang dikatakan oleh jiwanya, di balik kata-kata yang diucapkan dan kata-kata yang mungkin dijaga supaya tidak diucapkan oleh jiwanya. Apabila seorang Kristen yang dalam kesusahannya, membuka mulut dan bicara, jiwanya juga turut berbicara. Kenyataan bahwa dia bersedia untuk berbicara mengenai dirinya sendiri, memberi kesempatan kepada kita untuk menggugah jiwanya.
Kesanggupan kita untuk membedakan apa yang sedang dikatakan oleh jiwanya tergantung pada banyaknya pengalaman rohani kita sendiri. Kalau kita sudah memperoleh cukup pengertian melalui pengalaman hati kita di hadapan Allah, maka kita akan dapat membedakan kata-kata yang diucapkan oleh saudara seiman itu, kata-kata yang dijaga supaya tidak diucapkan dan kata-kata yang diucapkan jauh di dalam lubuk hatinya.
Kalau kita tidak dapat mendengar apa yang dikatakan orang itu, bagaimana dapat kita mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh Allah?
Walaupun kita membaca Alkitab dengan rajin dan merupakan guru-guru besar Alkitab dan juga efektif dalam berbagai bidang pekerjaan, tetapi kalau tidak belajar mendengarkan, dan mendengarkan dengan penuh pengertian, kita masih juga tidak akan sanggup melayani saudara-saudara seiman yang sedang dalam kesukaran.
Bagaimana kita dapat memperoleh kesanggupan untuk mendengarkan orang serta mengerti apa yang mereka katakan?
1. Kita tidak boleh bersikap subjektif. Bagaimana mungkin seorang pekerja dapat memperhatikan apa yang diceritakan orang-orang lain mengenai kebutuhannya, kalau sebelum mereka membuka mulut, dia sudah yakin bahwa dia mengetahui kesukaran-kesukaran mereka dan sudah siap dengan obatnya?
Kita harus mengesampingkan prasangka-prasangka dan kesimpulan-kesimpulan kita dan supaya Tuhan sendiri yang memberi petunjuk supaya kita dapat memberikan diagnosa yang benar bagi setiap persoalan.
2. Kita tidak boleh menjadi bingung dan pelupa. Banyak orang-orang percaya yang tidak tahu apa-apa mengenai disiplin mental. Siang dan malam pikiran mereka bekerja dengan tidak putus-putusnya. Mereka tidak pernah memusatkan pikiran, tetapi hanya membiarkan khayalan mereka mengembara kesana kemari sampai pikiran mereka demikian penuh dengan berbagai hal sehingga pikiran mereka sudah tidak dapat menerima apa-apa lagi.
Penting sekali untuk kita belajar menenangkan pikiran kita, sehingga kita dapat mendengar dan menerima apa yang dikatakan kepada kita.
3. Kita harus belajar menyelami perasaan orang lain. SIMPATI!
Kalau kehidupan emosi kita belum dikendalikan Allah sehingga kalau ada orang yang bersukacita, kita tidak dapat menyambutnya dengan riang, dan apabila mereka mengemukan kesulitan-kesulitan mereka, kita tidak dapat ikut serta dalam kesusahannya itu. Tuntunan Allah daripada orang-orang yang melayani Dia berat sekali. Kita tidak mempunyai waktu luang untuk memikirkan diri sendiri saja. Kalau kita hanya memperhatikan kesenangan dan kesedihan kita, apa yang kita suka dan apa yang tidak, maka kita menjadi terlalu sibuk untuk dapat dengan leluasa memperhatikan keadaan orang-orang lain.
Kebutuhan yang fundamental daripada setiap orang yang ikut serta dalam pekerjaan Tuhan, ialah mengenal Salib, mengalaminya. Kalau tidak, maka kita akan diselubungi dengan diri kita sendiri serta dikendalikan oleh pikiran dan perasaan kita sendiri saja.
Itu tidak berarti bahwa kita membiarkan orang bicara terus berjam-jam, sedangkan kita hanya duduk diam dan mendengarkan, tetapi hal itu berarti bahwa kita memberikan mereka kesempatan yang cukup untuk menjelaskan apa yang terdapat dalam hati mereka.
Ada pendapat salah yang lazim terdapat di antara pekerja-pekerja Kristus. Mereka mengira bahwa kebutuhan yang utama adalah kepandaian berbicara. Jauh dari itu! Untuk menjadi pekerja yang efektif kita harus jelas mengenai keadaan rohani kita; kita harus dapat membedakan keadaan orang-orang yang datang mencari kita; supaya dapat mendengarkan persoalan yang mereka kemukan kita memerlukan pikiran yang terang dan ketenangan roh supaya kita dapat meraba dan merasakan keadaan mereka, hal-hal yang tidak dapat mereka lukiskan. Kita sendiri harus tetap mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, supaya dengan keadaan diri kita yang jernih dan beres kita dapat dengan jelas membedakan kebutuhan-kebutuhan orang-orang lain dan atas dasar diagnosa yang jelas dapatlah kita menyediakan obat yang khusus diperlukan oleh tiap-tiap persoalan itu.
Selamat mendengarkan dengan perhatian :$
Diambil dari buku karangan Watchman Nee, PEKERJA KRISTUS, Mendengarkan dengan Perhatian.
Subscribe to:
Posts (Atom)